5 Fakta Menarik tentang Perbedaan Perbedaan Hewan Vivipar dan Ovovivipar

1 week ago 5
5 Fakta Menarik tentang Perbedaan Perbedaan Hewan Vivipar dan Ovovivipar Fakta menarik hewan vivipar dan ovovivipar(Freepik)

DALAM dunia hewan, terdapat berbagai mekanisme reproduksi yang bervariasi tergantung pada spesiesnya. Dua di antaranya yang menarik perhatian adalah reproduksi vivipar dan ovovivipar.

Kedua jenis reproduksi ini memiliki kesamaan dalam hal perkembangan embrio yang terjadi di dalam tubuh induk, namun berbeda dalam hal sumber nutrisi yang diperoleh embrio selama perkembangannya.

Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara hewan vivipar dan ovovivipar serta contoh hewan yang menerapkan kedua sistem tersebut.

1. Pengertian Hewan Vivipar

Hewan vivipar adalah hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan. Pada hewan vivipar, embrio berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapat nutrisi secara langsung dari induk melalui plasenta atau struktur serupa.

Ini adalah karakteristik utama yang membedakan hewan vivipar dari ovovivipar.

Plasenta berfungsi sebagai penghubung antara induk dan embrio, mengalirkan nutrisi dan oksigen dari induk serta membuang limbah metabolisme dari embrio.

Selama masa kehamilan atau gestasi, embrio tumbuh dan berkembang hingga cukup matang untuk dilahirkan sebagai individu yang relatif siap untuk hidup di luar tubuh induknya.

Mamalia adalah contoh utama dari hewan vivipar, termasuk manusia, kucing, dan anjing.

Pada mamalia, sistem reproduksi ini memberikan tingkat perlindungan yang tinggi terhadap embrio, karena selama masa gestasi, embrio berada dalam tubuh induk dan mendapat perlindungan dari lingkungan luar yang mungkin berbahaya.

Namun, cara reproduksi ini juga membutuhkan energi dan sumber daya yang signifikan dari induk, sehingga proses reproduksi pada hewan vivipar cenderung memiliki interval lebih panjang dibandingkan dengan metode reproduksi lainnya.

2. Pengertian Hewan Ovovivipar

Hewan ovovivipar juga berkembang biak dengan cara membawa embrio di dalam tubuh induk, tetapi dengan perbedaan yang signifikan dari segi sumber nutrisi.

Pada hewan ovovivipar, embrio berkembang dalam telur yang tetap berada di dalam tubuh induknya sampai siap menetas atau dilahirkan.

Tidak seperti hewan vivipar, embrio pada hewan ovovivipar tidak mendapatkan nutrisi langsung dari induk. Sebaliknya, nutrisi bagi embrio berasal dari kuning telur dalam telur itu sendiri.

Beberapa jenis ikan, reptil, dan amfibi termasuk dalam kategori hewan ovovivipar, seperti beberapa spesies ikan hiu dan ular.

Sistem reproduksi ini memberikan keseimbangan antara melindungi embrio dari lingkungan luar (karena telur tetap berada dalam tubuh induk) dan menghemat energi induk, karena tidak memerlukan sistem plasenta.

Namun, risiko lain muncul jika telur-telur tersebut tidak memiliki cadangan nutrisi yang cukup dari kuning telur, yang dapat menyebabkan kegagalan perkembangan embrio.

3. Sumber Nutrisi Embrio

Salah satu perbedaan mendasar antara vivipar dan ovovivipar adalah sumber nutrisi embrio. Pada hewan vivipar, nutrisi berasal langsung dari induk, dan ini dicapai melalui organ seperti plasenta.

Struktur ini tidak hanya menyediakan nutrisi tetapi juga mengatur pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) serta pembuangan limbah metabolik dari embrio.

Hal ini memungkinkan perkembangan yang stabil dan optimal bagi embrio hingga waktu kelahiran.

