DIREKTORAT Jenderal (Ditjen) Bina Marga bersama Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan kerja spesifik ke jalan tol Bogor–Ciawi yang mengalami longsor pada bulan April lalu tepatnya di KM 64+600A ruas Tol Ciawi–Sukabumi seksi 2 arah Jakarta menuju Sukabumi, Rabu (13/112024).
Kunjungan kerja spesifik ini bertujuan ini untuk meninjau infrastruktur jalan tol di Provinsi Jawa Barat, serta melihat secara langsung penanganan yang telah dilakukan Ditjen Bina Marga pasca bencana alam longsor yang mengakibatkan putusnya Jalan Tol Bocimi Seksi 2 (Cigombong-Cibadak), sekaligus meninjau progres pembangunan Jalan Tol Bocimi Seksi 3 (Cibadak - Sukabumi Barat). Hal tersebut diungkapkan Ketua tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI Andi Irwan Darmawan Aras.
Turut mendampingi kunker spesifik, Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Wilan Oktavian mengatakan, penyebab longsor yang terjadi pada KM 64+600A jalan tol Ciawi-Sukabumi seksi 2 yaitu terdapat mata air di sisi luar sheet pile beton yang mengakibatkan perlemahan dan longsor awal mengarah ke sungai, dan juga adanya aliran air di bawah perkerasan yang menjenuhkan timbunan dan menambah beban pada sheet pile beton.
"Dengan demikian dilakukan beberapa pekerjaan penanganan longsor yakni pekerjaan Soldier Pile, perbaikan lereng timbunan dipasang matras pengendalian erosi dan Solid Sadding, hingga penanganan permanen pasca longsor jalan tol Ciawi– Sukabumi KM 64+600A dan KM 66+200 selesai diperbaiki," terang Wilan.
Menjelaskan terkait jaringan jalan di tol Bocimi, Wilan melanjutkan bahwa jaringan jalan tol di Jawa Barat khususnya ruas Ciawi-Sukabumi memiliki manfaat untuk meningkatkan konektivitas dari kawasan Sukabumi–Cianjur dan Sekitarnya ke pusat Bogor dan Jakarta. Secara keseluruhan jalan tol Bocimi memiliki total panjang 54,00 km yang terbagi menjadi empat seksi yaitu Seksi 1 Ciawi– Cigombong yang sudah beroperasi dengan total panjang sepanjang 15,35 km.
"Seksi 2 Cigombong–Cibadak yang sudah beroperasi dengan total panjang 11,90 km, Seksi 3 Cibadak–Sukabumi Barat dengan target penyelesaian di quartal 2 2026 dengan total panjang 13,70 km, dan Seksi 4 Sukabumi Barat–Sukabumi Timur sepanjang 13,05 km masih dalam tahap pembebasan lahan," terang Wilan.
Wilan juga menjelaskan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum melalui Ditjen Bina Marga memiliki rencana umum jaringan jalan 2020 - 2040 untuk mencapai indonesia maju menuju indonesia emas 2045.
"Saat ini aksesibilitas jaringan jalan nasional 50.064 km dengan tingkat pelayanan 2,49 km/100 km², harapannya pada tahun 2040 panjang jaringan jalan nasional menajdi 86.206 km dengan tingkat pelayanan 3,5 km/100 km² yang meliputi pembangunan jalan non tol sepanjang 12.807,16 km, peningkatan lebih lengkap fungsi/status jalan 7.749,96 km, pembangunan Flyover/Underpass/Jembatan bentang panjang 180.772,29 m, dan jalan tol sepanjang 15.404,05 km," ujar Wilan.
Wilan menambahkan, Hal tersebut senada dan seiring dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan acuan 8 visi misi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden yang relevan dengan program penyelenggaraan jalan seperti meningkatkan lapangan kerja, kewirausahaan dan pengembangan infrastruktur, melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas orang, barang dan informasi.
Serta melanjutkan infrastruktur penunjang hilirisasi dan industrialisasi yaitu melanjutkan infrastruktur dan jaringan jalan pada koridor utama dan koridor penghubung serta mendukung akses ke kawasan ekonomi dan simpul transportasi.
Turut mendampingi Anggota BPJT Unsur Masyarakat Tulus Abadi, Auditor Ahli Madya Inspektorat II I Made Parindra Wibawa, Direktur Utama Waskita Toll Road Daniel Fitzgerald Liman, Direktur Utama PT. Trans Jabar Tol Abdul Hakim Supriyad. (Adv)