DOSEN Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM sekaligus ketua tim Ahli Puspar Agus Hendratno,ST., M.T.,mengatakan, geologi di Sikka memiliki keunikan dari sisi bentukan, geometri, dan sejarah bentang alam vulkanik Kuarter maupun bentang alam Vulkanik Tersier. Di sana terdapat Taman Wisata Alam Laut Teluk (TWAL) Maumere dan Gunung Api Egon yang banyak menarik minat wisatawan minat khususm
“Sudah sepatutnya bila para pihak aktif terlibat dalam mendorong proses inspiring Geopark Nasional untuk Kabupaten Sikka sampai di tingkat global,” terang dia dalam siaran pers, Jumat (8/11). Pengembangan geopark ini harus berdasarkan tiga pilar dasar geokonservasi, yaitu konservasi, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Ia menyebut, dari mapping identifikasi geoheritage, terdapat dua matra geologi yang menguatkan keunikan Geopark Vulkanik Purba di Kabupaten Sikka, yaitu matra laut dan matra daratan.
Dari sisi keilmuan, Agus menyebut, gempa dan tsunami yang pernah melanda Teluk Maumere, Kabupaten Sikka pada 12 Desember 1992 silam masih menyisakan jejak geologi yang patut menjadi pembelajaran. Di Desa Koja Doi sebagai gugusan pulau pulau vulkanik purba di Teluk Maumere, misalnya, didapati bangunan runtuhan gempa/ hempasan tsunami dan penurunan muka tanah akibat likuifaksi (peluluhan) yang di desa ini.
"Lokasinya tidak jauh dari episentrum gempa tektonik 7,8 magnitudo, yang berada di Pulau Babi (pulau vulkanik purba)," terang dia.
Rekahan yang berada di dasar perairan dangkal area perairan Pulau Babi tampak kasat mata saat dilihat dari atas perahu saat melintas berwisata bahari ke Kepulauan Pangabatang. Rekahan (terpatahkan) di dasar perairan laut dangkal Pulau Babi, saat ini menjadi salah satu spot diving bagi wisatawan asing maupun wisatawan Nusantara.
Anggota tim peneliti Pusat Studi Pariwisata UGM, Kurnia Fahmy Ilmawan, S.Si, M,Sc menjelaskan kekayaan warisan geologi di Kabupaten Sikka tersebar mulai dari bawah laut hingga di puncak gunung. Kekayaan tersebut perlu dikelola secara bijak untuk kepentingan konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat karena kekayaan warisan geologi telah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi budaya dan kehidupan masyarakat di Kabupaten Sikka.
Salah satu lokasi geosite yang termasuk dalam geoheritage Kabupaten Sikka, misalnya, Pantai Ogor Paret. Pantai-pantai tersebut memiliki spot rocky beach yang tersusun oleh aliran lava andesitik yang mengalami pembekuan cepat karena faktor sentuhan air laut saat pembekuannya dan terpapar patahan kompresif yang massif.
“Memahami bahwa Pantai Ogor Paret memiliki keindahan alam dan keunikan geologi volkanik, maka Kelompok Sadar Wisata mulai mengembangkan Ogor Paret menjadi sebuah atraksi wisata . Penyusunan masterplan ini diharapkan berdampak positif bagi masyarakat dan daerah sekitar area geoheritage Pantai Ogor Paret," jelasnya.
Dari sisi antropologi, Arkan Syafera, S.Ant., M.A. menyampaikan kekayaan budaya yang dimiliki Sikka merupakan hasil dari aktivitas beberapa suku di Maumere, yakni suku Sikka-Krowe, Lio, Bajo, Palue, Tana-ai, dan Muhang. Masing-masing suku tersebut memiliki kekhasan tersendiri, baik dalam hal bahasa atau logat bicara, motif tenun, tarian, ritual/upacara adat, cerita rakyat dan sebagainya.
Beberapa di antaranya sudah ditampilkan dengan latar belakang geo-site, misalnya syair yang berkembang di sekitar geo-site Tebing Kubah Lava Hokor yang berbunyi, “Hokor Watu Apar, guman gogo leron tolor, tubu nane rebu, kota nane korak, ponun puan helang ilin, ga ata maten gateng ata moret”.
Syair ini menceritakan orang-orang Hokor berkampung batu dan selalu menang dalam perang. Dari syair itu mudian dibuat tarian bernama Tari Bebing sebagai simbol heroisme tentang perjuangan para leluhur yang telah memperjuangkan & mempertahankan wilayah kekuasannya di wilayah Hokor. Produk kreatif warga sekitar seperti tenun ikat, olahan kakao, kopi, dan lainnya mampu dikembangkan sebagai geoproduk yang melengkapi geotrail yang kelak akan dirumuskan.
“Saya kira penting pula dilengkapi informasi aspek geobiodiversity yang menyajikan keragaman jenis flora-fauna endemik sebagai pelengkap dari taman bumi yang ajukan pemkab Sikka ke pemerintah pusat,” tutup Arkan. (H-2)