TIM Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Budi Luhur (UBL) melakukan pengabdian masyarakat dalam pelatihan pengelolaan sampah kelompok ibu-ibu rumah tangga RT 13 RW 01 Pondok Betung, Tangerang Selatan. PKM ini guna mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) 12 yakni Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Ketua Tim PKM Budi Luhur sekaligus Kaprodi HI Anggun Puspitasari, M.Si mengutarakan kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi limbah rumah tangga menuju zero waste dan menciptakan produk yang dapat digunakan kembali, seperti pembersih alami dan pupuk organik. Berbentuk larutan fermentasi, eco-enzyme dibuat dari limbah organik, seperti kulit buah dan sayuran, gula merah, dan air.
"Dalam proses fermentasi, limbah organik dirubah menjadi larutan alami yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pembersih rumah tangga, pupuk, hand sanitizer dan pengendalian polusi air. Dalam rangka mendukung gerakan zero waste dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga yang berkelanjutan," ujar Anggun.
Dikatakan melalui program pemberdayaan ini, para ibu rumah tangga dilatih dan didorong untuk mengolah sampah organik menjadi produk eco-enzyme, cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi sisa buah dan sayur, yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga.
Bahan pembuatan eco-enzyme dengan mudah dapat ditemukan di sekitar rumah tangga, sehingga pembuatannya dapat berkelanjutan. Eco-enzyme merupakan produk fermentasi alami dari sampah organik dengan banyak manfaat. Dengan teknologi sederhana dan ramah lingkungan, sampah organik yang dihasilkan dari dapur dapat diubah menjadi cairan eco-enzyme yang bermanfaat, membantu mengurangi limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Eco-enzyme juga memiliki manfaat ekologis yang luas, seperti mengurangi polusi dan menghasilkan enzim-enzim yang mampu menetralkan zat kimia berbahaya di lingkungan.
"Menuju Zero Waste Program pemberdayaan pembuatan eco-enzyme ini bertujuan untuk mengurangi sampah rumah tangga, meningkatkan nilai guna sampah organik, serta mendukung target zero waste yang dicanangkan oleh pemerintah," ungkap Anggun.
Dengan mengubah sampah organik menjadi eco-enzyme, volume sampah yang dibuang oleh rumah tangga berkurang secara signifikan. Program ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular, di mana sampah organik diolah dan dimanfaatkan kembali menjadi produk yang bermanfaat. Kegiatan ini bukan hanya tentang mengelola limbah, tapi juga tentang edukasi masyarakat mengenai pentingnya mengurangi sampah dan memanfaatkannya kembali.
Proses Produksi dan Keterlibatan
Masyarakat melalui serangkaian pelatihan, para ibu rumah tangga diajarkan proses pembuatan eco-enzyme yang sederhana namun efektif, yaitu dengan mencampurkan sisa buah atau sayur dengan gula dan air, lalu membiarkannya berfermentasi selama beberapa minggu. Tidak hanya memproduksi eco-enzyme untuk keperluan pribadi, para ibu rumah tangga ini juga didorong untuk memproduksi dalam skala kecil yang bisa dijual, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga mereka.
“Kami sangat senang mendapatkan pelatihan mengolah sampah organik menjadi eco-enzyme, kami merasa lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus mendapat manfaat tambahan untuk kebutuhan rumah tangga dan meningkatkan kepedulian bersamaa,” ujar salah satu peserta program, Erni.
Rara juga menambahkan bahwa ada kepuasan dan kebanggaan sendiri bisa memanen eco-enzyme. "Kegiatan ini mendorong ibu-ibu lebih kompak dan semangat dalam mengelola sampah”," tukasnya.
Menurut Anggun dukungan dan Kolaborasi Program ini dilaksanakan atas dukungan dana dari Kemendikristek melalui hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Kompetitif Nasional Skema Kemitraan Masyarakat 2024 dengan nomor kontrak 066/E5/PG.02.00/PM.BATCH.2/2024 dan tentu saja dukungan dari Yayasan Budi Luhur Cakti dan Universitas Budi Luhur. Melalui dukungan ini, kelompok ibu-ibu rumah tangga mendapatkan bahan pelatihan, serta bimbingan dari Ibu Tutik Asnawi dari Bank Sampah Budi Luhur.
Menyebarkan dampak positif bagi lingkungan dengan mengubah sampah organik rumah tangga menjadi eco-enzyme, diharapkan lebih banyak keluarga yang terlibat dalam upaya mengurangi sampah dan mendukung pelestarian lingkungan. Ke depannya, program ini akan diperluas ke lingkungan sekitar untuk memberikan dampak yang lebih besar dan mencapai masyarakat yang lebih luas. Para penggerak program optimis bahwa aksi sederhana ini dapat menjadi langkah konkret menuju Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Melalui kegiatan ini, tim PKM Universitas Budi Luhur yang terdiri dari Anggun Puspitasari, M.Si, Arin Fithriana, M.Si dan Taqwa Putra Budi, S.E, M.M dapat berkontribusi dalam pencapaian target SDGs 12 serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. "Dengan pengelolaan sampah yang lebih baik, kita tidak hanya mengurangi beban pada lingkungan, tetapi juga menjaga kualitas hidup generasi mendatang," pungkas Anggun.(H-2)