DPR: Prajurit TNI yang Serang Warga Deli Serdang Harus Dihukum Berat

6 days ago 2
 Prajurit TNI yang Serang Warga Deli Serdang Harus Dihukum Berat ANGGOTA Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin.(Dok. MI/Susanto)

ANGGOTA Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin mengecam penyerangan puluhan oknum prajurit TNI ke sebuah desa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Hasanuddin meminta pelaku dihukum berat karena telah menyebabkan korban jiwa. Ia meminta baik pelaku penyerangan hingga komandannya dihukum.

“Kami mengecam penyerangan yang dilakukan puluhan oknum prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan-2/Kilap Sumagan Kostrad kepada warga di Deli Serdang. Ini sudah masuk kategori kasus pembunuhan,” kata TB Hasanuddin, Senin (11/11).

Tak hanya menewaskan satu orang, sejumlah warga mengalami luka serius di antaranya kepala bocor, punggung memar, dan tangan bengkak akibat aksi anarkis para oknum TNI itu. Hasanuddin menyebut tindakan para personel TNI tersebut sangat bertolak belakang dengan sumpah prajurit dan sapta marga.

“Insiden seperti ini sangat memalukan dan mencoreng citra TNI yang seharusnya menjadi pelindung rakyat,” tegas Mayjen (Purn) TNI tersebut.

“Tentunya kami menyampaikan keprihatinan mendalam untuk warga Desa Selamat dan turut berduka atas korban meninggal dan luka-luka yang disebabkan oleh penyerangan oknum-oknum TNI,” tambahnya.

Pria yang akrab disapa dengan panggilan Kang TB ini pun meminta Panglima Kodam I/Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan untuk menindak tegas para pelaku penyerangan. Letjen M Hasan sendiri telah mendatangi Desa Selamat dan meminta maaf kepada warga atas perilaku tidak terpuji personel Yon Armed-2/KS Medan.

“Permintaan maaf saja tidak cukup! Panglima Kodam harus mengambil tindakan keras kepada prajurit yang terlibat dalam serangan kepada warga,” ucapnya.

Kodam I/BB telah mengonfirmasi bahwa ada sekitar 33 prajurit TNI yang terlibat dalam insiden ini. Mereka sudah diperiksa di Pomdam I Bukit Barisan untuk mengetahui peran masing-masing dalam penyerangan itu.

Kang TB meminta Pomdam I Bukit Barisan mendalami motif penyerangan karena belum ada kejelasan terkait hal ini. Ia juga mendorong pihak TNI menyelidiki keterlibatan prajurit lainnya.

"Kalau perlu beri hukuman keras kepada para Komandan Pleton, Komandan Kompi, dan Komandan Batalyon karena telah melakukan pembiaran terhadap kekerasan yang dilakukan prajuritnya,” ungkapnya.

Sebelumnya, penyerangan yang diduga dilakukan oleh oknum TNI Angkatan Darat dari Batalyon Artileri Medan Armed 2105 Kilap Sumagan di Desa Selamat, Kecamatan Sibirubiru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari, 8 November 2023. Akibat insiden tersebut, satu orang warga tewas dan enam lainnya mengalami luka-luka.

Korban tewas sendiri diketahui bersama Raden Barus dengan sejumlah luka bekas penganiayaan. Sebelum sampai ke markas Batalyon Armed, sejumlah truck TNI menghalau ratusan masyarakat yang membawa jenazah di dalam mobil ambulans.

Selanjutnya ratusan warga itu pun berorasi untuk meminta pertanggungjawaban atas tewasnya korban karena dianaaya oleh sejumlah oknum TNI yang diduga bertugas di markas Armed.

Salah satu warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Herna menyebut, selain korban tewas, terdapat enam orang warga lainnya yang menjadi korban penganiayaan yang juga diduga dilakukan oleh sejumlah oknum TNI dan mengalami luka-luka dan sebagian korban kini masih dirawat di Rumah Sakit.

"Di bunuh tentara ini masyarakat kami, semuanya 7 orang, 1 yang meninggal dan 6 yang luka-luka. Tentara yang datang banyak, asal siapa yang buka pintu langsung diserang. Kami tak tau masalahnya apa, gak ada kami bermusuhan sama Armed ini, "kata Herna, Sabtu (9/11/2024).

"Kesini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh," ujar Herna.

Sementara itu, Rofikar Sanjaya Tarigan salah seorang warga lainnya yang menjadi korban penganiayaan mengatakan, peristiwa penganiayaan tersebut itu terjadi pada Jumat (7/11/2024) sekira pukul 23.00 WIB, tiba - tiba segerombolan orang berambut cepak yang diduga oknum TNI mendatangi warga Desa Selamat dengan membawa senjata tajam melakukan penganiayaan terhadap warga.

Sejumlah warga lainnya yang saat itu mengetahui adanya keributan di kampungnya mencoba untuk keluar rumah, namun malah diserang dan dianiaya oleh segerombolan orang tersebut.

"Saya keluar dari rumah untuk beli rokok dan begitu saya ada keramaian masuk kampung langsung saya lari ke rumah nenek. Didobrak orang itu rumah dan mereka bertanya mana adik saya yang bernama andre ginting gitu, setelah itu saya bukan karena takut rusak dan saya keluar habis itu saya dipukuli udah gitu saja juga dibawa ke asrama Armed, "kata Rofikar.

Kapendam I/BB Kolonel Dody Yudha mengatakan ada 33 personel TNI yang terlibat aksi penyerangan itu pun kini tengah diperiksa. Pemeriksaan terhadap 33 anggota TNI itu dilakukan oleh Pomdam. (Z-9)

Read Entire Article
Global Food