KASUS kerugian investasi Khazanah Nasional dan Permodalan Nasional Berhad (PNB), membuat netizen Malaysia geram. Kedua perusahaan investasi yang terkait dengan pemerintah Malaysia itu menderita kerugian sebesar RM43,9 juta (Rp157 miliar lebih) dari investasi mereka ke Fashionvalet.
Fashionvalet merupakan e-commrce fesyen pertama Malaysia yang didirikan pada 2010 oleh pasnagan suami – istri Fadza Anuar dan Vivy Yusof. Vivy sendiri telah menjadi influencer global dan bersama Fadza mendirikan sejumlah brand fesyen modest, Duck dan Lilit.
Netizen Malaysia mengungkapkan kekesalan mereka di jagat maya. “Ini adalah di mana uang kami pergi ... satu bisnis mengambil semua dana RM43 juta dan menjalani gaya hidup super kaya,” kata seorang pengguna X @annunxia pada 29 Oktober. “Bagaimana bisa PNB dan Khazanah terus berinvestasi (di FashionValet) meskipun perusahaan ini terus mencatat kerugian? Siapa yang memutuskan kesepakatan itu?” kata pengguna X lainnya @Alturkistiano.
Khazanah Nasional dan PNB menyuntik modal ke Fashionvalet pada 2018 sebesar RM47 juta (Rp168 miliar lebih). Namun pada penjualan kembali di 2023, Khazanah dan PNB hanya mendapat RM3,1 juta (Rp11 miliar lebih).
Pada Kamis (31/10), Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil mengatakan kepada Khazanah dan PNB harus menjelaskan kerugian tersebut karena ini melibatkan uang publik. “Karena ini melibatkan uang publik, tentu saja orang-orang akan bertanya. Kami juga mulai melihat konten-konten yang mengungkapkan apa yang mungkin telah terjadi ... demi kepentingan publik, saya yakin mereka harus mengeluarkan pernyataan,” ujar Fahmi dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, (2/11).
Namun, Fahmi yang juga merupakan juru bicara Pemerintah Persatuan menambahkan kedua perusahaan tersebut harus diberi waktu untuk mengeluarkan tanggapan resmi.
Menyusul laporan Fashionvalet telah dijual dalam apa yang digambarkan sebagai “jual rugi” ke perusahaan investasi lokal lainnya, NXBT Partners, Kementerian Keuangan Malaysia membela investasi awal Khazanah ke dalam perusahaan itu. Kementerian mengatakan pada awal September, investasi tersebut sejalan dengan mandat sovereign wealth fund pada saat itu untuk mempromosikan wirausahawan teknologi lokal dan memungkinkan mereka untuk mendapatkan eksposur di sektor e-commerce yang sedang berkembang.
“Pada saat yang sama, tesis investasi PNB difokuskan untuk mendukung perusahaan-perusahaan ritel digital anak bangsa yang berkembang pesat untuk berkembang menjadi platform ritel regional untuk merek-merek Malaysia,” tambahnya.
Pada 2022, di tengah meningkatnya persaingan dan tantangan bisnis lainnya, Vivy dan suaminya menutup platform e-commerce Fashionvalet dan beralih untuk fokus pada merek-merek pakaian sederhana mereka sendiri, Duck dan Lilit. Saat ini, Vivy menjabat sebagai direktur kreatif, sementara suaminya, Fadza, menjabat sebagai CEO.
Menurut The Edge Malaysia, FashionValet telah mencatat kerugian selama tiga tahun berturut-turut. Pada tutup buku 31 Desember 2022, Fashionvalet mengalami kerugian setelah pajak sebesar RM34,51 juta, tiga kali lipat dari kerugian RM9,63 juta yang tercatat pada tahun 2021. Terkait meruginya Khazanah dan PNB, pada Jumat (1/11), Vivy Yusof dan Fadza Anuar menyatakan mundur dari Fashionvalet. (M-1)