PEMERINTAH Valencia di Spanyol meminta bantuan darurat sebesar 31,4 miliar euro (sekitar Rp533,4 triliun) dari pemerintah pusat, setelah banjir dahsyat di wilayah itu yang menewaskan 217 orang.
Menurut informasi yang disampaikan oleh pemerintah daerah, permintaan bantuan komprehensif yang diajukan itu berupa dukungan tambahan untuk perumahan sebesar 15.000 euro (sekitar Rp257,3 juta) per rumah tangga.
Permintaan itu juga mencakup tujuh miliar euro (sekitar Rp120 triliun) untuk rekonstruksi industri, 2,6 miliar euro (Rp44,6 triliun) untuk rekonstruksi infrastruktur publik secara langsung, dan 2,2 miliar euro (Rp37,7 triliun) untuk infrastruktur pencegahan banjir.
Di sisi lain, Presiden Valencia, Carlos Mazon, memaparkan rencana pemulihan yang terdiri dari 136 poin dalam rapat kabinet luar biasa, bersama paket bantuan regional senilai 250 juta euro (sekitar Rp4,3 triliun).
Rencana ini termasuk pembayaran langsung sebesar 6.000 euro (sekitar Rp102,9 juta) bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan. Pencairan diharapkan mulai bisa dilakukan pekan ini.
Pemerintah daerah juga akan memberikan hibah minimum sebesar 200 ribu euro (sekitar Rp3,4 miliar) untuk setiap kotamadya guna menutupi biaya mendesak. Pembayaran pajak bagi warga terdampak juga ditangguhkan.
Banjir dan Badai Dana menghancurkan lebih dari 20.000 hektar lahan pertanian serta merusak lebih dari 100.000 kendaraan di 50 kotamadya.
Sekitar 30% rumah dilaporkan rusak, demikian pula dengan sejumlah rumah sakit, kawasan industri, dan pusat perbelanjaan.
Sementara itu, Militer Spanyol telah menyiapkan kamar jenazah yang dapat menyemayamkan 400 korban tewas akibat banjir dahsyat di Valencia.
Kepala Unit Darurat Militer Spanyol (UME) Francisco Javier Marcos mengatakan semula pihaknya menyiapkan kamar jenazah untuk 100 jasad, tetapi kemudian menyadari kemungkinan tidak akan cukup.
"Saya tidak ingin berbicara kasar... kondisi jenazah-jenazah itu tidak normal, Anda bisa bayangkan, karena mereka tenggelam. Jadi, mereka memerlukan ruang yang layak," kata Marcos.
Jumlah korban tewas resmi terbaru akibat bencana alam terburuk dalam sejarah modern Spanyol mencapai 217 orang. Namun, pihak berwenang belum memberikan angka pasti untuk jumlah orang yang hilang.
Lebih jauh Marcos mengatakan prioritas utama militer adalah terus mencari dan menyelamatkan orang-orang yang hilang kemudian mencari jenazah korban. Enam hari setelah bencana alam tersebut terjadi, 7.800 personel militer dikerahkan ke daerah-daerah terdampak.
"Percayalah, situasi ini sangat sulit. Situasinya sangat kompleks sehingga kami memerlukan dua hal: disiplin dan kesabaran," katanya dengan ekspresi yang tampak emosional.
Sebelumnya, Kerumunan penyintas banjir yang marah dan melemparkan lumpur sekaligus teriakkan cemoohan kepada Raja Felipe VI dan pejabat pemerintah di wilayah timur Spanyol, Valencia, pada hari Minggu (3/11).
"Keluar! Keluar!" dan "Pembunuh" teriak massa di antara hinaan lainnya ketika sang raja, didampingi Ratu Letizia dan pejabat pemerintah lainnya, mencoba berdiskusi dengan penduduk setempat di Paiporta, pinggiran kota Valencia yang telah hancur. (Anadolu/Ant/Fer/P-3)