KETUA Tim Kerja ISPA Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nani Rizkiyati menjelaskan langkah-langkah pencegahan penyakit Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai flu Singapura.
Nani menekankan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan sekitar sehingga terhindar dari penyakit, termasuk flu Singapura.
"Jadi, kalau kita mengacu pada pengendalian di sini, kita menerapkan PHBS. Cuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir, juga menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi," kata Nani, dikutip Minggu (10/11).
Ia menjelaskan, Hand, Foot, and Mouth Disease adalah penyakit menular yang sering menyerang anak-anak, yang disebabkan oleh virus terutama virus enterovirus jenis EV71.
Dalam menghadapinya, pencegahan dan pengobatan menjadi kunci penting dalam mengurangi komplikasi yang bisa terjadi.
PHBS melalui cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir secara teratur adalah kunci utama pencegahan.
Pastikan mencuci tangan setelah menggunakan toilet, sebelum makan, setelah mengganti popok, dan setelah bermain.
Hal tersebut penting karena virus HFMD dapat ditemukan pada kotoran dan cairan tubuh lainnya.
Kemudian, menghindari kontak langsung dengan penderita karena HFMD dapat menular melalui cairan tubuh, termasuk cairan dari mulut, hidung, atau kulit yang terinfeksi.
Oleh karena itu, penting untuk menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, serta menjaga jarak dengan orang sakit untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Juga penggunaan masker saat berinteraksi dengan orang yang terinfeksi, pastikan untuk menggunakan masker guna mengurangi risiko penularan virus melalui droplet.
Anak-anak yang terinfeksi sebaiknya tidak diperbolehkan bersekolah atau bermain di tempat umum hingga sembuh. Disarankan untuk melakukan isolasi di rumah, terpisah dari anggota keluarga lainnya, guna mencegah penularan.
Nani menyampaikan, vaksin untuk mencegah infeksi virus EV71 penyebab HFMD sudah tersedia dan disetujui BPOM.
Vaksin ini dapat diberikan kepada anak-anak berusia 6 bulan hingga 3 tahun, dan dapat melindungi dari komplikasi berat yang disebabkan oleh virus tersebut.
Menurut dia, vaksinasi ini penting sebagai langkah proteksi jangka panjang, dengan perlindungan yang dapat bertahan hingga 5 tahun.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, tidak ada pengobatan spesifik untuk virus HFMD, karena ini adalah infeksi virus yang akan sembuh dengan sendirinya.
"Pengobatan lebih berfokus pada meredakan gejala dan memberikan dukungan pada tubuh agar bisa melawan infeksi," ujarnya.
Nani mengatakan, yang sering terjadi pada penderita HFMD adalah dehidrasi, terutama pada anak-anak yang sulit makan dan minum karena luka pada mulut.
Oleh sebab itu, penting untuk memberikan banyak cairan agar tubuh tetap terhidrasi. Jika anak mengalami demam atau nyeri, pemberian obat seperti parasetamol dapat membantu meredakan gejala tersebut.
Selanjutnya, memberikan asupan nutrisi yang baik seperti makanan yang kaya protein hewani, buah, dan sayur yang tinggi vitamin C, yang dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh anak dalam melawan infeksi.
Selain itu, juga menjaga kebersihan tangan, penting juga untuk membersihkan mainan dan benda-benda yang sering disentuh oleh anak dengan menggunakan desinfektan, agar virus tidak bertahan dan menular ke orang lain.
"Meskipun dapat sembuh dengan sendirinya, pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi penularan dan komplikasi. Orangtua diharapkan lebih waspada terhadap gejala yang muncul pada anak-anak, dan segera membawa ke fasilitas kesehatan jika diperlukan," pungkas Nani. (Ant/Z-1)