Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan analisa terkait suhu panas tertinggi yang melanda di berbagai wilayah. BMKG mencatat suhu panas maksimum harian mencapai 37 - 38,4 derajat Celsius.
Dampak kesehatan cuaca panas dapat menyerang siapa saja. Namun, mengutip dari NHS, yang paling rentan adalah orang lanjut usia, terutama mereka yang berusia di atas 75 tahun dan perempuan, mereka yang tinggal sendiri atau di panti jompo, orang yang memiliki penyakit serius atau jangka panjang termasuk kondisi jantung atau paru-paru, diabetes, penyakit ginjal, penyakit Parkinson atau beberapa kondisi kesehatan mental. Orang yang sedang mengonsumsi banyak obat juga termasuk rentan terkena dari dampak buruk cuaca panas.
Orang yang menghabiskan banyak waktu di luar atau di tempat yang panas, mereka yang tinggal di apartemen lantai atas, tunawisma, atau mereka yang bekerja di luar juga menjadi kelompok rentan dari suhu dan cuaca panas.
Heat stroke dan heat exhaustion termasuk dari kondisi yang diakibatkan cuaca panas. Lalu apa bedanya kedua kondisi itu dan bagaimana mengatasinya?
Dilansir dari Health.mil, situs kesehatan militer AS, heat stroke merupakan kondisi yang lebih berbahaya dari heat exhaustion. Meski begitu, keduanya sama-sama harus ditangani segera.
Perbedaan utama dari heat stroke dan heat exhaustion ialah suhu tubuh. Keduanya sama-sama ditunjukkan dengan naiknya suhu tubuh, namun heat stroke membuat suhu tubuh di atas 40 derajat celcius.
Gelaja lain heat stroke adalah hilang kesadaran, kejang, linglung, dan bisa pula perubahan kondisi mental menjadi agresif. Sementara saat mengalami heat exhaustion, suhu tubuh masih di bawah 40 derajat celcius namun orang tersebut sudah mengalami pusing, sakit kepala, mual, kram otot, kelelahan, hingga ketidakseimbangan saat berjalan.
Saat menghadapi orang dengan kondisi tersebut maka suhu tubuh harus diturunkan segera. Misalnya dengan kompres dingin pada kepala, tengkuk, hingga selangkangan. Orang yang mengalami heat stroke dan heat exhaustion juga harus mendapat penanganan medis maka harus segera dibawa ke layanan kesehatan.
Untuk menghindari terkena heat stroke atau heat exhaustion maka hindarilah beraktivitas di cuaca panas, terlebih dalam waktu lama. Pada orang dengan risiko kesehatan tinggi, termasuk lansia, heat exhaustion juga bisa dialami meski di dalam ruangan.
Sebab itu, pastikan tubuh selalu tetap terhidrasi dengan cara cukup minum. Jika harus pergi ke luar, tinggallah di tempat teduh terutama antara pukul 11:00 dan 15:00. Jangan lupa untuk kenakan tabir surya (sunscreen), topi, dan pakaian tipis, dan hindari olahraga atau aktivitas yang membuat tubuh menjadi lebih panas.
Jaga agar tempat tinggal tetap sejuk. Tutup jendela pada siang hari dan buka jendela pada malam hari ketika suhu di luar sudah turun. Kipas angin listrik dapat membantu jika suhu di bawah 35 derajat. Periksa suhu ruangan, terutama di mana orang-orang yang berisiko tinggi tinggal dan tidur. (M-1)