BADAN Pusat Statistik (BPS) menyebut Indonesia pada triwulan III 2024 mengalami pertumbuhan ekonomi 4,95% secara tahunan (year on year/yoy). Angka itu lebih rendah dari realisasi pertumbuhan triwulan II 2024 yang tercatat 5,05% (yoy) dan jauh lebih rendah dari triwulan I 2024 yang sebesar 5,11% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024 itu dipengaruhi oleh posisi Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku yang sebesar Rp5.638,9 triliun dan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp3.279,6 triliun.
Pelaksana Tugas (Plt) BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, angka pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024 yang lebih rendah dari dua triwulan sebelumya selaras dengan pola pertumbuhan yang terjadi di tahun ke tahun.
“Ini sejalan dengan pola musiman seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu lebih rendah dari triwulan II,” ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (5/11).
Dari sisi lapangan usaha, realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan III 2024 banyak ditopang oleh industri pengolahan yang tumbuh 4,72% (yoy) dan memiliki distribusi terhadap PDB sebesar 19,02%. Kemudian sektor pertanian tercatat tumbuh 1,69% (yoy) dan memiliki distribusi terhadap PDB sebesar 13,71%.
Lalu diikuti oleh perdagangan yang yang tercatat tumbuh 4,82% (yoy) dan memiliki distribusi terhadap PDB sebesar 13,09%. Berikutnya ialah konstruksi yang tumbuh 7,48% (yoy) dan memiliki distribusi terhadap PDB sebesar 10,06%. Sementara pertambangan tercatat tumbuh 3,46% (yoy) dan memiliki distribusi terhadap PDB sebesar 9,06%.
Sementara dari sisi pengeluaran, kata Amalia, pertumbuhan ekonomi masih banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Komponen rumah tangga pada triwulan III tumbuh 4,91% (yoy) dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 53,08%. “Ini menunjukkan masih terjaganya tingkat konsumsi masyarakat,” kata dia.
Sementara pertumbuhan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencapai 5,15% (yoy) dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 29,75%. Kemudian komponen ekspor tercatat tumbuh 9,09% (yoy) dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 22,53%. Sedangkan komponen konsumsi rumah tangga tumbuh 4,62% (yoy) dan berkontribusi terhadap PDB 7,21%.
“Sementara itu, komponen pengeluaran yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah konsumsi non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), komponen ini tumbuh 11,69%, didorong oleh peningkatan aktivitas persiapan Pilkada dan PON ke-21,” jelas Amalia.
Adapun pertumbuhan ekonomi secara triwulanan (q to q) pada triwulan III 2024 mencapai 1,5%. Sedangkan berdasarkan tahun berjalan, perekonomian Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan 5,03%. (H-3)