DINAS Peternakan dan Perikanan Boyolali (Disnakkan) menunggu keseriusan Industri Pengolahan Susu (IPS) menyerap total produksi susu lokal, sebagai tindak lanjut rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Jakarta pada Senin (13/11).
"Besok (Kamis, 14/11) kan Mentan Amran melakukan kunjungan kerja ke Pasuruan, Jatim 9Jawa Timur) untuk mengevaluasi dan sekaligus memantau kesungguhan IPS dalam menyerap produksi susu lokal dari petani dan peternak sapi perah," tukas Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Lucia Dyah Suciati menjawab Media Indonesia, seusai mendampingi kunjungan Ombudaman RI di rumah pengepul susu Pramono di Desa Singosari, Mojosongo, Boyolali, Rabu ( 13/11).
Evaluasi dari Menteri Pertanian Amran ini sangat ditunggu, mengingat masa depan ekosistem susu perah di Boyolali yang melingkupi petani dan peternak susu, serta peloper dan pengepul susu ditentukan pada kunjungan kerja Kementan yang dibersamai Asosiasi Industri Pengolah Susu (AIPS) di Pasuruan.
Seperti diketahui, usai bertemu dengan pengusaha pengolahan susu, Amran Sulaiman langsung menangguhkan izin impor lima perusahaan susu, yang dinilai belum menyerap produksi susu dalam negeri secara optimal.
"Jadi kita sangat mendukung sekali langkah tegas Mentan Amran. Jika dari lima IPS yang ditangguhkan izinnya ternyata belum menunjukkan bukti pada pertemuan evaluasi Pasuruan, maka ada konsekuensi pencabutan izin permanen," sergah Lucia.
Dia katakan, bahwa IPS tanpa pengepul susu jelas tidak jalan, dan begitu halnya pengepul serta peloper tanpa petabi atau peternak juga tidak jalan. Karena itu diharapkan ekosistem susu itu harus tumbuh sehat bersama, agar pertumbuhan susu dalam negeri semakin baik.
Karena itu, lanjut Lucia, Disnakkan Boyolali akan terus mendorong IPS untuk terlibat aktif melakukan pembinaan terhadap peternak dan petani sapi perah, agar ke depan seluruh produksi susu lokal bisa memenuhi persyaratan dan terserap seluruhnya tanpa pembatasan kuota.
Saat ini, terang dia, produksi susu lokal di Boyolali mencapai 140 ton per hari, dan yang terserap oleh asosiasi IPS hanya 110 ton, sehingga yang tidak terjual nasih 30 ton.
"Jadi ada yang tidak.terserap 30 ton, dan itulah yang kemarin dibuang 24 peloper susu di Instalasi Pengolahan Limbah dan dipakai untuk mandi serta untuk dikonsumsi gratis anak anak SD. Itu sebagai bentuk protes yang kemudian mendapatkan jawaban yang melegakan dari Mentan Amran," pungkas Lucia.
Sementara itu, Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan usai menemui Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Sumber, dalam rangka mengantar undangan untuk pernikahan putrinya pada 15 Desember nanti, juga berkomentar soal optimalisasi penyerapan susu dalam negeri.
Kemenko Bidang Pangan, menurut dia, telah memerintahkan Kementerian Pedagangan agar mengutamakan produksi dalam negeri. "Perintahnya adalah utamakan produksi dalam negeri, baru impor. Kalau dalam negeri tidak diserap oleh industri, maka impornya harus dikasih kuota," kata Zulhas, panggilannya, kepada wartawan di depan kediaman Jokowi di Kampung Sumber. Menurut dia, IPS wajib membeli dulu produk dalam negeri, dan kualitas perlu terus diperbaiki, sehingga bisa optimal. (N-2)