ADA pertanyaan terkait orang yang meninggal dunia yaitu dapatkah ia mendengar suara orang yang masih hidup saat ziarah kubur? Hal ini dijelaskan para ulama dengan berbagai dalil.
Ulama Al-Azhar pernah ditanya tentang kebenaran bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berdialog dengan orang yang sudah mati? Syaikh Athiyah selaku mufti al-Azhar memberikan jawaban.
Menyeru orang musyrik yang tewas
Telah disebutkan dalam riwayat sahih bahwa Rasulullah menyeru kepada orang-orang musyrik yang tewas dalam perang Badar setelah dimasukkan ke sumur Qalib. Nabi bertanya, "Apakah telah kalian temukan apa yang dijanjikan oleh Tuhan kalian sebagai kebenaran?"
Umar bertanya, "Wahai Rasul, engkau berbicara dengan kaum yang telah menjadi bangkai."
Nabi bersabda, "Demi Allah yang telah mengutusku dengan kebenaran, kalian tidaklah lebih mendengar dari mereka terhadap yang aku ucapkan. Namun mereka tak mampu menjawab." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Memberi salam ahli kubur
Selain itu, Rasulullah mensyariatkan kepada umatnya untuk mengucap salam kepada ahli kubur. "Salam bagi kalian, perkampungan kaum mukmin." (HR Al-Nasai dan Ibnu Majah). Ini merupakan bentuk percakapan terhadap orang yang mendengar dan berakal. Ulama salaf telah sepakat tentang hal ini.
Dengan demikian, orang mati bisa mendengar ucapan orang yang masih hidup memiliki dalil yang kuat. Demikian dijelaskan Fatawa al-Azhar, 8/349.
Nabi Isa di atas makam Nabi Muhammad
Dewan Pakar Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Ma'ruf Khozin, memberikan tambahan dalil dari satu hadis sahih.
"Demi Allah yang jiwa Muhammad (Abu al-Qasim) berada dalam kuasa-Nya. Sungguh Isa akan turun sebagai imam dan hakim yang adil. Ia akan menghancurkan salib, akan membunuh babi, akan memperbaiki pertikaian, akan menghilangkan kebencian, dan ia akan ditawarkan harta, tetapi ia tidak menerimanya. Sungguh jika ia berdiri di atas kuburanku, lalu berkata, 'Ya Muhammad,' sungguh aku akan menjawabnya." (HR Abu Ya'la, al-Hafidz al-Haitsami berkata, "Para perawinya sahih.")
Orang wafat mendoakan yang hidup
Firman Allah, "Dan katakanlah, 'Beramallah kamu, Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat amalmu itu.'" (At-Taubah: 105). Ibnu Katsir menafsir ayat itu dan menegaskan bahwa amal orang yang masih hidup akan diberitahukan kepada kerabat dan kawannya yang telah wafat.
Ibnu Katsir mengutip hadis berikut. "Sungguh amal kalian diberitahukan kepada keluarga dan kawan yang sudah mati. Jika melihat yang baik, mereka bahagia. Jika melihat yang buruk, mereka berdoa, "Ya Allah, jangan matikan mereka hingga Engkau beri hidayah mereka seperti kami." (HR Ahmad dan al-Thayalisi).
Pendapat ulama lain
Ibnu Taimiyah berkata, "Sungguh kaum mendengar jawaban salam dari makam Nabi Muhammad SAW atau kuburan orang saleh lain. Juga Said bin Musayyab (tabiin) mendengar azan dari makam Rasulullah di malam-malam perang Harrah, dan sebagainya. Ini semua merupakan kebenaran." (Al-Iqtidha', 1/373).
Al-Hafidz Al-Suyuthi juga mengutip dari murid Ibnu Taimiyah. Ibnu Al-Qayyim (murid Ibnu Taimiyah) berkata, "Hadis dan dalil dari para sahabat Nabi menunjukkan bahwa ketika peziarah datang, mayit mengenalnya, mendengar salamnya, senang dengan kedatangannya, dan menjawab salamnya. Hal ini berlaku umum, baik untuk orang mati syahid atau yang lain, dan hal ini berlaku setiap waktu." Ibnu Al-Qayyim berkata, "Ini pendapat yang lebih kuat." (Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi dalam Busyra al-Kaib I/10).
Demikianlah, orang yang sudah meninggal dapat mendengar perkataan, salam, dan doa orang yang masih hidup. Bahkan mereka di alam kubur atau alam barzakh dapat menjawab dan mendoakan bagi mereka yang masih hidup di dunia. Wallahu a'lam. (Z-2)