PETERNAK sekaligus pengepul susu Bayu Aji Handayanto mengatakan bahwa kualitas susu peternak sudah berada diatas Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Kualitas (susu) yang kami kirim sudah diatas SNI, cuma kalau dibandingkan impor data dari industri pengolahan susu kami masih dibawahnya," ucap Bayu saat ditemui di Kantor Kementan, Senin (11/11).
Oleh karena itu, Bayu menyatakan bahwa kualitas peternak sapi dalam negeri masih memerlukan pembinaan ekstra dari industri pengolahan susu. Di sisi lain, ia juga mengatakan bahwa masyarakat Indonesia menghitung rata-rata susu berdasarkan total solid yang mana total solid SNI untuk susu sapi adalah 11,5.
"Kami para peternak di desa-desa rata-rata mengirim ke industri pengolahan susu itu di 12,5, 12,7, 12,8. Tapi kalau di compare dengan impor, susu impor itu kualitasnya sudah diatas 13. Jadi itulah yang mendasari (penolakan) walaupun kualitas kami sudah diatas SNI," ungkapnya.
Bayu menegaskan bahwa penolakan dari industri pengolahan susu terhadap susu dari peternak susu sapi sudah berlangsung sejak tahun lalu walaupun di awal tahun ini sempat mereda. Akan tetapi, ia juga menuturkan bahwa sejak kemarin, pasokan peternak susu sapi dari dalam negeri sudah mulai lancar.
"Penolakan sebetulnya sudah sejak Oktober 2023, (sempat) mereda di Januari dan berlanjut lagi akhir September kemarin dan (hari ini) masalah sudah selesai. Kemarin sore pasokan kami mulai lancar ke industri," pungkasnya. (Fal)
Peternak Ungkap Standar Kualitas Susunya sudah Diatas SNI
Peternak sekaligus pengepul susu Bayu Aji Handayanto mengatakan bahwa kualitas susu peternak sudah berada diatas Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Kualitas (susu) yang kami kirim sudah diatas SNI, cuma kalau dibandingkan impor data dari industri pengolahan susu kami masih dibawahnya," ucap Bayu saat ditemui di Kantor Kementan, Senin (11/11).
Oleh karena itu, Bayu menyatakan bahwa kualitas peternak sapi dalam negeri masih memerlukan pembinaan ekstra dari industri pengolahan susu. Di sisi lain, ia juga mengatakan bahwa masyarakat Indonesia menghitung rata-rata susu berdasarkan total solid yang mana total solid SNI untuk susu sapi adalah 11,5.
"Kami para peternak di desa-desa rata-rata mengirim ke industri pengolahan susu itu di 12,5, 12,7, 12,8. Tapi kalau di compare dengan impor, susu impor itu kualitasnya sudah diatas 13. Jadi itulah yang mendasari (penolakan) walaupun kualitas kami sudah diatas SNI," ungkapnya.
Bayu menegaskan bahwa penolakan dari industri pengolahan susu terhadap susu dari peternak susu sapi sudah berlangsung sejak tahun lalu walaupun di awal tahun ini sempat mereda. Akan tetapi, ia juga menuturkan bahwa sejak kemarin, pasokan peternak susu sapi dari dalam negeri sudah mulai lancar.
"Penolakan sebetulnya sudah sejak Oktober 2023, (sempat) mereda di Januari dan berlanjut lagi akhir September kemarin dan (hari ini) masalah sudah selesai. Kemarin sore pasokan kami mulai lancar ke industri," pungkasnya. (Z-9)