Dinosaurus ini Punya Zirah Tebal yang Mampu Tahan Tabrakan Mobil Berkecepatan Tinggi

6 days ago 3
Dinosaurus ini Punya Zirah Tebal yang Mampu Tahan Tabrakan Mobil Berkecepatan Tinggi Ilustrasi nodosaurus Borealopelta markmitchelli, yang memiliki baju zirah pelindung yang terbuat dari selubung keratin tebal di atas duri bertulang.(Alamy/livescience)

BERDASARKAN temuan terbaru, armor pada dinosaurus Ankylosaurus diduga mampu menahan benturan setara kecelakaan mobil berkecepatan tinggi. Hal ini terungkap melalui fosil dinosaurus yang paling terawat dan terawetkan dalam sejarah.

Fosil tersebut milik nodosaurus, spesies dinosaurus pemakan tumbuhan yang dapat tumbuh hingga 5,5 meter (18 kaki) dan hidup sekitar 110 hingga 112 juta tahun yang lalu, pada periode Kapur Awal. Fosil ini sangat terawat hingga para ilmuwan dapat mengukur kekuatan dari pelat keratin serta duri-duri tulang yang menyelimutinya.

"Dinosaurus ini bisa menahan hantaman F150 dengan kecepatan penuh," kata Michael Habib, ahli paleontologi biomekanik dari UCLA, yang juga merupakan salah satu penulis studi ini, kepada Live Science. Habib mempresentasikan temuan ini mengenai armor nodosaurus pada pertemuan tahunan Society for Vertebrate Paleontology pada 30 Oktober.

Pada umumnya, hanya duri tulang yang tersisa pada fosil dinosaurus berarmor. Hal ini terjadi karena keratin sel mati yang membentuk struktur seperti rambut dan kuku tidak mudah membatu menjadi fosil. Sebelumnya, para paleontolog menduga bahwa perlindungan utama dinosaurus berarmor, seperti nodosaurus dan stegosaurus, berasal dari struktur tulang yang tersisa pada fosil, dengan lapisan tipis keratin yang mungkin melapisi tulang tersebut, mirip dengan cangkang kura-kura.

Namun, pada 2017, fosil yang sangat terawat dari spesies nodosaurus baru, Borealopelta markmitchelli, ditemukan di tambang di Alberta, Kanada.

"Fosil ini luar biasa indah, sangat terawat," ujar Emma Schachner, ahli biologi evolusi dari Universitas Florida yang tidak terlibat dalam penelitian ini, kepada Live Science. Fosil tersebut begitu utuh sehingga peneliti bisa menganalisis warna armornya dan bahkan mengidentifikasi sisa makanan terakhir di perutnya. Sebelumnya, tidak ada fosil dinosaurus berarmor yang terawat dengan baik untuk mempertahankan keratin secara utuh.

Fosil yang terawetkan ini memperlihatkan adanya lapisan keratin di atas tulang, namun lebih tebal dari yang diperkirakan hampir 16 cm (6,3 inci) di beberapa bagian. Sebagai perbandingan, lapisan keratin pada tanduk sapi modern hanya setebal 1,5 cm (0,6 inci), kata Habib.

Dengan meneliti struktur dan ukuran lapisan keratin tersebut serta membandingkannya dengan armor keratin pada hewan modern seperti duri landak, Habib dan timnya menghitung kekuatan yang dapat ditahan oleh armor nodosaurus. Tim tersebut bahkan menciptakan armor nodosaurus sintetis untuk acara Dinosaur Cold Case dari CBC dan menguji armor tersebut dengan menggunakan kekuatan gigitan rahang tiruan Acrocanthosaurus.

Perhitungan menunjukkan bahwa nodosaurus mungkin bisa menahan lebih dari 125.000 joule energi per meter persegi setara dengan kekuatan kecelakaan mobil berkecepatan tinggi.

"Dinosaurus ini tidak hanya mengenakan baju besi, mereka mengenakan rompi anti-peluru di atas baju besi," kata Habib.

Borealopelta hidup di dunia yang dihuni dinosaurus karnivora besar,” kata Habib. “Dinosaurus karnivora ini memiliki kekuatan gigitan yang sangat kuat. Jika Anda mengandalkan armor yang kaku dan rapuh berbahan dasar tulang, dan terkena benturan keras, armor tersebut akan retak."

Sebaliknya, lapisan keratin memungkinkan armor ini memiliki fleksibilitas, dan dapat diganti dengan mudah jika mengalami kerusakan — mirip dengan memotong kuku yang patah daripada menyembuhkan tulang hidup yang patah.

Armornya begitu kuat hingga dapat menahan lebih banyak kekuatan daripada yang bisa diberikan oleh predator pada masanya. Hal ini menunjukkan bahwa armor tersebut mungkin juga digunakan dalam pertempuran antar jantan untuk memperebutkan betina, kata Habib.

"Ini adalah salah satu pertanyaan yang terus berlanjut: Apakah mereka berkelahi satu sama lain, atau melawan hewan lain?" ujar Schachner.

"Yang mereka temukan tampaknya menunjukkan bahwa armor ini lebih berfungsi untuk pertarungan antarhewan dari spesies yang sama," tambahnya.

Penelitian ini juga mengungkap wawasan baru mengenai armor dinosaurus secara umum. Kemungkinan besar, kebanyakan dinosaurus berarmor juga memiliki lapisan keratin yang tebal.

"dinosaurus bertanduk dengan wajah dan kepala yang berlapis armor mungkin menggunakan lebih banyak keratin daripada yang selama ini diperkirakan," jelas Habib. (Z-12)

Sumber: livescience.com

Read Entire Article
Global Food