Adaptif Merespons Perubahan

2 hours ago 1
Adaptif Merespons Perubahan Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Gunadi.(Dok. IMGS 2024)

SEKITAR 2018, sebuah tawaran untuk bergabung di perusahaan teknologi penyedia layanan kebutuhan sehari-hari, Grab, datang pada perempuan bernama Neneng Goenadi. Ia sempat meragukan kemampuannya untuk memimpin perusahaan tersebut. Namun, setelah diyakinkan bakal mampu memberikan impak, Neneng pun menerima pinangan Grab Indonesia pada 2019 sebagai country managing director.

Sebelum dengan Grab, Neneng menjabat sebagai country managing director di Accenture, perusahaan konsultan multinasional. Ia berkarier cukup lama di perusahaan tersebut, sekitar 15 tahun.

“Saya masuk pada Februari 2019. Baru setahun (memimpin), kemudian pandemi. Itu benar-benar tantangan yang tidak pernah saya bayangkan. Tentu berat sekali dan stres. Hal yang paling membuat saya stres adalah begitu banyak mitra pengemudi, mitra merchant, yang tiba-tiba bingung tidak memiliki pekerjaan,” ujar Neneng Goenadi saat berbincang dalam salah satu sesi pada Indonesia Millennial & Gen-Z Summit (IMGS), Oktober lalu.

Neneng percaya bahwa dalam setiap tantangan pasti ada sesuatu yang bisa diinovasikan. Ketika kondisi pandemi datang dan banyak mitra tetiba tak memiliki pekerjaan, Neneng bersama Grab Indonesia berinovasi merilis layanan Grab Mart. Karena itu, para mitra pengemudi, yang semasa covid-19 terbatas hanya bisa mengantar makanan, mendapat pekerjaan baru dengan mengantar barang-barang belanjaan sebagai pengganti mengantar orang.

“Itulah inovasi yang kami lakukan pada masa itu. Senangnya, tim saya itu terdiri atas milenial dan zilenial. Mereka bisa satu padu. Sama-sama memikirkan inovasi. Saya tidak mungkin bisa sendiri,” kata Neneng.

Belajar dari situasi pandemi, Neneng menilai setiap tantangan pasti memiliki peluang, asalkan mau membuka pikiran dan tangkas beradaptasi di berbagai situasi. Sebagai pemimpin, Neneng terbuka dengan beragam ide yang dikemukakan para stafnya. Jika menemukan masalah, Neneng memacu dirinya untuk berpikir dari sudut pandang lain. Menurutnya, sebuah masalah dapat mengasah bagaimana dirinya bisa menghadirkan solusi.

Ia pun menekankan bahwa pandemi menjadi salah satu momen paling buruk yang membuatnya harus lekas beradaptasi dan memberi yang terbaik. Bukan hanya Neneng, banyak karyawan dari perusahaan yang dirumahkan ketika masa pandemi. Kuncinya jangan bersedih lama-lama lantas menyalahkan situasi karena semua orang pun tak memiliki persiapan.

"Agile dan adaptif, itu nilai penting untuk diingat dan dimiliki. Mereka yang dirumahkan, ada yang bisa adaptif dengan membuat makanan di rumah, mengubah model bisnisnya ke layanan daring, sehingga bisa bertahan dan sukses. Saya yakin kita bisa beradaptasi dengan baik. Kalau sudah bisa melewati situasi paling buruk, itu harus bisa dipraktikkan dan digunakan hari ini, sekarang,” ungkapnya.

Teknologi

Selain inovasi yang dilakukan ke mitra pengemudi, Grab juga meluncurkan program yang diinisiasi sejak pandemi ke para mitra merchant. Salah satu yang masih berjalan hingga tahun ini ialah penyaluran pinjaman modal usaha bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Terhitung sejak 2020-2024 Grab sudah menyalurkan dana sebesar Rp1 triliun. Dari total dana tersebut, ucap Neneng, sudah disalurkan ke lebih dari 25 ribu UMKM. Program pinjaman modal usaha itu juga dibarengi dengan program edukasi dan literasi agar para pelaku usaha melek bisnis secara digital.

Bagi Neneng, para pelaku usaha juga perlu adaptif terhadap perkembangan teknologi digital. "Technology is your best friend. Nothing is impossible with technology," imbuhnya.

Di luar program dan fitur yang dikhususkan bagi para mitra, Grab juga memiliki program apresiasi dana abadi Grab. Program itu ditujukan untuk memberikan penghargaan bagi individu yang berjasa di berbagai sektor antara lain transportasi dan pengantaran serta pelaku UMKM. Salah satu yang ada di program tersebut ialah memberikan bantuan beasiswa, GrabScholar. Beasiswa yang ditujukan bagi anak-anak sekolah dari SD hingga sarjana.

"Pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Ini yang melandasi kami konsisten menggelar program GrabScholar yang telah berjalan selama tiga tahun berturut-turut. Sejak pertama diluncurkan, kami menerima lebih dari 35 ribu aplikasi dari pelajar di seluruh Indonesia. Jumlah ini menunjukkan antusiasme dan kegigihan generasi muda Indonesia dalam menuntut ilmu lewat pendidikan formal. Kami berharap program ini dapat membantu untuk akses pendidikan yang merata,” terang Neneng. (M-2)

Read Entire Article
Global Food