Hasil Survei Poltracking dan LSI Berbeda Signifikan, Ini Tanggapan KPU DKI

2 weeks ago 5
Hasil Survei Poltracking dan LSI Berbeda Signifikan, Ini Tanggapan KPU DKI Ilustrasi .(Dok. MI)

KEPALA Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Hubungan Masyarakat KPU DKI Jakarta Astri Megatari menanggapi terkait perbedaan hasil survei elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Pilkada Jakarta 2024 antara Poltracking Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan perbedaan signifikan.

Astri mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi lantaran dipengaruhi oleh perbedaan metodologi yang diadopsi. “Memang perbedaan hasil sendiri bisa terjadi karena saat melakukan survei, pasti ada metodologi yang digunakan, jadi metodologi survei itu mungkin salah salah hal yang mempengaruhi perbedaan hasil survei,” tuturnya kepada Media Indonesia di Jakarta, Jumat (1/11).

Menurut Astri, ada sejumlah aspek yang dapat menyebabkan hasil survei antarlembaga berbeda, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah rentang sebaran profil dan belakang target yang disurvei hingga bentuk pertanyaan yang diajukan.

“Kemudian juga siapa yang dijadikan sasaran atau target survei itu juga mungkin akan mempengaruhi hasil dari survei. Begitu pula misalnya sebaran dari profil dari target yang disurvei akhirnya itu tidak bisa sama rata,” imbuh Astri.

“Misalnya yang kita survei ini melihat beberapa latar belakang pendidikan dan lainnya, itu juga mungkin akan mempengaruhi dari hasil survei,” lanjutnya.

Atas dasar itu, Astri menuturkan tidak akan mengklaim hasil survei apa yang benar atau salah lantaran pihaknya meyakini bahwa setiap lembaga survei yang sudah terdaftar di KPU dapat bertanggung jawab terhadap validitas hasil surveinya.

“Jadi saya tidak akan mengklaim yang ini benar atau yang ini salah, tapi memang ada perbedaan-perbedaan dalam metodologi dan target yang disurvei tersebut sehingga hasilnya juga ada perbedaan.”

Sementara itu, Ketua Umum Persepi Philips Vermonte Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) dalam keterangannya telah memanggil dan memeriksa Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking terkait hasil survei elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Pilkada Jakarta 2024.

“Iya sampai di titik ini, Dewan Etik akan meeting lagi ya, untuk membahas hasil pemanggilan kedua lembaga yang sudah dilakukan terpisah,” katanya.

Dewi menjelaskan pihaknya akan segera mengumumkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap LSI dan Poltracking. Philips memprediksi, pengumuman hasil sidang etik akan dilakukan di akhir pekan ini.

“Mengenai waktu pengumumannya itu Dewan Etik yang akan menetapkan. Walaupun, saya duga mungkin akhir pekan ini (akan diumumkan),” tuturnya.

Seperti diketahui, hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis Rabu (23/10) memperlihatkan, pasangan Pramono-Rano unggul pada Pilkada Jakarta 2024 dengan elektabilitas sebesar 41,6%. Sementara, pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono mencatatkan tingkat keterpilihan sebesar 37,4%.

Sedangkan perolehan elektabilitas pasangan nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana cenderung stagnan sebesar 6,6%. Survei yang digelar LSI pada 10-17 Oktober 2024 ini melibatkan 1.200 responden warga Jakarta yang berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah. Sementara, menurut hasil survei Poltracking yang dirilis Kamis (24/10), pasangan Pramono-Rano berada di urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 36,4%.

Menurut survei tersebut, pasangan Ridwan Kamil-Suswono memimpin dengan elektabilitas 51,6%. Selanjutnya, paslon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, elektabilitasnya sebesar 3,9%. Adapun survei Poltracking ini digelar pada 10-16 Oktober 2024 dengan melibatkan 2.000 responden. (J-2)

Read Entire Article
Global Food