UNIVERSITAS Bunda Mulia (UBM) melalui program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) mempersembahkan Naralaya Festival 2024 dengan tema "Exploring Fate in Film", mengundang para audiens untuk berani melihat takdirnya seperti sebuah cerita yang tertata apik dalam film.
Mengusung semangat keberanian dalam mengeksplorasi jalan hidup, Naralaya Festival mengajak audiens untuk menggali makna mendalam dari karya-karya para filmmaker dan animator berbakat, menunjukkan bahwa kita pun mungkin memiliki "takdir sinematik" di hidup kita.
“Seperti tradisi yang sudah dibangun sejak dua tahun lalu, Naralaya Festival 2024 program studi DKV UBM menampilkan sejumlah karya luar biasa dari filmmaker dan animator dari berbagai kalangan”, ujar Kandi Sofia Senastri Dahlan selaku Wakil Rektor UBM dalam keterangan resmi.
Naralaya Festival 2024 mempersembahkan delapan karya unggulan yang terbagi dalam lima film dan tiga animasi, masing-masing dengan sentuhan unik dan kisah yang sarat makna. Lima film yang ditampilkan antara lain: I Can't Take You Anywhere oleh Luna Light Production, PLAY AGAIN dari UKM Videografi Unsri, Rama oleh Prodi Film dan Televisi U niversitas Pendidikan Indonesia, Ramo’ Bucco’ dari Empatbelas Project, dan Santunan oleh Fakultas Film dan TV Institut Kesenian J akarta.
Tak ketinggalan, tiga animasi pilihan yaitu Selamat Sore dari Arcana Pictures, Tak Lelo Ledung oleh Kathamtara Studio, dan Jelangkung dari Afterwork . Karya film dan animasi unggulan tersebut ditayangkan disertai dialog bersama perwakilan film maker di The UBM Grand Auditorium (TUGA) Kampus Ancol.
Naralaya Festival 2024 juga menggelar pameran pra-acara yang berlangsung pada 29 hingga 31 Oktober 2024 lalu di The UBM Student Lounge Kampus Ancol. Pameran ini menghadirkan 22 karya digital yang terdiri dari 18 ilustrasi, 3 desain karakter, dan 1 komik yang menggambarkan kreativitas dalam berbagai bentuk seni visual.
Selain pameran, Naralaya Festival 2024 juga menghadirkan talkshow bersama sutradara berbakat, Giovanni Rustanto, yang juga dikenal sebagai "A Ballad of Long Hair," dengan karya fenomenalnya, Lily of the Valley (2020) dan Maria (2018). Dengan penghargaan seperti Top Indie Film Awards, Go Debut Film Festival, dan European Film Festival Mainstream and Underground, Giovanni diundang untuk mengisi sesi talk show yang dipandu Rizky Yudo Atmaja.
Diskusi ini menjadi ruang inspirasi bagi para mahasiswa dan sineas muda untuk memahami proses kreatif dalam membentuk karya yang tak hanya memikat mata tetapi juga berbicara tentang jiwa. Puncak dari Naralaya Festival 2024 adalah acara awarding bagi para filmmaker dan animator yang telah berpartisipasi. Ajang ini menjadi panggung penghargaan bagi karya-karya yang berhasil menyentuh, menginspirasi, dan memicu refleksi mendalam bagi kita semua.
Kegiatan ini tak lepas dari dedikasi mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) UBM, yang diketuai Kemas Bagus beserta 54 panitia lainnya yang merupakan kolaborasi dari peminatan animasi, film dan desain grafis Prodi DKV UBM dari kampus UBM di Ancol Jakarta, maupun di Serpong Tangsel.
Dengan kerja keras selama kurang lebih lima bulan, mereka dinilai berhasil merealisasikan visi Naralaya Festival 2024. "Naralaya Festival 2024 menjadi bukti nyata kontribusi UBM dalam mempersembahkan karya-karya terbaik dari mahasiswa di seluruh Indonesia," tandas Wakil Rektor Kandi Sofia.
Melalui Naralaya Festival 2024, UBM berharap untuk terus menjadi wadah bagi para filmmaker dan animator muda, mendorong mereka untuk menghasilkan karya yang bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi refleksi atas perjalanan hidup.(H-2)