MASALAH pengangguran hingga saat ini tidak lepas membayangi masyarakat Indonesia. Pada Februari 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia sebesar 4,82%.
Dalam upaya membantu menekan tingginya persentase pengangguran di Indonesia, sebuah startup yang diinisiasi oleh anak-anak muda pun lahir, yakni sribu.com. Sribu.com ialah platform yang menghubungkan antara pebisnis dan pekerja lepas (freelancer) atau penyedia jasa.
“Sampai hari ini, kita sudah handle lebih dari 40 ribu klien, jadi klien ini adalah pihak yang meminta jasa. Sedangkan untuk freelancer-nya, kita sampai hari ini yang registrasi sudah ada sekitar 1,2 juta dan banyak dari mereka merupakan mahasiswa,” ucap CEO Sribu.com, Ryan Gondokusomo, dalam program Kick Andy yang tayang di Metro TV, Minggu (3/10).
Ryan tidak menampik kondisi pengangguran di Indonesia membuatnya tergerak untuk melahirkan startup tersebut. Ryan memiliki latar pendidikan teknik elektro di salah satu universitas di Amerika Serikat. Ia juga pernah bekerja di beberapa perusahaan bidang teknologi.
“Indonesia itu, salah satu problem yang paling gede sebenarnya unemployment atau tingkat pengangguran yang sangat tinggi. Ini bahkan belakangan lagi benar-benar panas itu masalah ada 10 juta gen Z yang sekarang ini unemployed. Nah, dengan pengangguran yang menjadi satu masalah besar, kami kemudian tergerak untuk solve the problem. Jadi, lahirnya sribu.com ini untuk menyelesaikan masalah pengangguran di negeri kita tercinta ini,” tutur Ryan.
Terlepas dari masalah pengangguran, hal lain yang juga menginspirasi Ryan untuk mendirikan sribu.com ialah karena dia tahu mendirikan perusahaan teknologi tidak membutuhkan banyak karyawan. Bisa dimulai dari beberapa orang saja.
Saat disinggung terkait dengan kelebihan sribu.com jika dibandingkan dengan startup lainnya, Ryan mengeklaim bahwa sejauh ini belum ada startup yang asli buatan lokal sehingga hal itu membuat sribu.com menjadi startup yang mengerti kebutuhan pasar tenaga kerja.
“Di Indonesia, sribu.com dari awal sampai sekarnag bisa dibilang enggak ada kompetitornya dan kami sudah berjalan cukup lama. Kompetitor kami ada, tapi dari luar negeri dan apa keunggulan dari sribu.com pastinya kami lokal. Karena lokal dan berangkat dari grassroots, kita mengerti kebutuhan market sehingga layanan jasa dan customer service kami itu sangat komprehensif untuk indonesia,” terangnya.
Membuka jaringan hingga luar negeri
Dalam platform sribu.com, ada berbagai pekerjaan yang bisa ditekuni para freelancer atau penyedia jasa. Sebagian besar bisa dilakukan secara remote atau tidak perlu datang ke kantor, bahkan beberapa klien sribu.com juga ada yang berasal dari perusahaan di luar negeri.
“Jadi kita banyak banget bantu pengusaha baru dan rata-rata klien-klien kita juga banyak di daerah. Jadi kita kayak connecting antara klien-klien atau UKM di daerah sama freelancer juga yang enggak cuma di Jakarta saja. Kemudian di sribu.com itu sekitar 3%-5% klien kita itu dari luar negeri,” sebut Ryan.
“Salah satunya ada investment company di New York dia minta dibuatkan video company profile dan aku percaya bahwa sebenarnya talenta Indonesia itu mampu dan bisa melahirkan video profil yang bagus-bagus bahkan kualitasnya itu enggak kalah sama talenta luar negeri,” imbuhnya.
Ryan mengatakan platform itu juga bisa sebagai penghubung antara talenta Indonesia dan perusahaan luar negeri serta semakin membuka kesempatan talenta Indonesia untuk bersaing di level internasional.
“Makanya, goal-nya sama visinya sribu.com ke depan ditambah. Plus satu lagi, itu adalah gimana buka pintu sama akses talenta Indonesia ke luar negeri,” terangnya
Ryan menjelaskan 1.000 rasa memiliki dua pendekatan dalam operasinya, yaitu menyediakan klien untuk freelancer dan menyediakan freelancer untuk klien. Mereka bisa bergabung di seribu.com tanpa dipungut biaya.
“Jadi freelancer atau penyedia jasa bisa register di website kami secara gratis. Setelah itu, mereka bisa buat jasanya di platform kami dan nanti kami akan bawain klien ke mereka dan klien-klien ini bisa perusahaan small size maupun medium size, dan bisa perusahaan di Indonesia maupun di luar negeri,” tukasnya. (Rif/M-4)