SEIRING dengan kemajuan peradaban, cara manusia bertransaksi juga mengalami perubahan. Dari pertukaran barang sederhana pada zaman prasejarah hingga penggunaan mata uang digital dan transaksi daring pada era modern.
Perjalanan transaksi keuangan menunjukkan bagaimana kebutuhan manusia berkembang bersama teknologi. Setiap tahapan mencerminkan inovasi serta cara pandang baru dalam ekonomi dan keuangan yang terus berkembang mengikuti zaman.
Dengan semakin majunya teknologi seperti pembayaran digital Qris, pemahaman tentang sejarah transaksi membantu kita mengenali transaksi dari setiap sistem yang digunakan pada era modern ini.
Transaksi Keuangan dari Zaman ke Zaman
1. Barter di Zaman Prasejarah
Pada masa prasejarah, transaksi keuangan dilakukan dengan sistem barter, yaitu menukar barang dengan barang lain yang memiliki nilai setara. Sistem ini memungkinkan manusia memenuhi kebutuhan tanpa menggunakan alat tukar khusus.
Namun, seiring berjalannya waktu, sistem barter menunjukkan kelemahan karena sulit menemukan orang yang memiliki kebutuhan dan barang yang sepadan. Inilah yang akhirnya memicu munculnya bentuk transaksi baru.
2. Penggunaan Logam Sebagai Alat Tukar (500 SM)
Sekitar tahun 500 Sebelum Masehi (SM), manusia mulai menggunakan logam mulia seperti emas, tembaga dan perak sebagai alat tukar yang disepakati bersama. Logam mulia dianggap berharga karena sulit ditemukan dan memiliki daya tahan.
Logam ini menjadi alat tukar pada bangsa Mesir, Romawi, dan Yunani. Peradaban Mesir kuno yang mengawali transaksi jual-beli dengan deben.
Deben adalah token tembaga kecil yang tidak dapat dipertukarkan dan tidak bernilai. Sebagai contoh, jika satu deben dianggap bernilai 100 gantang gandum, maka 100 gantang gandum tersebut dapat ditukar dengan apa pun yang juga dianggap bernilai satu deben. Nah, Logam- logam tersebut kemudian menjadi cikal bakal sistem mata uang yang kita kenal sekarang.
3. Kemunculan Mata Uang Kertas (Dinasti Tang, Abad ke-7)
Sejarah mencatat mata uang kertas pertama kali digunakan pada masa Dinasti Tang di Tiongkok pada abad ke-7. Mata uang ini memudahkan perdagangan karena lebih ringan dan praktis dibandingkan dengan logam.
Uang kertas pertama kali muncul di dunia pada abad, uang kertas tersebut terbuat dari kulit kayu pohon murbei dan disebut "Jiaozi". Sedangkan, uang kertas pertama kali beredar di Indonesia tahun 1946, tepatnya pada 30 Oktober 1946. Uang kertas yang beredar saat itu disebut "Oeang Republik Indonesia" (ORI).
Sejak dinasti Tang menggunakan uang kertas sebagai alat transaksi akhirnya penggunaan uang kertas meluas ke Asia. Kemudian tersebar ke benua Eropa di abad ke-13, menjadi standar dalam perdagangan internasional sampai saat ini.
4. Bank dan Cek di Abad ke-17
Pada abad ke-17, perbankan mulai berkembang di Eropa, terutama di Inggris dan Belanda. Bank mulai menawarkan layanan penyimpanan uang dan penggunaan cek sebagai alat transaksi.
Dengan adanya bank, transaksi menjadi lebih aman dan efektif, memungkinkan masyarakat untuk menabung serta meminjam uang. Sistem perbankan ini merupakan fondasi bagi sistem keuangan modern yang masih kita gunakan hingga sekarang.
5. Kartu Kredit dan Debit (1950-an)
Kartu kredit pertama kali muncul tahun 1950. Kartu ini diciptakan Frank McNamara dan mitra bisnisnya, Ralph Schneider, setelah McNamara lupa membawa dompet saat makan malam di New York.
Kemunculan kartu kredit di Amerika Serikat merevolusi cara bertransaksi. Diners Club adalah kartu kredit pertama yang memungkinkan penggunanya untuk bertransaksi tanpa membawa uang tunai. Kartu debit kemudian menyusul, memungkinkan masyarakat mengakses dana mereka langsung dari rekening. Hingga kini, kartu kredit dan debit menjadi alat pembayaran yang banyak digunakan di seluruh dunia.
6. Perkembangan Transaksi Digital
Pada era 1990-an, kemajuan internet menciptakan peluang baru bagi transaksi digital. E-commerce seperti Amazon dan eBay merintis transaksi daring yang memungkinkan orang berbelanja tanpa perlu pergi ke toko fisik. Pembayaran daring, yang diawali sistem seperti PayPal, membantu mengamankan transaksi dan memudahkan pengguna di seluruh dunia .
7. Mata Uang Kripto dan Blockchain
Pada tahun 2009, Bitcoin muncul sebagai mata uang digital pertama berbasis teknologi blockchain. Blockchain kemudian diperkenalkan ke dunia oleh Satoshi Nakamoto, seorang individu atau kelompok yang menggunakan nama samaran. Nakamoto menciptakan Bitcoin, mata uang kripto pertama, dan arsitektur blockchain yang memungkinkan mata uang kripto lainnya.
Mata uang kripto menawarkan transaksi yang aman dan tidak terikat pada perantara seperti bank. Hal ini membawa konsep desentralisasi dalam keuangan, di mana pengguna dapat bertransaksi secara langsung dengan perlindungan kriptografi. Dengan hadirnya mata uang kripto lainnya, konsep ini terus berkembang dan menarik perhatian dunia sebagai alternatif keuangan masa depan.
8. Sistem Pembayaran Dompet Digital
Teknologi pembayaran nirkontak dan dompet digital seperti Apple Pay, Google Pay, dan QR code semakin populer, terutama sejak pandemi COVID-19. Sistem ini memungkinkan masyarakat melakukan pembayaran hanya dengan memindai ponsel mereka, menghadirkan kenyamanan yang efisien serta minim risiko kontak fisik. Transaksi nirkontak ini diprediksi akan terus berkembang, seiring meningkatnya adopsi teknologi ponsel pintar.
Perkembangan transaksi keuangan dari zaman ke zaman menunjukkan bagaimana manusia terus beradaptasi dengan perubahan. Saat ini, kemajuan teknologi terus mendorong inovasi dalam cara bertransaksi.
Dengan adanya mata uang digital dan sistem pembayaran nirkontak, masa depan transaksi keuangan tampak semakin praktis dan aman. (Z-3)