MASALAH stunting masih menjadi perhatian masyarakat secara global. Diperkirakan hampir 149,2 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia mengalami stunting yang dapat menimbulkan akibat jangka panjang yang signifikan, antara lain keterlambatan perkembangan, penurunan kemampuan kognitif dan mental, kerentanan terhadap penyakit, dan rendahnya produktivitas.
Angka stunting di Indonesia menduduki peringkat kelima dunia dan gangguan pertumbuhan dapat terjadi akibat asupan nutrisi yang tidak sesuai.
Ketua Tim pengabdi Universitas Indonesia 2024, Dr. Ns. Wiwit Kurniawati mengatakan dalam upaya memberikan solusi agar permasalahan kesehatan terkait stunting bisa dicegah, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melalui kegiatan promosi kesehatan prakonsepsi dan kampanye sosial pencegahan stunting. Pelayanan kesehatan prakonsepsi dapat mengatasi masalah kesehatan sebelum hamil serta menciptakan kehamilanyang sehat.
“Remaja merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai perawatan prakonsepsi dan mencegah terjadinya masalah stunting. Program pemberdayaan remaja sebagai champion dapat dijadikan salah satu upaya dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan pemahaman remaja mengenai perawatan prakonsepsi,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (2/10).
Peningkatan peran dan fungsi remaja, perlu mendapatkan dukungan dalam mewujudkan program berkesinambungan untuk memberikan informasi pada teman sebaya khususnya untuk para remaja yang memasuki masa prakonsepsi dengan cara pemberdayaan remaja melalui program promosi kesehatan prakonsepsi dan kampanye sosial pencegahan stunting.
Tim Pengabdi Hibah Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia bekerja sama dengan SMA Negeri 69 Kepulauan Seribu menggelar acara promosi kesehatan dengan tema Promosi Kesehatan Prakonsepsi dan Kampanye Sosial Pencegahan Stunting pada Remaja di Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta.
“Kegiatan ini dilaksanakan sebagai kontribusi nyata bagi masyarakat sesuai dengan adanya kebutuhan kegiatan promosi kesehatan khususnya dalam program promosi kesehatan prakonsepsi dan kampanye sosial pencegahan stunting pada remaja,” ujar Wiwit.
Sasaran secara umum dalam kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja dalam memberikan edukasi kepada teman sebaya agar mengetahui mengenai perawatan prakonsepsi dan melakukan kampanye pencegahan stunting melalui persiapan prakonsepsi sehinggadapat meminimalkan serta mencegah terjadinya stunting.
Tujuan penyelenggaraan promosi kesehatan prakonsepsi ini adalah memberikan edukasi dalam mengoptimalkan perawatan prakonsepsi pada remaja. Kepala sekolah SMA Negeri 69 Sugeng Wibowo menyambut kegiatan dengan positif dan berharap kegiatan edukasi ini bisa berlanjut sehingga meningkatkan pengetahuan dan minat siswa dalam mengedukasi teman-temannya.
Promosi Kesehatan dan kampanye sosial ini mencakup edukasi terkait perawatan prakonsepsi melalui media video dengan materi kesehatan organ reproduksi wanita, penyakit menular seksual dan rekomendasi nutrisi pada masa prakonsepsi serta kampanye dalam upaya pencegahan stunting.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini juga dilakukan sesi brainstorming dengan metode FGD sebelum siswa mendapatkan materi edukasi. FGD dibagi dalam dua kelompok yang terdiri dari 10 orang tiap kelompok.
Pretest dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terkait materi yang akan disampaikan. Diskusi interaktif dan post test diikuti oleh para siswa. Selama kegiatan berlangsung, para siswa sangat antusias dalam menerima materi edukasi dan diskusi interaktif. Hasil peningkatan nilai post test dan progres tertinggi sebesar 60% menunjukan antusias siswa dalam menyimak materi.
Harapannya, dengan adanya program promosi kesehatan prakonsepsi dan kampanye sosial pencegahan stunting ini, maka siswa akan lebih giat dan terampil dalam memberikan edukasi perawatan prakonsepsi dan pencegahan stunting terhadap teman sebaya. Para siswa diajak untuk mempromosikan mengenai perawatan prakonsepsi dan kampanye pencegahan stunting dengan membuat video menggunakan media sosial masing-masing untuk mempromosikan materi edukasi.
Sebanyak 20 siswa hadir mulai dari awal acara sampai dengan selesai dan perwakilan siswa menyampaikan kesan dan pesan terkait acara dan merespon positif kegiatan ini serta berkomitmen untuk memberikan informasi dan edukasi pada teman-teman. (H-2)