TNI AD dan Jerry Hermawan Lo Panen Raya di Bandung

1 week ago 2
TNI AD dan Jerry Hermawan Lo Panen Raya di Bandung TNI AD dan founder JHL Foundation Jerry Hermawan Lo panen raya di Bandung.(Dok.Istimewa)

TNI Angkatan Darat (TNI AD) dan Pendiri Yayasan Merah Putih Kasih (JHL Foundation) Jerry Hermawan Lo,  bergerak cepat mendukung kesuksesan program ketahanan pangan, yang merupakan cita-cita besar Presiden Prabowo Subianto.

Bekerjasama dengan TNI AD khususnya jajaran Kodam III Siliwangi, Founder JHL Foundation Jerry Hermawan Lo, menghidupkan lahan tidur seluas 15 hektar di Kampung Lampegan, Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar).

"Awalnya masyarakat melaporkan kepada kami bahwa ada lahan seluas 15 hektar yang selama 4 tahun tidak pernah digarap," ujar Dandim 0624 Kabupaten Bandung Letkol Inf Tinton Amin Putra, di sela acara pelaksanaan program panen raya di lahan tidur Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung pada Rabu (6/9).

Info ini didapat tak lama setelah Tinton dilantik sebagai Dandim 0624 Kabupaten Bandung pada awal Mei 2024. Kelompok petani di sana, lanjut Tinton, tak mau menggarap lahan tersebut lantaran selalu diserang hama. "Setiap panen, lahan itu cuma dapat 2-4 ton beras per hektar. Padahal normalnya 1 hektar bisa mendapatkan 6,6 ton beras. Petani rugi terus," tutur Tinton.

Dari keresahan petani itu, Tinton langsung berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, kelompok tani setempat dan JHL Foundation. Dia ingin menghidupkan lahan tersebut. Semua pihak pun menyambut baik keinginan untuk menghidupkan lahan tidur tersebut. Terutama JHL Foundation.

Yayasan yang didirikan pengusaha Jerry Hermawan Lo langsung memberikan support penuh. "Kami memang sudah dua tahun ini fokus di agrobisnis," ungkap Jerry.

Mereka lantas menggandeng Bang Bara yang merupakan kelompok muda dari Kabupaten Bandung yang punya inovasi membuat pupuk organik untuk meningkatkan produksi beras.

Kelompok ini turut menggandeng IPB dan beberapa pihak memanfaatkan alat canggih untuk produksi. Seperti menggunakan drone untuk menyebarkan pupuk, traktor mini untuk menanam bibit, juga mesin penggiling sehingga gabah bisa langsung menjadi beras. Untuk pompanisasi dan pengairan juga langsung di-support oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.

Usaha Tinton, Jerry dan semua pihak yang terlibat membuahkan hasil. Setelah masa tanam 4 bulan, akhirnya jajaran Kodam III Siliwangi, Kodim 0624 Kabupaten Bandung, JHL Foundation, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Perwakilan Bang Bara dan kelompok tani setempat menggelar panen raya.

Menurut Jerry, hasil panennya pun meningkat drastis. Bila sebelumnya lahan di Kecamatan Pameungpeuk ini hanya bisa menghasilkan 2-4 ton beras, dalam panen raya kali ini mereka memanen 8,5-10 ton per hektar. "Hasilnya luar biasa hampir 4 kali lipat. Ini juga melampaui produksi rata-rata nasional," terang Jerry.

Biaya penggunaan pupuk lanjut Jerry, juga bisa ditekan dengan menggunakan pupuk organik Bang Bara. Normalnya dalam proses tanam hingga panen, petani membutuhkan Rp4 juta per hektar untuk pupuk. Sedangkan dengan menggunakan pupuk Bang Bara petani hanya butuh Rp1,5 juta per hektar sampai panen. "Tentu saja ini sangat menguntungkan petani. Ongkos produksinya bisa ditekan, tapi hasilnya jauh lebih banyak," imbuh Jerry.

Jabar lanjut Jerry, adalah salah satu daerah pemasok terbesar produksi beras nasional. Berdasarkan data BPS, pada 2023 Jawa Barat bisa menghasilkan 9,1 juta ton gabah kering giling. Saat itu produksi beras nasional per tahun adalah 31 juta ton beras. Artinya Jabar adalah salah satu lumbung beras nasional.

"Dengan pilot project yang sudah berjalan ini, Jerry berharap daerah-daerah lain di Jabar bisa menerapkan cara ini untuk meningkatkan produktivitas beras nasional.  Dengan begitu, program Pemerintah Prabowo untuk swasembada pangan bisa segera terwujud," jelas Jerry. (N-2)

Read Entire Article
Global Food