GURU ialah ujung tombak pendidikan di sekolah. Namun, tanpa kesehatan mental yang baik, seorang guru tidak akan bisa optimal dalam mendidik siswa-siswanya. Burnout ialah kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang kerap kali tidak disadari oleh para guru.
"Profesi guru memiliki tingkat stres yang sangat tinggi sebagaimana disebutkan dalam survei RAND Corporation pada 2022 sekitar 73% guru melaporkan sering mengalami stres terkait pekerjaan," ujar Ketua Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), Ardyles Faesilio, dalam webinar bertajuk Jaga Kesehatan Mental Guru, Waspadai Gejala dan Dampak Teacher Burnout. Acara yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia setiap 10 Oktober digelar KGSB bersama Program Studi Psikologi FISIP Universitas Brawijaya dan Tupperware Indonesia.
Selain itu, 59% dari mereka merasa mengalami burnout. Sementara 28% lain mengaku mengalami gejala depresi. Survei tersebut juga mengungkap bahwa 77% guru merasa bahwa kondisi kesehatan mental mereka yang buruk berdampak negatif pada kesehatan mental siswa di kelas dan 85% menyatakan bahwa hal tersebut memengaruhi perencanaan pembelajaran mereka.
"Webinar ini bertujuan membantu para guru mengenali gejala teacher burnout sedini mungkin agar dapat dicegah dan ditangani dengan baik. Selain itu webinar memberikan pemahaman komprehensif mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental guna mendukung tugas guru sebagai pendidik agar lebih optimal," ungkapnya.
Dosen Program Studi Psikologi FISIP Universitas Brawijaya Naila Kamaliya membahas secara mendalam mengenai burnout, penyebabnya, dan cara untuk mengatasinya. Naila dalam webinar ini menekankan tentang faktor penyebab dan cara mengatasi burnout.
Naila memaparkan, burnout pada guru sering kali muncul dari tekanan pekerjaan yang tinggi dan kurangnya dukungan di lingkungan kerja. Menjaga kesehatan mental sangatlah penting agar guru tetap bisa memberikan yang terbaik bagi siswa. Meluangkan waktu untuk istirahat, berbagi cerita dengan rekan, dan menjaga hubungan baik dengan keluarga ialah beberapa cara ampuh untuk mengatasi rasa lelah yang berlebihan. Dengan langkah-langkah sederhana ini, guru bisa tetap fokus, penuh energi, dan terus bersemangat dalam menginspirasi generasi penerus.
"Burnout pada guru tak hanya tentang lelah fisik, tetapi juga tekanan emosional yang sering kali terabaikan. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengenali batas diri dan mencari dukungan dari lingkungan sekitar. Ketika guru merasa didukung dan memiliki waktu untuk istirahat, mereka akan lebih mampu menghadapi tantangan mengajar dengan tenang dan penuh energi." ujar Naila.
Kesehatan mental guru memegang peran krusial dalam menentukan kualitas pembelajaran di sekolah. Guru yang stabil secara emosional dan mampu mengelola stres dapat menciptakan suasana belajar yang lebih baik dan produktif bagi siswa. Webinar ini juga memberikan strategi bagi para guru untuk menjaga kesehatan mental dan memastikan lingkungan belajar yang kondusif.
Head of Marketing PT Tupperware Indonesia Maretta Ria Netty menyebut pihaknya mendukung acara ini sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pendidikan. "Kami terus memperhatikan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Menjaga kesehatan mental guru merupakan salah satu aspek penting dalam proses belajar mengajar." (RO/Z-2)