Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di 2030. Salah satunya adalah menghadapi keganasan alam.
"Bukan hanya perubahan iklim tetapi sekarang sudah menjadi krisis iklim, pemanasan global yang kalau tidak kita tangani, tidak ada intervensi yang serius dari bangsa-bangsa di dunia, maka masa depan kita, anak cucu kita suram," ucap AHY saat pembukaan InspiraFest Day to Grow 2024 di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (9/11).
Di sisi lain penduduk yang terus bertambah yang diperkirakan akan mencapai 10 miliar penduduk pada tahun 2050 juga menjadi salah satu tantangan yang dibadapi.
"Kita sendiri berkontribusi signifikan 280 juta (penduduk) dan terus bertambah. Artinya bumi semakin kering dan semakin menipis sumber daya yang dimilikinya. Dan demand dari manusia, dari penduduk dunia juga terus bertambah, maka kelangkaan makin menjadi-jadi. Dan kelangkaan akan berpotensi pada kompetisi yang sengit juga konflik termasuk perang antar negara," bebernya.
Indonesia, sambung dia, tidak boleh kalah dalam persaingan global. Hal itu telah ditegaskan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan dalam astacitanya dan visi-visinya yang menginginkan Indonesia ke depan itu swasembada pangan.
"Kita tidak boleh bergantung. Jangan sampai ada perang yang terjadi di sana, di daratan Eropa misalnya, tetapi berdampak pada harga komoditas pangan yang kemudian kita menjadi kesulitan. Kita juga ingin menjadi negara yang memiliki swasembada energi. Jangan sampai perang mengakibatkan harga minyak bumi meningkat drastis dan kita semuanya sangat bergantung," tuturnya.
Di sisi lain, AHY mengungkapkan bahwa disaat negara seperti Jepang, Eropa Timur, Eropa Barat mengalami aging population, Indoensia justru akan menikmati bonus demografi 2030-2040.
"Artinya tidak kurang dari segi jumlah, artinya jumlah usia produktif juga tidak kurang. Bangsa-bangsa maju seperti Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan yang lainnya itu punya formula yang sama. Ditambah selain leadership, selain human capital, tapi juga ada aspek good governance. Birokrasi kita besar, tapi harus birokrasi yang memiliki good governance tadi. Jadi saya menyarankan dan tentunya mengingatkan diri sendiri dan kita semua, mari kita membangun tiga elemen tadi. Leadership, human capital yang unggul, yang punya kapasitas dan integritas, tapi juga good governance yang bisa membawa kita melesat ke depan," bebernya.
Maka dari itu, gelaran InspiraFest Day to Grow 2024, AHY optimis Indonesia 2045 bisa kita wujudkan.
"Kita harus kerja keras, dan sekali lagi dengan membangun sinergi dan kolaborasi baik, saling menyemangati, saling memotivasi, saya rasa kita bisa menuju itu dan mewujudkan bersama-sama," pungkasnya. (Z-11)