KITA sering melihat hewan-hewan yang sedang bergerak untuk mencari mangsa, bertelur, atau bermigrasi. Tampaknya, hewan tersebut mengetahui tempat yang akan dituju. Salah satu cara hewan mencari mangsa, bertelur, atau bermigrasi yaitu menggunakan prinsip kemagnetan.
Pada Bab 6 IPA Kelas IX Semester 2, kita akan belajar tentang Kemagnetan dan Pemanfaatannya. Jika selama ini kamu hanya mengetahui fungsi magnet untuk produk-produk rumah tangga, ternyata magnet juga ada di dalam tubuh makhluk hidup sebagai alat navigasi.
Penggunaan magnet dan sifat kemagnetan di dalam tubuh hewan atau manusia disebut dengan biomagnetisme. Lebih jelasnya, ayo kita pelajari bab ini dengan penuh semangat sebagaimana dilansir dari Buku Ilmu Pengetahuan Alam/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester 2 yang ditulis Siti Zubaidah dkk.
Setiap wilayah di belahan Bumi mengalami perubahan musim setiap tahun. Masih ingatkah apa yang menyebabkan perubahan musim dan dampaknya bagi kehidupan di Bumi? Perubahan musim di Bumi berdampak pada kehidupan makhluk hidup, termasuk hewan. Terdapat berbagai hewan yang hidup di darat, air, dan udara melakukan perpindahan tempat pada musim tertentu untuk mempertahankan kehidupan. Perpindahan tempat yang dimaksud dikenal dengan migrasi.
Migrasi dilakukan hewan melalui jalur yang hampir sama setiap tahun. Beberapa hewan yang sering melakukan migrasi ialah burung, ikan salmon, dan paus. Bagaiman cara hewan melakukan migrasi? Mengapa pada saat migrasi, hewan tidak salah arah atau tersesat?
Padahal, hewan-hewan tersebut tidak memiliki alat penyearah atau Global Positioning System (GPS) seperti yang sering digunakan masyarakat saat ini untuk menentukan posisi dan arah menuju tempat tujuan. Itu berkat Tuhan Maha Kuasa yang melengkapi hewan tersebut dengan kemampuan memanfaatkan medan magnet Bumi.
Kehidupan makhluk hidup di Bumi sangat dipengaruhi oleh medan magnet Bumi. Medan magnet Bumi adalah daerah di sekitar bumi yang masih dipengaruhi oleh gaya tarik bumi. Sebagian besar hewan memanfaatkan medan magnet Bumi untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Medan magnet Bumi dapat memengaruhi batang magnet yang diletakkan bebas di sekitar permukaan Bumi.
Hewan mampu mendeteksi medan magnet Bumi karena di dalam tubuh hewan terdapat magnet. Fenomena tersebut dinamakan biomagnetik. Selain itu, medan magnet bumi dapat membantu hewan dalam menentukan arah migrasi, mempermudah upaya mencari mangsa, atau menghindari musuh. Berikut contoh hewan yang melakukan migrasi dengan memanfaatkan medan magnet bumi.
1. Migrasi burung.
Beberapa jenis burung, misal burung elang dan burung layang-layang, melakukan migrasi pada tiap musim tertentu. Burung tersebut menggunakan partikel magnetik yang ada pada tubuhnya untuk menciptakan peta navigasi dengan memanfaatkan medan magnet Bumi.
Medan magnet bumi juga digunakan burung merpati pos. Pada zaman dahulu, burung merpati sering dimanfaatkan sebagai kurir surat.
Bagaimanakah cara merpati mengetahui jalan pulang? Ternyata merpati memanfaatkan medan magnet Bumi sebagai penunjuk arah pulang. Hal ini ditunjukkan hasil penelitian Comel pada 1974 yang memasang magnet di kepala burung merpati. Ternyata, setelah dipasang magnet pada kepalanya, burung merpati tiba-tiba kehilangan arah dan tidak mengetahui jalan pulang.
