Kanker Rektum: Kenali Penyebab, Gejala, hingga Risiko Kehilangan Fungsi Anus

4 days ago 3
 Kenali Penyebab, Gejala, hingga Risiko Kehilangan Fungsi Anus Risiko kehilangan anus saat menderita Kanker Rektum(Dok. Freepik)

KANKER rektum adalah jenis kanker yang berkembang di bagian akhir usus besar, yaitu rektum, yang terletak sebelum anus.

Penyakit ini umumnya lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun, terutama pada usia 50 tahun ke atas.

Kanker rektum biasanya dimulai dengan perubahan pada sel-sel epitel yang menjadi abnormal, lalu berkembang menjadi tumor jinak yang disebut adenoma.

Seiring waktu, adenoma ini dapat berubah menjadi kanker ganas atau karsinoma yang dapat menyebar ke jaringan sekitar, seperti dinding perut, serta organ lain seperti hati dan paru-paru.

Salah satu kekhawatiran utama bagi penderita kanker rektum adalah kehilangan fungsi anus dan ketidakmampuan untuk buang air besar (BAB) secara normal.

Jika pengobatan melibatkan operasi untuk mengangkat bagian rektum atau anus, pasien perlu menjalani prosedur kolostomi.

Kolostomi adalah prosedur di mana usus disambungkan ke kantong luar tubuh untuk menampung tinja. Hal ini tentu memengaruhi kenyamanan dan kualitas hidup pasien.

Meskipun penyebab kanker rektum belum diketahui secara pasti, Dinas Kesehatan menyebutkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini, antara lain:

1. Usia

Kanker rektum lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun, terutama pada usia 50 tahun ke atas.

2. Riwayat Keluarga

Risiko kanker rektum meningkat jika ada anggota keluarga dekat yang menderita penyakit ini, menunjukkan adanya faktor genetik yang dapat memengaruhi kerentanannya.

3. Polip Kolorektal

Kehadiran polip di usus besar atau riwayat penyakit radang usus seperti kolitis ulseratif dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker rektum.

4. Pola Makan Tidak Sehat

Pola makan yang tinggi lemak, rendah serat, serta konsumsi daging merah yang berlebihan berkontribusi pada peningkatan risiko kanker rektum.

5. Merokok dan Konsumsi Alkohol

Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker rektum karena keduanya berperan dalam merusak sel-sel tubuh dan memicu mutasi sel.

Jangan khawatir, kanker rektum dapat disembuhkan, terutama jika terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan tepat. Pilihan pengobatannya meliputi operasi, kemoterapi, dan radiasi.

Kesempatan untuk sembuh akan lebih besar jika pengobatan dilakukan dengan cepat dan rutin memeriksakan kesehatan.

Untuk mencegah kanker rektum, kita perlu mengenali gejalanya. Meskipun gejala kanker rektum sering kali tidak terlihat jelas pada tahap awal, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, antara lain:

1. Perubahan Kebiasaan Buang Air Besar

Penderita kanker rektum sering mengalami perubahan dalam kebiasaan buang air besar, seperti diare atau sembelit yang terjadi secara tidak normal dan berlangsung lama. Perubahan ini disertai dengan ketidakmampuan untuk buang air besar dengan lancar meskipun sudah berusaha.

2. Darah pada Feses

Salah satu tanda paling jelas adalah adanya darah dalam tinja. Darah bisa berwarna merah terang, yang menunjukkan pendarahan di bagian bawah usus, atau kehitaman, yang menandakan pendarahan yang lebih dalam. Munculnya darah ini bisa terdeteksi saat tinja atau pada kertas toilet setelah buang air besar.

3. Perasaan Tidak Puas Setelah BAB

Penderita merasa belum buang air besar dengan sempurna meskipun sudah berusaha. Sensasi ini bisa disertai dengan rasa tidak nyaman atau penuh pada bagian perut bawah, yang bisa menjadi tanda bahwa ada obstruksi atau pertumbuhan abnormal di rektum.

4. Perut Kembung dan Kram

Perasaan kembung, penuh, atau nyeri pada perut yang berlangsung lama dan tidak hilang setelah buang air besar. Rasa kram ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah pada sistem pencernaan, seperti penyumbatan atau peradangan akibat kanker.

5. Penurunan Berat Badan Tanpa Alasan

Penurunan berat badan yang signifikan tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik bisa menjadi tanda adanya kondisi medis serius, termasuk kanker rektum. Hal ini terjadi karena tubuh mulai kekurangan nutrisi akibat gangguan pencernaan atau pengaruh sel kanker.

6. Kelelahan

Penderita kanker rektum sering merasa sangat lelah atau lemas tanpa alasan yang jelas. Kelelahan ini bisa disebabkan oleh anemia akibat kehilangan darah yang terus-menerus atau karena tubuh berjuang melawan infeksi atau peradangan yang terkait dengan kanker.

Selalu perhatikan kesehatan Anda dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika merasakan gejala yang tidak biasa. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat berpengaruh untuk mencegah kondisi yang lebih serius. (Z-10)

Sumber:

  • HaloDoc
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  • Rumah Sakit Pondok Indah.
Read Entire Article
Global Food