BALET adalah salah satu seni tari yang indah. Setiap balerina memiliki kaki ramping di atas panggung yang membuat penonton merasa Terpukau. Sebenarnya balet merupakan nama lain dari teknik di dalam tarian.
Di dalam tari balet biasanya diiringi dengan musik dan digunakan sebagai akting untuk menceritakan sebuah tema. Alat ini sangat terkenal dari zaman dulu sampai saat ini. Dari generasi ke generasi banyak orang yang tertarik untuk belajar tarian balet.
Meskipun begitu, tidak semua orang mengetahui mengapa balet itu muncul dan seperti apa sejarahnya. Nah, berikut akan dijelaskan sejarah balet di dunia dan perkembangannya di Indonesia.
Sejarah Balet
Balet berasal dari Italia pada abad ke-15 dan saat itu masih berupa tarian rakyat, di mana semua orang boleh ikut berpartisipasi atau menari bersama. Kata “ballet” sendiri berasal dari kata “ballo” yang kemudian berkembang menjadi “ballotte” yang artinya “to dance” (menari). Berikut adalah sejarah perkembangan balet dari awal hingga sekarang:
Asal Mula Balet (Abad ke-15 - 16)
Balet dimulai di Italia pada era Renaisans sebagai bagian dari hiburan di istana. Catherine de' Medici, seorang bangsawan Italia yang menikah dengan Raja Henri II dari Prancis, membawa tradisi balet ke Prancis pada abad ke-16. Ia memuat banyak pertunjukan balet di istana, yang kemudian menjadi populer di kalangan bangsawan Prancis.
Pada 1581, balet pertama yang terkenal, Ballet Comique de la Reine , diproduksi di Prancis dan dianggap sebagai salah satu balet pertama yang menggunakan elemen cerita dan seni tari secara terstruktur.
Balet Klasik dan Perkembangan di Prancis (Abad ke-17 - 18)
Pada abad ke-17, Raja Louis XIV dari Prancis sangat berpartisipasi dalam mengembangkan balet. Ia mendirikan Académie Royale de Danse (Akademi Tari Kerajaan) tahun 1661, yang menjadi dasar pengembangan balet sebagai bentuk seni yang formal. Pada masa ini, posisi dan teknik dasar balet mulai distandarisasi, termasuk lima posisi dasar balet yang masih digunakan hingga saat ini.
Jean-Baptiste Lully, seorang amatir terkenal yang bekerja di bawah Louis XIV, menciptakan banyak musik balet yang inovatif. Ia bekerja sama dengan koreografer seperti Pierre Beauchamp, yang mengembangkan sistem notasi balet pertama.
Era Romantis (Abad ke-19)
Pada abad ke-19, balet memasuki era Romantis yang lebih emosional dan puitis, dengan tema-tema yang sering kali fokus pada mimpi, alam, dan supranatural. Balet Romantis dimulai dengan produksi seperti La Sylphide (1832) dan Giselle (1841) di Prancis.
Penari perempuan mulai memainkan peran penting dalam balet, dan teknik pointe (berdiri di atas ujung jari kaki) menjadi sangat populer.
Selama periode ini, Rusia juga mulai mengembangkan baletnya sendiri. Di bawah pengaruh para koreografer dan prajurit Eropa, balet Rusia berkembang dengan pesat dan akhirnya menjadi pusat utama seni balet dunia.
Perkembangan Balet di Rusia (Abad ke-19 - Awal Abad ke-20)
Di Rusia, balet mendapat dukungan penuh dari kerajaan, terutama di bawah naungan Teater Mariinsky di St. Petersburg. Koreografer terkenal Marius Petipa bekerja di Rusia dan menciptakan beberapa balet klasik yang terkenal, seperti Swan Lake , The Sleeping Beauty , dan The Nutcracker bersama dengan aktor terkenal, Pyotr Ilyich Tchaikovsky.
Pada akhir abad ke-19, Rusia menjadi pusat perkembangan balet dunia, melampaui Prancis dalam hal inovasi dan teknik. Peran balet Rusia sangat signifikan dalam mempertahankan tradisi balet klasik dan mengembangkannya lebih jauh.
Revolusi Balet Modern (Awal Abad ke-20)
Pada awal abad ke-20, balet mulai berevolusi menjadi bentuk yang lebih eksperimental dan modern, berkat tokoh seperti Sergei Diaghilev dan Ballets Russes (Perusahaan Balet Rusia). Ballets Russes membawa balet ke Eropa Barat, terutama Paris, dan bekerja sama dengan seniman besar seperti Igor Stravinsky, Pablo Picasso, dan Coco Chanel.
Para koreografer seperti Michel Fokine dan George Balanchine mulai mengubah struktur balet klasik, memperkenalkan gerakan yang lebih bebas dan lebih ekspresif. Balet tidak lagi hanya menekankan pada cerita tetapi juga pada emosi dan keindahan gerak.
Balet Kontemporer (Abad ke-20 - Sekarang)
Pada abad ke-20, balet klasik dan modern mulai dipadukan dan melahirkan balet kontemporer. Koreografer seperti George Balanchine, yang kemudian mendirikan New York City Ballet, membawa balet ke Amerika Serikat dan mengembangkan gaya neoklasik. Balet Amerika berkembang pesat, dengan fokus pada teknik dan kecepatan yang tinggi.
Balet kontemporer menggabungkan unsur-unsur balet klasik dengan berbagai gaya tari modern. Koreografer seperti Martha Graham, Alvin Ailey, dan Twyla Tharp mengeksplorasi batasan balet, menciptakan karya yang menggabungkan gerakan modern dan eksperimental.
