Ciptakan Usaha yang Jadi Solusi untuk Masyarakat

2 weeks ago 9
Ciptakan Usaha yang Jadi Solusi untuk Masyarakat Pemilik mi sehat Lemonilo Shinta Nurfauzia(Dok. INSTAGRAM @SNURFAUZIA)

DEWASA ini, sudah banyak bermunculan produk mi instan alami atau mi sehat yang mengeklaim menggunakan bahan-bahan alami dalam proses produksi mereka. Peningkatan kesadaran masyarakat atas kesehatan membuat kebutuhan produk sehat semakin tinggi pula.

Jauh sebelum mulai bermunculannya produk mi sehat, Lemonilo merupakan salah satu pionir kehadiran mi sehat di Indonesia pada 2017. Shinta Nurfauzia ialah sosok di balik lahirnya produk tersebut. Tak banyak orang tahu, dulunya Shinta ialah seorang pengacara. Dalam program Kick Andy episode Produktif dan Ide Kreatif yang tayang di Metro TV pada Minggu (3/4), Shinta membeberkan bagaimana ide munculnya mi sehat tersebut.

Shinta menjelaskan hadirnya mi sehat Lemonilo berangkat dari keresahan akan produk mi instan yang saat itu beredar di pasaran. Dia menilai hampir seluruh produk mi instan di pasaran kala itu menghadirkan bahan-bahan yang kurang baik bila dikonsumsi dalam jangka panjang. Sementara itu, masyarakat Indonesia merupakan penggemar mi instan.

“Jadi sebenarnya waktu itu kami melihat berbagai merek mi instan yang ada di pasaran dan ingredients-nya apa saja. Saat itu dengan orang Indonesia yang suka makan mi instan, jadi kepikiran, aduh, kok, agak kasihan juga, yakhususnya anak-anak, makan mi instan karena mengandung pengawet, penguat rasadan pewarna. Dan bahan-bahan itu ada di semua produk mi instan, hampir  99%,” ucap Shinta.

Keresahan itu membuat Shinta bersama temannya melahirkan ide untuk membuat mi instan alami atau tanpa pengawet, tanpa penguat rasadan tanpa pewarna. Shinta menegaskan semangatnya untuk menghadirkan produk itu juga disebabkan prinsip untuk memiliki usaha yang menjadi solusi untuk masyarakat.

“Saya itu lulusan hukum dan pernah menjadi pengacara selama lima tahun dan sekarang jualan mi? lalu apa korelasinya. Saya pikir korelasinya adalah kepedulian terhadap masyarakat. bagaimana kita bisa membuat usaha yang menjadi solusi buat masyarakat,” ucap Shinta.

Meskipun menjadi pionir mi sehat di Indonesia, tentu sepanjang perjalanan Shinta menghadapi banyak tantangan dan cobaan. Beruntungnya, Shinta bersama tim terus berinovasi dengan mendengar masukan pembeli. Dia menegaskan salah satu hal yang membuat produkya banyak disukai masyarakat, yaitu berkat adanya market research.

“Kalau di dunia makanan, orang Indonesia itu paling anti sama makanan enggak enak. Kayaknya, walaupun sehat enggak enak, enggak usah deh mendingan gue sakitgitu, ya. Nah karena itu kita menyadari juga pentingnya dari market research. Kami itu punya websitedari sana kita dapat data-datanya, apa sih produk yang sebenarnya laku gitu atau yang dicari oleh masyarakat, data-data itulah yang kami gunakan,” jelas Shinta.

Tips merintis bisnis

Setelah sukses dengan Lemonilo, Shinta pun berbagi kiat sukses. Paling utama dan pertama ialah harus passionate dengan bisnis tersebut. 

Menurutnya, menjalankan bisnis bukan hal mudah. Dia melihat kebanyakan bisnis pasti tidak terlalu menghasilkan pada 2-3 tahun pertama. Barulah kalau beruntung, bisnis berkembang saat memasuki tahun kelima.

“Kalau saya, harus bilang di dalam kehidupan saya, khususnya dalam merintis bisnis, passion itu sangat penting karena istilahnya passion itu adalah bensinnya,” jelas Shinta.

Hal kedua ialah mencari rekan bisnis. Menurut Shinta, memulai dan menjalankan bisnis tidak bisa dilakukan sendirian. Kalaupun bisa, pasti berjalan lebih sulit. Karenanyadiperlukan rekan bisnis yang tepat untuk membesarkan bisnis bersama.

“Terakhiradalah uang bukan segalanya. Banyak yang berpikir bahwa ‘saya itu bisa membuat usaha kalau saya sudah punya pendanaan yang besar’, padahal kalau bikin usaha dan dihidup, kita harus tahu bahwa kalau tujuan kita adalah uang dan jika tolok ukurnya adalah uang, maka uang tidak akan pernah cukup,” terang Shinta.

Berkaca dari apa yang dihasilkan dirinya, dia pun berpesan kepada yang sedang atau tengah merintis bisnis untuk tidak melihat kesuksesan sebagai kesuksesan pribadi, tetapi melihat kesuksesan sebagai kesuksesan orang banyak. Karenanya, penting untuk tidak sukses sendirian.

“Saya rasa banyak yang saya pelajari dari orang-orang yang lebih sukses dari saya. Mereka melihat kesuksesan itu bukan kesuksesan mereka (pribadi). Tapi bagaimana caranya kita bisa mengangkat orang lain untuk sukses bareng-bareng dan membagikan kesuksesan kita,” tukasnya. (Rif/M-4)

Read Entire Article
Global Food