SIap-siap, Ada Hujan Meteor Taurid dan Leonid yang Hiasai Langit Pada November 2024, Catat Waktunya

2 weeks ago 5
SIap-siap, Ada Hujan Meteor Taurid dan Leonid yang Hiasai Langit Pada November 2024, Catat Waktunya ilustrasi(NASA/Pusat Penelitian Ames/ISAS/Shinsuke Abe dan Hajime Yano)

PADA November 2024 akan terjadi dua fenomena hujan meteor, yaitu hujan meteor Taurid dan meteor Leonid. Hujan meteor Taurid dapat disaksikan dari tanggal 4-5 November dan meteor Leonid akan terjadi pada tanggal 17-18 November mendatang.

Melansir dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hujan meteor terjadi ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Objek tersebut dapat berasal dari sisa komet atau asteroid yang yang juga mengorbit Matahari. 

Peristiwa hujan meteor ini bukan pertama kali terjadi, hampir setiap tahun selalu ada kejadian serupa. Di bulan November ini, akan terdapat dua hujan meteor yang akan menghiasi langit, yaitu meteor Taurid dan meteor Leonid. 

Hujan Meteor Leonid 

Melansir dari earth sky, Komet Tempel-Tuttle yang periodik, yang secara resmi dikenal sebagai 55P/Temple-Tuttle merupakan induk dari hujan meteor Leonid. William Tempel dari Observatorium Marseilles di Prancis menemukan komet ini pada malam hari tanggal 19 Desember 1865. Ia menemukan komet tersebut di langit utara.

Berita tentang penemuan komet tersebut tersebar ke seluruh Eropa, tetapi belum menyebar ke Amerika Serikat. Horace Tuttle dari Observatorium Harvard College menemukan komet tersebut 17 hari kemudian, pada malam hari tanggal 5 Januari 1866. Karena ini merupakan penemuan yang independen, nama Tuttle ditambahkan ke komet tersebut.

Berdasarkan pengukuran selama kunjungan komet tersebut, para ilmuwan menghitung orbitnya selama 33,17 tahun. Para astronom segera menyadari bahwa badai dan hujan meteor yang terjadi pada pertengahan November setiap tahun adalah akibat dari komet ini.

Meteor dalam hujan meteor tahunan mendapatkan namanya dari titik di langit berbintang tempat mereka tampak memancar. Nama hujan meteor Leonid berasal dari konstelasi Leo si Singa, karena meteor ini memancar keluar dari sekitar bintang yang melambangkan Surai Singa.

Hujan meteor Leonid terkenal karena menghasilkan badai meteor. Komet induknya, Tempel-Tuttle , menyelesaikan satu orbit mengelilingi matahari sekitar sekali setiap 33 tahun. Komet ini melepaskan material baru setiap kali mendekati matahari. 

Leonid adalah meteor yang terang dan juga berwarna-warni. Leonid bergerak dengan kecepatan 44 mil (71 kilometer) per detik, dan dianggap sebagai salah satu meteor tercepat.

Pada tahun 2024, perhatikan meteor Leonid setelah tengah malam hingga fajar pada tanggal 18 November. Titik radian muncul sekitar tengah malam dan paling tinggi di langit saat fajar. Bulan cembung yang memudar akan mengganggu meteor Leonid tahun ini.

Hujan Meteor Taurid 

Untuk meteor Taurid terbagi atas dua bagian, yaitu Taurid Selatan dan Taurid Utara. Meteor ini berasal dari komet yang dikenal sebagai Komet Encke. Secara resmi dikenal sebagai 2P/Encke , komet ini ditemukan empat kali sebelum mendapatkan namanya.

Pemburu komet Prancis Pierre Mechian menemukannya pada 17 Januari 1786. Ia mengamati komet tersebut hanya selama tiga hari dan tidak menghitung orbitnya. Berikutnya adalah Caroline Herschel dari Inggris, yang menemukannya pada 7 November 1795, 10 tahun kemudian. Ia melacaknya selama 23 hari tetapi tidak menghitung orbitnya secara akurat. 

Sepuluh tahun kemudian, orang Prancis Jean-Louis Pons, pemburu komet visual terhebat sepanjang masa, menemukannya pada 20 Oktober 1805. Dalam beberapa jam setelah penemuan Pons, Hofrath Huth dari Jerman dan Bovard di Paris juga menemukannya. Kali ini mereka mengikutinya selama 32 hari.

Johann Franz Encke muncul. Dengan menggunakan posisi ini, ia menghitung orbit komet ini dan meramalkan bahwa ia akan kembali. Encke menghitung orbit komet ini, dan menggunakan beberapa teknik komputasi baru, menghasilkan solusi orbital yang menunjukkan bahwa komet hanya membutuhkan waktu 3,3 tahun untuk mengelilingi matahari sekali. 

Setelah enam minggu bekerja, ia juga dapat menghubungkan komet ini dengan komet tahun 1786, 1795, dan 1805. Ia kemudian dengan tepat meramalkan bahwa komet itu akan kembali pada tahun 1822. Berdasarkan hasil perhitungannya yang tepat, komet tersebut diberi nama Encke .

Komet Encke memiliki periode orbit terpendek dari semua komet besar di tata surya kita. Pada jarak terdekatnya, komet ini berada sedekat planet Merkurius, planet terdekat dengan matahari. Orbitnya stabil, dan komet ini mungkin telah berada di orbit yang sama selama ribuan tahun.

Meteor Taurid cenderung lebih besar dari biasanya, yang berarti meteor tersebut terang, banyak yang berbentuk bola api. Meteor tersebut juga menembus lebih dalam ke atmosfer Bumi dibandingkan banyak meteor hujan lainnya. Misalnya, Orionid biasanya terbakar pada ketinggian 58 mil, sedangkan Taurid mencapai ketinggian 42 mil. 

Karena ukurannya besar dan memiliki energi yang cukup besar, mereka menghasilkan cahaya yang cukup banyak saat menghantam permukaan Bulan. Hal ini membuat dampak bulan Taurid mudah dilihat dengan teleskop berbasis Bumi. (P-5)

Read Entire Article
Global Food