Balet di Dunia Saat Ini
Saat ini, balet adalah seni yang sangat global, dipelajari dan dipentaskan di seluruh dunia. Perusahaan balet di banyak negara terus mempertahankan tradisi balet klasik sambil mengeksplorasi karya kontemporer dan modern. Beberapa festival balet internasional terkenal, seperti Prix de Lausanne dan Bolshoi Ballet, menjadi pusat bagi penari balet dan koreografer berbakat.
Balet juga menjadi lebih inklusif, baik dari segi partisipasi maupun tema. Banyak koreografer dan seniman kontemporer yang mulai mengeksplorasi isu-isu sosial dalam karya-karya mereka. Ini menjadikan balet menjadi bentuk seni yang terus relevan dan berkembang.
Sejarah dan Perkembangan Balet di Indonesia
Melansir dari beberapa sumber, balet di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang, meskipun tidak sepopuler seni tari tradisional seperti tari Jawa, tari Bali, atau tari Sumatera. Balet pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh para penari dan pengajar dari Barat pada era kolonial Belanda, tetapi baru berkembang dan mendapatkan lebih banyak perhatian pada era modern.
Berikut adalah garis besar sejarah perkembangan balet di Indonesia:
Zaman Kolonial
Pada masa penjajahan Belanda, seni balet dibawakan para penari dan instruktur dari Eropa. Pada masa ini, balet lebih terbatas di kalangan elit Belanda dan hampir tidak menjangkau masyarakat Indonesia secara umum. Para pengajar balet dari Belanda kadang memberikan pelajaran kepada anak-anak keluarga Belanda atau orang Indonesia yang tinggal di perkotaan seperti Jakarta dan Surabaya.
Di Indonesia, balet diperkenalkan pertama kali oleh tiga guru balet yang berasal dari Belanda yang bernama Puck Meyer, Lastdrager, dan Ludwig Werner pada 1982. Baru setelah itu muncullah penari-penari balet Indonesia yang sangat berpengaruh bagi sekolah-sekolah balet di Indonesia, mereka adalah Farida Oetoyo (Sumber Cipta dan Sekolah Balet Nritya Sundara), Yulianti Parini (Sekolah Balet Nritya Sundara), dan Nanny Lubis (Namarina).
Periode 1950-an hingga 1970-an
Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, balet mulai menarik minat masyarakat Indonesia. Pada dekade 1950-an hingga 1970-an, banyak orang Indonesia mulai mengenal balet melalui media dan juga melalui pelatihan oleh guru-guru balet dari luar negeri yang datang ke Indonesia.
Salah satu tokoh penting pada masa ini adalah Farida Oetoyo, seorang penari balet Indonesia yang belajar di Rusia. Setelah kembali ke Indonesia, ia membangun sekolah balet yang memberikan akses kepada masyarakat untuk belajar balet secara lebih luas. Farida Oetoyo dianggap sebagai salah satu pelopor balet di Indonesia, khususnya dalam memadukan teknik balet dengan budaya lokal.
Periode 1980-an hingga 2000-an
Pada 1980-an, balet semakin berkembang di Indonesia. Banyak sekolah balet mulai berdiri di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Tokoh-tokoh seperti Nanik L. Tobing juga ikut berpartisipasi dalam memperkenalkan balet kepada masyarakat luas.
Pada periode ini, minat masyarakat terhadap balet meningkat seiring dengan semakin banyaknya kompetisi dan pentas balet. Sekolah-sekolah balet mulai mengadakan pertunjukan tahunan yang bisa disaksikan oleh masyarakat umum.
Balet mulai beradaptasi dengan budaya lokal, meskipun tetap menggunakan teknik klasik dari Barat. Pertunjukan-pertunjukan balet dengan sentuhan lokal mulai ditampilkan di berbagai acara kesenian.
Perkembangan Modern dan Kontemporer (2000-an hingga Sekarang)
Memasuki era 2000-an, balet di Indonesia semakin beragam. Ada sekolah-sekolah balet yang mengajarkan teknik balet klasik dan kontemporer. Generasi muda semakin banyak yang tertarik belajar balet, dan balet menjadi lebih mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain sekolah balet swasta, beberapa universitas dan institusi kesehatan mulai memasukkan balet ke dalam kurikulum mereka, meskipun belum begitu banyak.
Peran media sosial juga sangat membantu dalam mempopulerkan balet. Banyak penari balet muda Indonesia yang memanfaatkan platform ini untuk membagikan aktivitas mereka, termasuk menampilkan kreasi yang memadukan balet dengan tarian tradisional atau kontemporer.
Festival dan kompetisi balet semakin banyak diadakan, baik di tingkat nasional maupun internasional, yang memberikan kesempatan bagi para penari Indonesia untuk berkompetisi dan memperkenalkan bakat mereka di tingkat dunia.
Balet dalam Kebudayaan Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, para koreografer Indonesia mulai mengeksplorasi perpaduan antara balet dan seni tari tradisional. Misalnya, gerakan balet yang anggun dipadukan dengan gerakan tari tradisional Indonesia seperti tari Bali atau tari Jawa, menciptakan karya tari yang memiliki ciri khas Indonesia.
Beberapa komunitas balet juga melakukan pementasan yang mengadaptasi cerita rakyat Indonesia dengan teknik balet, sehingga balet semakin dekat dengan budaya lokal.
Meskipun belum sepopuler seni tari tradisional di Indonesia, perkembangan balet cukup signifikan. Banyaknya talenta muda yang berprestasi dalam kompetisi balet internasional, menunjukkan seni balet di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang di masa depan. (z-3)