PADA saat Kongres Sumpah Pemuda berlangsung, Moehammad Yamin menuliskan rumusan Sumpah Pemuda di atas selembar kertas yang ia berikan kepada Soegondo. Mr. Sunario sedang berpidato dalam sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan).
Yamin berbisik kepada Soegondo, "Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie" (Saya memiliki formulasi yang lebih elegan untuk resolusi ini). Kemudian Soegondo menyetujui rumusan tersebut dengan memberikan paraf pada selembar kertas tersebut.
Kertas tersebut kemudian diteruskan kepada yang lain untuk mendapatkan paraf persetujuan. Sumpah Pemuda pertama kali dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Yamin.
Isi Sumpah Pemuda
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Baca juga: Contoh Pidato Sumpah Pemuda untuk 28 Oktober
Ada beberapa tokoh pemuda yang berperan dalam Kongres Pemuda II sebagai panitia yang turut merumuskan Sumpah Pemuda.
1. Sastrowardoyo.
Soenario Sastrowardoyo, yang berasal dari Madiun, Jawa Timur, berperan sebagai penasihat panitia dalam merumuskan Sumpah Pemuda dan juga menjadi pembicaranya.
Baca juga: Mengenal Alat-alat Manusia Purba pada Zaman Batu dan Kegunaannya
2. Amir Syarifuddin Harahap.
Amir Syarifuddin Harahap, tokoh pemuda dari organisasi Jong Batak Bond dan aktivis anti-Jepang, menjadi Bendahara Kongres Pemuda II. Ia juga memberikan ide-ide brilian selama perumusan Sumpah Pemuda.
3. Mohammad Yamin.
Mohammad Yamin, yang berasal dari tanah Minangkabau dan anggota Jong Sumatranen Bond, terkenal sebagai sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum. Yamin mengusulkan agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dalam ikrar Sumpah Pemuda.
Baca juga: 13 Tokoh Penjelajah Samudra pada Abad Pertengahan
4. Djoko Marsaid.
Djoko Marsaid, tokoh pemuda dari Jong Java, menjadi wakil ketua Kongres Pemuda II.
5. Soegondo Djojopoespito.
Soegondo Djojopoespito memimpin Kongres Pemuda II sebagai ketua. Dia terpilih sebagai ketua atas persetujuan Mohammad Hatta karena ia adalah anggota Persatuan Pemuda Indonesia (PPI).
6. Johannes Leimena.
Johannes Leimena, yang terlibat dalam panitia Kongres Pemuda I dan II, berasal dari Jong Ambon dan merupakan dokter serta politisi.
7. Sarmidi Mangoensarkoro.
Sarmidi Mangoensarkoro, seorang aktivis pendidikan, banyak berbicara tentang pendidikan untuk rakyat Indonesia pada Kongres Pemuda I dan II. Dia juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
8. Johan Mohammad Cai.
Johan Mohammad Cai, yang berperan sebagai Pembantu I dalam Kepanitiaan Kongres Pemuda, adalah peranakan Tionghoa yang aktif dalam Kongres Pemuda II.
9. Rumondor Cornelis Lefrand Senduk.
Rumondor Cornelis Lefrand Senduk, dokter dan politikus asal Minahasa, Sulawesi Utara, menjadi Pembantu III dalam Kongres Pemuda II.
10. Mohammad Rochjani Su'ud.
Mohammad Rochjani Su’ud, ahli hukum sekaligus Ketua Pemoeda Betawi, menjadi Pembantu V dalam Kongres Pemuda II.
11. R. Katja Soengkana.
R. Katja Soengkana, yang menjadi Pembantu II dalam Kepanitiaan Kongres Pemuda II, mewakili organisasi Pemoeda Indonesia atau Jong Indonesie.
12. Wage Rudolf Soepratman.
Wage Rudolf Soepratman, seorang wartawan, pemain biola, dan komponis asal Indonesia, menciptakan lagu Indonesia Raya dan memainkannya dengan biola di hadapan peserta Kongres Pemuda II tanpa teks untuk pertama kali.
13. Theodora Athia Salim (Dolly Salim).
Theodora Athia Salim, atau Dolly Salim, meskipun bukan anggota Kongres Pemuda II, merupakan tokoh penting dalam Sumpah Pemuda. Putri dari Agus Salim inilah yang pertama kali melantunkan lagu Indonesia Raya. (Z-2)