MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti meluncurkan bulan November sebagai Bulan Guru Nasional sebagai wujud apresiasi atas peran guru dalam mendidik generasi penerus bangsa, serta dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional (HGN).
Menurut Abdul Mu'ti, ada tiga persyaratan untuk mewujudkan guru yang profesional dan sejahtera. Yang pertama adalah sertifikasi guru. Untuk itu, Kemendikdasmen akan membantu guru-guru yang belum memiliki Ijazah Strata 1 (S-1) atau Diploma IV (D-IV) melalui bantuan pendidikan atau beasiswa bagi para guru.
Kedua, peningkatan kompetensi guru yang berkelanjutan. Setidaknya ada empat kompetensi guru yang harus terus dibangun bersama-sama, yaitu komoetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Maka, pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru akan terus ditingkatkan. Ketiga, kesejahteraan guru akan terus ditingkatkan.
Menanggapi hal tersebut, pengamat pendidikan dari Institut Media Digital Emtek (IMDE), Totok Amin Soefijanto mengatakan bahwa ini merupakan langkah yang baik dari pemerintah untuk memperbaiki kesejahteraan para guru.
“Guru harus S-1 atau D-IV itu sesuai UU dan PP. Sebenarnya, kalau ada guru yang berdiri di depan kelas tapi belum memiliki gelar sarjana itu melanggar aturan. Jadi, bagus kalau pemerintah menuntaskan syarat ini untuk semua guru yang ada, baik di sekolah umum maupun madrasah,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (3/11).
Lebih lanjut, Totok menambahkan bahwa gelar saja tidak cukup. Profesi guru juga memerlukan kompetensi dan ‘panggilan’. Artinya, ketika seseorang menjadi pendidik itu memiliki seperangkat kompetensi dan pengetahuan yang memadai.
“Misalnya guru matematika memiliki pengetahuan ttg matematika dan cara mengajarnya ke anak didik. Profesi ini merupakan ‘panggilan’ karena guru harus memiliki dedikasi dan semangat yang tak terbatas untuk mengabdi demi pertumbuhan anak didik menjadi warga negara dewasa yang berguna,” tegas Totok.
Sebelumnya, Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian dan mengapresiasi inisiatif Mendikdasmen yang mencanangkan Bulan Guru Nasional. "Artinya akan banyak perhatian yang akan diberikan kepada para guru di tengah banyak tantangan yang sedang dihadapi," ujarnya.
Dia juga mencatat banyak capaian positif yang sudah dicapai dan perlu diperbaiki serta ditingkatkan. Pihaknya berkomitmen memastikan melalui fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.
"Mudah-mudahan anggarannya nanti bisa kita tingkatkan. Karena banyak sekali program-program yang merupakan inovasi dari Prof. Mu'ti ini ke depan. Mudah-mudahan hal yang bagus berkelanjutan dan hal yang masih kurang bisa diperbaiki," tegas Hetifah.
Perayaan Hari Guru Nasional (HGN) diselenggarakan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Pada l 2024, Kemendikdasmen mengusung tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat.” Tema ini diambil sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap semangat belajar, berbagi, dan berkolaborasi dari guru-guru hebat Indonesia dalam memberikan layanan pendidikan untuk anak bangsa, serta menjadikan profesi guru semakin bermartabat, terhormat, dan membanggakan.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Nunuk Suryani menjelaskan bahwa sepanjang November 2024 berbagai kegiatan akan diselenggarakan untuk memeriahkan Bulan Guru Nasional, antara lain Webinar Guru Hebat diselenggarakan oleh Balai Besar Guru Penggerak/Balai Guru Penggerak di seluruh Indonesia, Webinar Sapa GTK, kegiatan Simposium Jambore GTK Hebat, kampanye Hari Guru di Sekolahku, serta beragam apresiasi praktik baik #GuruHebat di media sosial. Kemudian, tak lupa penyelenggaraan Upacara Bendera Peringatan HGN 2024, Apresiasi GTK Hebat 2024, Pameran, dan Puncak Peringatan HGN 2024.
Kemendikdasmen mengajak segenap pemangku kepentingan untuk memperingati dan merayakan bersama-sama Bulan Guru Nasional 2024 dengan cara yang sederhana, bermakna, dan membawa semangat positif bagi pendidikan Indonesia. (H-2)