Sebaliknya, pada hewan ovovivipar, telur-telur mengandung cadangan nutrisi dalam bentuk kuning telur. Nutrisi ini diserap oleh embrio selama masa perkembangan di dalam telur yang tetap berada dalam tubuh induk.

Setelah cadangan nutrisi dalam kuning telur habis, embrio biasanya akan segera dilahirkan atau menetas dari telur tersebut.

4. Contoh Hewan Vivipar dan Ovovivipar

Sebagai ilustrasi, berikut adalah beberapa contoh spesies dari masing-masing jenis reproduksi:

  • Hewan Vivipar: Mayoritas mamalia termasuk dalam kategori vivipar, seperti manusia, anjing, kucing, sapi, dan lumba-lumba. Selain itu, beberapa spesies reptil juga termasuk vivipar, meskipun ini jarang terjadi.

  • Hewan Ovovivipar: Banyak spesies ikan dan reptil termasuk dalam kelompok ini. Contohnya adalah hiu tertentu (seperti hiu macan) dan beberapa jenis ular (seperti ular beludak dan boa). Sistem reproduksi ovovivipar memberikan keuntungan bagi spesies yang hidup di lingkungan yang keras, di mana perlindungan tambahan diperlukan untuk memastikan embrio bertahan hidup hingga waktu lahir.

5. Keuntungan dan Tantangan dari Kedua Sistem Reproduksi

Setiap sistem reproduksi memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Hewan vivipar mendapat keuntungan dari perlindungan yang lebih besar terhadap embrio karena berkembang di dalam tubuh induk.

Lingkungan dalam tubuh induk memberikan perlindungan dari predator serta fluktuasi lingkungan eksternal, seperti perubahan suhu atau kondisi cuaca.

Namun, hewan vivipar juga membutuhkan lebih banyak sumber daya dan energi untuk memastikan perkembangan embrio yang sehat hingga waktu kelahiran.

Di sisi lain, hewan ovovivipar menghemat energi induk karena embrio hanya bergantung pada cadangan makanan dalam kuning telur.

Namun, risiko yang mungkin muncul adalah kekurangan nutrisi dalam telur, yang dapat menghambat perkembangan embrio jika kuning telur tidak mencukupi.

Selain itu, meskipun telur-telur tersebut berada dalam tubuh induk, ada kemungkinan mereka tetap rentan terhadap faktor lingkungan jika induk mengalami stres atau kekurangan gizi.

Dalam biologi reproduksi, pemahaman tentang sistem vivipar dan ovovivipar memberikan wawasan penting tentang adaptasi hewan terhadap lingkungan mereka dan bagaimana mereka berupaya untuk melestarikan keturunannya.

Hewan vivipar dan ovovivipar sama-sama mengembangkan embrio di dalam tubuh induk, namun sumber nutrisi yang dibutuhkan embrio sangat berbeda di antara keduanya.

Hewan vivipar menyediakan nutrisi langsung dari induk, sementara hewan ovovivipar mengandalkan cadangan dalam kuning telur.

Perbedaan ini menunjukkan betapa beragamnya strategi evolusi dalam dunia hewan untuk memastikan keberlangsungan hidup embrio hingga menjadi individu dewasa.

Studi lebih lanjut tentang perbedaan ini juga dapat membantu kita memahami adaptasi evolusioner spesies tertentu dalam menghadapi lingkungan yang berbeda-beda. (Z-10)

Sumber: 

  • Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2005). Biology. San Francisco: Pearson Education, Inc.
  • Romer, A. S., & Parsons, T. S. (1977). The Vertebrate Body. Philadelphia: Saunders.
  • Knobil, E., & Neill, J. D. (2006). Physiology of Reproduction. Amsterdam: Elsevier.
  • Pough, F. H., Janis, C. M., & Heiser, J. B. (2005). Vertebrate Life. Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.
  • Smith, J. M., & Szathmáry, E. (1995). The Major Transitions in Evolution. New York: Oxford University Press.
Read Entire Article
Global Food