TELAH hadir sejak 1976, Shima Japanese Restaurant yang ada di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta, sudah lama menjadi pilihan banyak pejabat hingga keluarga kelas atas untuk menyantap hidangan ala Jepang. Hingga kini, kualitas yang disajikan Shima tidak tergoyahkan.
Menikmati teppanyaki, bukan hanya soal cita rasa di lidah, melainkan juga karena kemampuan atraksi dari chef-nya. Cara ia memasak, mulai dari memainkan spatula hingga atraksi menggunakan bahan makanan dan sulutan api, menghadirkan hiburan di hadapan pengunjungnya.
Media Indonesia menjajal set menu teppanyaki Shima, Rabu (30/10). Set menu ini terdiri dari lobster mutiara, ikan kod (bakalau), dan daging bagian sirloin dan tenderloin Australia. Set ini juga dilengkapi dengan tempura udang, salad mesclun, sup miso, nasi goreng, dan penutup banana flambe dengan es krim vanila.
Untuk meramu ragam boga bahari dan daging, Head of Chef Shima Japanese Restaurant Aryaduta Menteng, Happy Arizona Haryono, hanya menggunakan bumbu simpel seperti garam, lada, mentega, dan saus kedelai (soya sauce) sehingga cita rasa dari bahan makanan yang segar tetap menonjol. Menarik juga, chef Happy menghidangkan bagian lemak dari daging secara terpisah dan mengolahnya menjadi lebih garing. Bawang putih krispi yang dibuat sendiri oleh Shima, juga menambah kenikmatan. Sausnya yang memiliki karakteristik ringan menjadi kondimen yang pas.
“Saya memang tidak mau (saus) terlalu strong. Agak lebih soft dan light, sehingga ketika nanti dimakan bersama protein, atau yang lainnya, itu tidak merusak cita rasanya. Karena kalau yang terlalu strong itu bisa merusak appetite,” kata Happy kepada Media Indonesia, Rabu (30/10).
Sentuhan modern
Beralih ke set bento, Shima menyajikan enam hidangan dalam satu set bento. Di antaranya terdapat isian unadon (nasi dengan lauk belut panggang), yakiniku, agedashi tofu/dofu (tahu panas Jepang), sashimi, dan tempura. Untuk set bento, Shima masih mengusung konsep autentik klasik Jepang.
Unadon, yang menggunakan beras Jepang yang teksturnya lebih lengket, dipadukan dengan belut panggang, memiliki cita rasa yang lebih dominan manis. “Pada dasarnya, saus yang ada di unadon itu sama seperti saus teriyaki. Namun, metode pembuatannya, kami menggunakan tulang belut. Jadi ada flavor unagi-nya. Ditambah dengan mirin, sake, gula, soya sauce, lalu kami reduction sama tulang belutnya sendiri,” kata chef Happy.
Egg tofu Shima juga patut diacungi jempol. Ditumis bersama aneka sayuran dan konyaku, tekstur tofu itu lembut tapi padat. Tofu telur itu disebut dibuat sendiri di Shima. “Dari stock dashi (kaldu) ikan cakalang. Lalu dicampur dengan soya sauce, mirin, dan telur. Secara sederhananya itu hampir sama sama chawanmushi (campuran telur ayam dan dashi yang dikukus dalam mangkuk). Bedanya, telurnya lebih banyak dibandingkan chawanmushi. Kalau chawanmushi itu airnya satu, telurnya setengah. Kalau egg tofu itu airnya setengah, telurnya yang satu,” jelas Happy.
Meski tetap mengedepankan autentisitas klasik ala Jepang, Shima yang juga ingin memperluas pasar, memberikan pembaruan dengan sentuhan modern lewat kudapan sushi roll-nya. Media Indonesia menjajal dragon sushi yang terdiri dari sekitar delapan potong sushi.
Jika sushi autentik Jepang umumnya menampilkan nori (rumput laut) di bagian luar untuk membungkus nasinya, pada konsep modern yang lebih tenar kini nasi berada di luar dan nori berada di dalam. Untuk dragon sushi, Shima membubuhkan potongan belut panggang sebagai topping.
Banana flambe dengan es krim vanila yang jadi kudapan penutup menjadi pelengkap yang sempurna. Es krim dan pisang yang dipanggang di atas pemanggang panas menawarkan pengalaman dessert yang unik. Pisang yang hangat serta es krim yang dingin dan mencair menjadi kombinasi yang menarik saat dikudap.
Untuk set menu teppanyaki, Shima membanderol mulai dari harga Rp785 ribuan, yang bisa dihidangkan untuk sekitar lima orang. Untuk set bento dibanderol mulai dari Rp400 ribuan, dan aneka sushi roll mulai dari Rp160-an ribu hingga Rp230 ribuan. Adapun untuk dragon sushi dibanderol Rp230 ribuan. (Jek/M-1)