DI masa depan, ancaman siber diprediksi akan lebih canggih seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi di berbagai sektor. Sehingga diperlukan strategi yang adaptif dan inovatif melalui kolaborasi lintas sektor yang kuat untuk melindungi data dan privasi secara berkelanjutan.
Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata BSSN, Edit Prima memaparkan, tren ancaman siber terbaru di Indonesia yang mengalami peningkatan signifikan, terutama dalam bentuk serangan malware dan trojan.
Dari Januari hingga Agustus 2024, serangan siber didominasi oleh malware, dengan 85% di antaranya berbentuk trojan. “Selain itu, kami juga mengamati peningkatan ancaman berupa ransomware dan ancaman persisten tingkat lanjut (APT), yang menjadi perhatian utama dalam penanganan dan mitigasi kami,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Minggu (3/11).
Deputi Infrastruktur TI dan Operasional BPJS Ketenagakerjaan, Miko Yanuar menjadi salah satu institusi yang berfokus pada pelayanan publik, turut berbagi pandangan mengenai pentingnya menjaga keamanan di tengah meningkatnya penggunaan layanan digital.
Sebagai pelopor dalam transformasi digital layanan sosial di Indonesia, BPJSTK memperkenalkan pendekatan mereka dalam mengamankan konektivitas aplikasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (JMO), yang dirancang untuk menjangkau peserta di seluruh negeri, baik dari kalangan pekerja formal maupun informal.
“Di era digital ini, konektivitas harus dijaga dengan standar keamanan tinggi, khususnya dalam pelayanan yang bersinggungan dengan lembaga pemerintah dan penyedia pembayaran. Seluruh sistem kami berbasis API yang dirancang untuk berintegrasi secara aman dengan berbagai pihak, seperti perbankan, perusahaan fintech, organisasi pembayaran, hingga merchant. Kami memastikan bahwa setiap koneksi dan data yang dibagikan melalui API ini terlindungi, demi kenyamanan dan keamanan para peserta kami,” jelas Miko.
Salah satu sorotan acara lainnya yang hadir pada CSS Indonesia 2024 adalah kompetisi Capture The Flag (CTF), yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menganalisis, mendeteksi, dan memecahkan tantangan siber dalam stimulasi ancaman nyata.
Turut berpartisipasi mahasiswa sistem informatika dan teknologi informasi dari berbagai universitas seperti Universitas Trisakti, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pancasila, Universitas Gunadarma, dan President University.
“CSS Indonesia 2024 tidak hanya sekedar konferensi, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi untuk memajukan inovasi dan strategi yang relevan di tengah era digital. Dengan berfokus pada inovasi dan keberlanjutan, kami berharap dapat mendorong peserta untuk memimpin masa depan cyber security yang lebih tangguh,” tandas Event Manager Asia Symposiums, Clarissa Jacob.