JAKARTA kini sedang menentukan fokus tujuan untuk menjadi kota global. Salah satu arah pengembangannya ialah menjadi pusat perekonomian kawasan di Asia Tenggara dengan pendapatan per kapita mencapai 86.000 dollar AS.
Untuk itu, arah pengembangan dan target Jakarta menuju Kota Global ini harus diikuti dengan sejumlah langkah strategis, salah satunya penguatan data statistik.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Musni Hardi K. Atmaja menjelaskan perkembangan perekonomian Jakarta sesuai target untuk mencapai kota global hanya dapat dicapai salah satunya melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah dengan dukungan data yang kuat.
“Kemajuan suatu kota bisa diukur oleh ketersediaan data statistik secara reliable, lengkap, akurat, dan tepat waktu. Bagaimanapun, data statistik merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan merata,” ujarnya pada acara Jakarta Economic & Literature Week yang diselenggarakan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta di Hotel Kempinski pada Jum’at (15/11).
Pada talkshow bertajuk ‘Sinergi Membangun Jakarta Melalui Penguatan Data Statistik Daerah’, Musni menilai bahwa sebagai kota global, Jakarta dituntut untuk terus beradaptasi dalam inovasi kebijakan berbasis data. Dikatakan bahwa data yang akurat memungkinkan permusuhan kebijakan yang lebih proaktif dan dapat merespons tangan ke depan dengan baik.
“Sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai tugas antara lain merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan makro prudensial. Untuk dapat menyusun kebijakan yang kredibel, tentunya Bank Indonesia juga perlu didukung oleh data dan informasi yang CRUD (Comprehensive, Reliable, Akurat, dan Timely),” katanya.
Selain itu, sinergi dan kolaborasi lintas sektor juga dibutuhkan untuk membangun ekosistem data yang terintegrasi dan saling melengkapi. Menurutnya, pemerintah daerah, instansi pusat, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat masing-masing memiliki peran namun saling mendukung dalam menghasilkan data yang valid dan bermanfaat.
“Tanpa adanya sinergi, data tidak akan mampu menyajikan gambaran utuh dan memberikan dampak yang nyata. Dalam upaya mendorong stabilitas harga dan percepatan ekonomi keuangan digital, kualitas dan integritas data statistik daerah memegang peranan yang sangat krusial,” jelasnya.
Lebih lanjut, Musni menegaskan bahwa data yang akurat, mutakhir, dan dapat dipercaya, menjadi landasan utama bagi pengambilan kebijakan yang efektif dan tepat untuk membangun sebuah kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi sehat dan mampu bersaing secara global.
“Tersedianya data statistik daerah yang akurat akan membantu dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks, khususnya dalam konteks stabilisasi harga dalam pokok dan peningkatan inklusi keuangan digital,” tuturnya.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, Nurul Hasanudin mengungkapkan bahwa data statistik memainkan peran krusial dalam arah pembangunan daerah. Namun, menciptakan standar perhitungan data yang sinergis untuk memiliki satu basis data (big data) masih menjadi tantangan terbesar.
“Data statistik ini akan menjadi dasar untuk pembangunan, kalau data tidak berkualitas maka arah pembangunan juga akan tidak tepat. Metode standar perhitungan data yang berkualitas agar tepat pada pembuatan kebijakan ini juga tergantung pada kualitas petugas, surveyor, numerator. Jadi, ini sangat berhubungan jika pembinaan dan pelatihan pada petugas maka akan berdampak pada kualitas data,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perencanaan Strategis dan Pendanaan Pembangunan Bappeda Provinsi DKI Jakarta, Rama Magrahana mengatakan basis data yang menjadi kekuatan kota-kota maju di dunia, dapat diperkuat melalui pembangunan ekosistem research and development (R&D).
“Visi Jakarta menuju kota global sudah dituangkan ke dalam 8 misi, yang salah satunya mengutamakan proses R&D dan inovasi dalam pembangunan, khususnya di wilayah berpotensi ekonomi seperti Kepulauan Seribu,” tandasnya. (P-5)