2. Migrasi ikan salmon.
Ikan salmon ialah ikan yang hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Ikan salmon merupakan ikan yang melakukan migrasi untuk berkembang biak. Ikan salmon memiliki kemampuan untuk kembali ke aliran sungai air tawar tempat awal mereka menetas dan tumbuh setelah berenang ribuan kilometer mengarungi lautan.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ikan salmon yang melewati Sungai Fraser di Kanada dapat kembali lagi ke Sungai Fraser setelah dua tahun bermigrasi mengarungi Samudra Pasifik. Hal ini karena sungai Fraser memiliki medan magnet tertentu yang dapat dideteksi oleh ikan salmon.
3. Migrasi penyu.
Penyu memulai dan mengakhiri migrasi di Pantai Timur Florida Amerika Serikat. Jalur migrasi sepanjang 12.900 km melewati Laut Sargasso, wilayah perairan Laut Atlantik Utara. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali migrasi antara 5-10 tahun. Tidak seperti migrasi hewan lain yang umumnya dilakukan secara berkelompok, penyu bermigrasi sendiri tanpa mengikuti penyu lain.
Seorang peneliti yang bernama Kenneth Lohmann dari Universitas Carolina Utara mempelajari tingkah laku tukik atau anak penyu saat dihadapkan dengan medan magnet yang berbeda-beda. Peneliti tersebut meletakkan penyu ke dalam wadah air yang dikelilingi alat yang dapat menimbulkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan disesuaikan dengan medan magnet jalur migrasi penyu, yaitu wilayah Florida utara, wilayah timur laut dekat Portugal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyu mengikuti jalur migrasi yang diberikan.
Ketika penyu mendeteksi medan magnet yang mirip dengan medan magnet wilayah dekat Portugal, penyu akan berenang menuju selatan ke arah Portugal. Pergerakan penyu dalam mengikuti jalur medan magnet bertujuan menjaga penyu agar tetap berada di lautan yang hangat dan wilayah yang kaya akan sumber makanan.
4. Migrasi lobster duri.
Ada banyak jenis lobster, salah satunya yaitu lobster duri. Lobster ini merupakan jenis lobster air laut yang melakukan migrasi. Kenneth Lohmann meneliti kemampuan lobster duri untuk mendeteksi medan magnet dengan cara meletakkan lobster duri ke dalam bak air yang dapat diatur medan magnetnya.
Setiap kali medan magnet diubah, lobster duri akan menyesuaikan diri untuk tetap bergerak menuju arah kutub utara. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lobster duri mampu merasakan medan magnet Bumi untuk memandu migrasi yang dilakukan dari lepas pantai Florida menuju lautan lepas yang lebih hangat dan tenang di setiap akhir musim gugur.
5. Magnet dalam tubuh bakteri.
Dalam tubuh bakteri Magnetotactic bacteria (MTB) terdapat organel (komponen) khusus yang disebut magnetosome? Magnetotactic bacteria merupakan kelompok bakteri yang mampu melakukan navigasi dan bermigrasi dengan memanfaatkan medan magnet. Beberapa jenis bakteri ini memiliki flagella yang berfungsi sebagai pendorong saat bergerak.
Jenis bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Richard P. Blakemore pada 1975. Magnetosome tersusun atas senyawa magnetite (Fe3O4) atau greigite (Fe3S4) yang memiliki sifat kemagnetan jauh lebih kuat dibandingkan dengan magnet sintetik atau yang dibuat oleh manusia. Magnetosome dan senyawa yang terkandung di dalamnya
masih terus diteliti dan diduga memiliki potensi yang besar untuk digunakan dalam bidang kesehatan.
Hewan lain yang memanfaatkan medan magnet bumi untuk melakukan migrasi ialah paus. Sayangnya, migrasi yang dilakukan oleh paus tidak seberuntung hewan lain. Maklum, dalam perjalanannya banyak kawanan paus yang tersesat. Kamu mungkin pernah melihat berita di televisi atau membaca di koran tentang paus yang terdampar. (Z-2)