BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali, melakukan pengujian (paper test) setiap 1 jam untuk mengawasi sebaran debu vulkanis Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Tujuannya untuk mengetahui kandungan debu vulkanis di atas wilayah udara Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Diketahui, sebaran debu vulkanis Gunung Lewotobi Laki-Laki masih mengarah ke barat. Sebaran debu vulkanis pun sudah sampai di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara barat (NTB), hingga menyebabkan beberapa bandara di wilayah itu tidak memberlakukan penerbangan.
Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, Pande Putu Hadi Wiguna, memastikan belum ada abu vulkanis letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di wilayah udara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, setelah dilakukan pengujian.
"Kami sendiri juga melakukan pemantauan, hasilnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih negatif (abu vulkanik)," kata Pande sebagaimana dilansir dari Antara, Rabu (13/11).
Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, lanjut dia, terus memperbaharui pengujian dengan paper test itu mengingat dari perkiraan BMKG,
arah angin bertiup dari timur ke barat dalam enam jam mendatang.
Sehingga ada peluang abu vulkanis tersebut terbawa angin ke arah barat di antaranya wilayah udara Sumbawa, Lombok hingga Bali dari sumber letusan di bagian timur.
"Memang ada peluang, hanya saja harus dibuktikan dengan tes terlebih dahulu," katanya.
Pemantauan dari kertas itu dilakukan setelah melakukan pemantauan dengan satelit Himawari yang menyebutkan debu vulkanis Gunung Lewotobi Laki-Laki itu mengarah dari barat daya dan barat laut dari sumber letusan.
Selain dengan tes menggunakan kertas hitam, pengujian abu vulkanis juga bisa dilakukan dengan laporan dari pilot yang melintasi wilayah udara di sekitar Bali kepada pengatur lalu lintas udara atau AirNav.
Namun, hingga saat ini belum ada laporan dari yang menyebutkan adanya temuan debu vulkanis oleh pilot.
Sebelumnya, berdasarkan data pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, erupsi gunung api setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut itu berdampak terhadap penerbangan pada 4 November 2024 dan penerbangan tiga hari terakhir yakni pada 8-11 November 2024.
Pada periode itu tercatat sebanyak 46 penerbangan yakni 30 keberangkatan dan 16 kedatangan yang terdampak.
Sedangkan pada Selasa (12/11) terdapat 12 penerbangan domestik yaitu tujuh keberangkatan dan lima kedatangan yang terdampak serta ada 22 penerbangan internasional yakni 12 keberangkatan dan 10 kedatangan internasional terdampak, di antaranya beberapa maskapai yang melayani sejumlah kota di Australia yang membatalkan penerbangan dari dan menuju Bali.
Meski begitu, General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab memastikan operasional di Bandara Ngurah Rai hingga saat ini masih tetap berjalan normal. (Ant/J-3)