MUSIM pancaroba di Indonesia, merupakan musim peralihan antara musim hujan dan kemarau. Berubahan inilah yang sering membawa dampak besar terhadap kesehatan. Salah satu penyakit yang cenderung meningkat selama musim ini adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).
DBD disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Pada musim pancaroba, cuaca yang lembab disertai lingkungan yang kotor akan sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk tersebut, sehingga meningkatkan penyebaran penyakit ini.
Berdasarkan laporan dari WHO, kasus demam berdarah di Indonesia mengalami peningkatan tajam pada tahun 2024. Hingga 30 April, tercatat sebanyak 88.593 kasus dengan 621 kematian, angka ini hampir tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, 2023.
Sementara itu, data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sampai minggu ke-42 tahun 2024, jumlah kasus demam berdarah di seluruh Indonesia mencapai 203.921 yang tersebar di 482 kabupaten atau kota di 36 provinsi. Kasus kematian akibat penyakit ini tercatat sebanyak 1.210 jiwa, yang tersebar di 258 kabupaten/kota di 32 provinsi.
Daftar Wilayah yang Mengalami Peningkatan Kasus DBD
1. Kota Tangerang
Dilansir dari laporan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kasus DBD di Tangsel meningkat menjadi 703 kasus selama periode 1 Januari hingga 27 Oktober 2024.
Berdasarkan data yang ada, pada pekan ke-16 sebanyak 2.540 kasus DBD tercatat di wilayah ini sepanjang tahun 2024.
Meskipun demikian, angka kematian akibat DBD di Kota Tangerang tidak termasuk dalam lima besar tertinggi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun penyebaran kasus DBD disini cukup tinggi, tetapi tingkat kematian di wilayah tersebut relatif lebih rendah dibandingkan daerah lain.
2. Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, meningkatkan koordinasi dengan rumah sakit setempat untuk menghadapi potensi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, hingga pertengahan Maret 2024 tercatat 1.741 kasus DBD, dengan 8 kematian.
Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat juga membutuhkan respons cepat dan fasilitas kesehatan yang memadai.
3. Kabupaten Bandung Barat
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, hingga pertengahan Maret 2024, jumlah kasus DBD di wilayah ini mencapai 1.040 kasus dengan 9 kematian.
Angka tersebut mengalami hampir dua kali lipat peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat ada 447 kasus dan 2 kematian. Kasus DBD di Kabupaten Bandung Barat terus bertambah hingga total 402 kasus
4. Kota Depok
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Depok masih cukup tinggi, meskipun tidak setinggi Kabupaten Tangerang. Hingga minggu ke-15, tahun 2024, tercatat ada 1.252 kasus DBD di Depok.
Sementara itu, Pada bulan Maret 2024, ada 2 orang yang meninggal dunia akibat DBD di Kota Depok.
5. Kota Kendari (Sulawesi Tenggara)
Kota Kendari telah mencatat 1.195 kasus DBD hingga minggu ke-15 tahun 2024. Lonjakan ini merupakan bagian dari peningkatan kasus DBD yang terlihat di banyak wilayah di Indonesia.
Lalu, Di Kendari jumlah korban meninggal akibat DBD mencapai 16 orang. Peningkatan kasus ini terjadi seiring dengan musim pancaroba, yang menciptakan kondisi yang mendukung penyebaran virus.
6. Kota Bogor
Kota Bogor telah mencatatkan 939 kasus DBD hingga pekan ke-15 tahun 2024, terhitung sejak Januari hingga 18 April 2024. Dari jumlah tersebut, 11 orang di antaranya meninggal dunia.
Masih banyak lagi daerah yang Sudah terindikasi penyebaran kasus DBD. Namun, seperti yang kita ketahui, musim pancaroba yang sedang berlangsung membawa tantangan kesehatan yang patut diwaspadai terutama dalam hal meningkatnya kasus DBD.
Dilansir dari Antara News.com Ketua Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Mohammad Adib Khumaidi, mengungkapkan bahwa cuaca yang lembab selama musim ini mempercepat perkembangan nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi penyebab utama DBD.
Adib menyebutkan, musim pancaroba menjadi periode yang menguntungkan bagi nyamuk penyebar penyakit, sehingga potensi peningkatan kasus DBD menjadi sangat tinggi.
"Maka musim pancaroba ini menjadi musim yang sangat diinginkan oleh nyamuk dengue, sehingga potensi untuk peningkatan kasus DBD akan sangat tinggi. Dasar penyakit ini juga tidak terlepas dari iklim dan cuaca yang ada, sehingga sampai sekitar bulan Juni akan ada potensi kenaikan kasus DBD, sehingga masyarakat perlu berhati-hati," kata Adib di Jakarta, saat konferensi pers.
Langkah Pencegahan Kasus DBD
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan pencegahan terhadap DBD. Langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan meliputi:
- Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN): Masyarakat disarankan untuk melakukan kegiatan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) secara rutin untuk menghilangkan tempat-tempat genangan air.
- Menjaga Kebersihan Lingkungan: Memastikan lingkungan sekitar bersih dari sampah dan barang-barang yang dapat menampung air.
- Meningkatkan Kesadaran Pribadi: Masyarakat perlu menjaga kesehatan pribadi dengan mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, dan berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Sebenarnya, penyakit tidak akan datang jika kita tidak memberikan kondisi yang memicunya. Menjaga pola hidup bersih dan tidak malas dalam merawat diri serta lingkungan sekitar adalah langkah awal untuk melindungi diri dari berbagai penyakit. (Z-12)
Sumber: Kemenkes, WHO, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Dinas Kesehatan Kota Depok, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Dinas Kesehatan Kota Kendari (Sulawesi Tengah), Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Antara News.com