PETERNAK sapi perah di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, tidak terpengaruh dengan aksi para peternak di Boyolali yang terpaksa membuang susu karena tidak diserap oleh Industri Pengolah Susu (IPS).
Seperti biasanya, peternak masih memeras susu sapi dua kali sehari, pagi dan sore lalu mengantarkan susu segar yang dihasilkan ke sebuah tempat penampungan sementara sebelum dikumpulkan di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU).
Namun mereka dipusingkan oleh harga susu murni yang masih tetap dijual Rp7.200 kepada koperasi. Sementara di sisi lain, peternak dihadapkan pada harga pakan yang masih mahal.
"Untuk kejadian seperti di Boyolali di kita tidak ada karena koperasi masih menampung susu. Justru yang dikeluhkan sama kita soal harga pakan, sedangkan harga susu yang diterima koperasi masih tetap," kata Wawan, peternak sapi di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Senin (11/11).
Padahal, sapi perah harus memperhatikan nutrisi dengan pemberian tambahan hijauan agar tak berpengaruh terhadap produksi susu. Dengan begitu, pengeluaran ekstra dibutuhkan demi menjaga kesehatan dan kualitas susu sapi.
"Kami peternak tetap harus memberi pakan tambahan agar sapi sehat dan produksi susunya banyak," bebernya.
Saat ini, populasi sapi perah di wilayah Lembang mencapai sekitar 21 ribu ekor dari sekitar 7.500 anggota KPSBU. Untuk satu ekor sapi dibutuhkan pakan sekitar 30-40 kilogram per hari.
Ketua KPSBU Lembang, Dedi Setiadi mengungkapkan, produksi susu sapi dari para peternak anggota KPSBU mencapai 116 ribu liter per hari. Produksi susu yang dihasilkan belum bisa memasok kebutuhan Jawa Barat bahkan nasional.
"Kalau untuk cukup, belum. Untuk jumlah koperasi susu di Indonesia ada 63 koperasi dibagi Jabar 16, Jateng 14 dan Jatim 13," kata Dedi yang juga Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) ini.
Wapres
Dirinya merasa bangga karena KPSBU pernah dikunjungi langsung Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka beberapa bulan lalu sebelum ia dilantik.
Waktu itu, Gibran didampingi Zulkifli Hasan ketika masih menjabat Menteri Perdagangan mengunjungi KPSBU untuk mengecek kesiapan program susu gratis era pemerintahan presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
"Adanya program makan bergizi gratis yang diinisiasi Presiden Prabowo, itu artinya bakal akan ada kebutuhan susu sapi yang meningkat. Ini jadi kabar baik buat peternak dan bakal menambah semangat mereka," ujar Dedi.
Menurut dia, Indonesia masih kekurangan susu sapi murni untuk menjalankan program makan bergizi gratis. Namun pemangku kepentingan terkait mulai dari kementerian, lembaga dan koperasi akan bahu membahu untuk menambah populasi sapi.
"Diharapkan nanti bisa memasok susu untuk program makan bergizi," jelasnya.