Mayoritas Wisatawan Indonesia Pilih Akomodasi Ramah Lingkungan

3 days ago 2
Mayoritas Wisatawan Indonesia Pilih Akomodasi Ramah Lingkungan Ilustrasi(Freepik)

MAYORITAS wisatawan Indonesia lebih menyukai akomodasi yang ramah lingkungan. Hal itu terungkap dalam survei pengelola aplikasi manajemen hotel SiteMinder bersama Kantar, yang melibatkan sekitar 12 ribu wisatawan dari 14 negara pada 2024.

Menurut laporan survei bertajuk SiteMinder's Changing Traveller Report 2025, sebanyak 95% dari 878 wisatawan asal Indonesia yang disurvei bersedia membayar lebih untuk akomodasi ramah lingkungan saat berlibur.

"Wisatawan Indonesia semakin memilih akomodasi yang ramah lingkungan dan merencanakan anggaran yang lebih besar. Hal ini mencerminkan pergeseran ke arah perjalanan yang lebih bijaksana dan eksploratif," kata Country Manager Indonesia SiteMinder Rio Ricardo, dikutip Kamis (14/11).

Di antara wisatawan Indonesia, menurut hasil survei, ada 36% yang bersedia membayar hingga 10% lebih mahal dan 35% yang bersedia
membayar hingga 25% lebih mahal untuk akomodasi ramah lingkungan pada 2025.

Selain itu, ada 18% yang bersedia membayar hingga 50% lebih mahal dan 7% yang bersedia membayar lebih mahal dari itu untuk akomodasi ramah lingkungan pada 2025.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa 96% wisatawan Indonesia berencana mempertahankan atau meningkatkan anggaran akomodasi mereka saat berwisata pada 2025.

Persentase tersebut mencakup sebagian besar Gen Z (kelahiran 1997 sampai 2012) dan Generasi Milenial (kelahiran 1981 sampai 1996).

Berdasarkan hasil survei, sebanyak 93% wisatawan Indonesia melakukan perjalanan untuk menghadiri acara, termasuk konser dan festival
musik (46%), reuni dan perayaan keluarga (41%), dan acara olahraga (32%).

Persentase wisatawan yang berencana tetap bekerja selama berlibur, menurut hasil survei tersebut, mencapai 66%, meningkat hingga 13%
dari hasil survei tahun sebelumnya.

Peningkatan itu juga tercermin dari banyaknya wisatawan yang berniat menghabiskan waktu di hotel atau penginapan, yang mencapai 78%.

Sebanyak 98% wisatawan Indonesia, menurut survei, terbuka dengan penggunaan kecerdasan buatan dalam merencanakan, memesan, dan meningkatkan pengalaman menginap di hotel.

Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan persentase wisatawan dengan preferensi serupa dari negara seperti Kanada dan Australia (masing-masing 62%) serta Jerman, Prancis, dan Inggris (masing-masing 63%).

"Insight berbasis data, seperti yang disediakan oleh riset ini, menjadi semakin penting bagi para pelaku bisnis perhotelan seiring dengan perubahan kebiasaan wisatawan dari waktu ke waktu," kata Rio.

"Dengan demikian, mereka dapat mengantisipasi kebutuhan para tamu sekaligus menawarkan pengalaman menginap yang senantiasa mereka cari," pungkasnya. (Ant/Z-1)

Read Entire Article
Global Food