Apakah Makan Telur Bisa Menyebabkan Diare? Berikut 7 Faktor yang Perlu Anda Ketahui

2 weeks ago 5
Apakah Makan Telur Bisa Menyebabkan Diare? Berikut 7 Faktor yang Perlu Anda Ketahui 7 faktor yang menyebabkan diare usai makan telur(Freepik)

BAGI sebagian orang, makan telur dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut, termasuk diare.

Meski telur adalah sumber protein yang padat gizi dan bermanfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memahami kenapa efeknya pada pencernaan bisa berbeda pada setiap orang.

Berikut adalah faktor-faktor utama yang bisa mempengaruhi apakah makan telur mungkin menyebabkan diare:

1. Risiko Kontaminasi Bakteri

Telur mentah atau setengah matang dapat terkontaminasi bakteri Salmonella, yang bisa menyebabkan infeksi serius. Salmonella biasanya ditemukan di dalam atau pada permukaan telur, terutama jika telurnya tidak segar atau tidak disimpan dengan baik.

Gejala infeksi Salmonella dapat berupa diare, demam, dan sakit perut, yang biasanya muncul dalam waktu 12–72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Tips: Pastikan memasak telur sampai matang dengan suhu minimal 70°C untuk membunuh bakteri.

2. Alergi Telur

Alergi telur, terutama pada anak-anak, adalah salah satu penyebab utama diare setelah makan telur.

Sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi berlebihan terhadap protein dalam telur, seperti ovalbumin dan ovomucoid, yang menyebabkan reaksi alergi. Gejala ini biasanya termasuk ruam kulit, mual, muntah, hingga diare.

Tips: Jika Anda atau anak Anda memiliki alergi telur, hindari konsumsi makanan atau produk yang mengandung telur.

3. Intoleransi Telur

Intoleransi telur berbeda dari alergi karena tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, intoleransi telur adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna protein tertentu dalam telur.

Reaksi ini biasanya menyebabkan gejala pencernaan seperti kembung, gas, mual, atau diare, yang bisa muncul beberapa jam setelah makan.

Tips: Jika intoleransi adalah masalahnya, cobalah untuk menghindari kuning telur, karena intoleransi sering terjadi terhadap bagian kuningnya.

4. Sensitivitas Terhadap Sulfur

Telur, terutama bagian kuningnya, mengandung sulfur yang tinggi. Pada beberapa orang, sulfur bisa menyebabkan gangguan pencernaan karena membantu produksi gas di saluran cerna.

Ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa sebagian orang mengalami diare atau gas setelah mengonsumsi telur.

Tips: Jika Anda merasa perut kembung atau sering buang gas setelah makan telur, pertimbangkan mengurangi jumlah konsumsi telur dan mengamati apakah gejala berkurang.

5. Pengaruh Lemak dalam Telur

Telur memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi, terutama dalam kuning telurnya.

Lemak membutuhkan lebih banyak waktu untuk dicerna, sehingga pada beberapa orang bisa menyebabkan masalah pencernaan atau memperburuk kondisi seperti irritable bowel syndrome (IBS), yang bisa memicu diare.

Tips: Jika Anda memiliki masalah pencernaan sensitif, cobalah konsumsi bagian putih telur saja yang rendah lemak.

6. Cara Memasak yang Kurang Tepat

Cara Anda memasak telur juga bisa mempengaruhi reaksi tubuh. Telur yang kurang matang atau mentah mungkin lebih sulit dicerna bagi sebagian orang.

Selain itu, makanan yang digoreng dengan minyak tinggi dapat memicu gejala pencernaan yang tidak nyaman, terutama pada mereka dengan pencernaan yang sensitif.

Tips: Usahakan untuk mengolah telur dengan cara yang mudah dicerna, seperti direbus atau diorak-arik tanpa tambahan lemak berlebih.

7. Kondisi Penyerta atau Kesehatan Pencernaan

Bagi orang-orang dengan kondisi medis tertentu, seperti gastritis atau infeksi usus, telur dapat memperparah gejala yang sudah ada, termasuk diare.

Pada kasus ini, bukan telurnya yang menyebabkan masalah, melainkan kondisi tubuh yang mungkin sedang tidak stabil.

Tips: Jika Anda sering mengalami diare setelah makan makanan tertentu, diskusikan dengan dokter atau ahli gizi tentang pola makan yang sesuai.

Makan telur tidak secara otomatis menyebabkan diare pada setiap orang, tetapi ada beberapa faktor yang bisa membuat pencernaan seseorang lebih sensitif terhadap telur.

Apabila Anda mengalami masalah pencernaan setelah mengonsumsi telur, coba perhatikan pola gejala yang timbul. Jika perlu, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari gangguan pencernaan Anda. (Z-10)

Sumber:

Read Entire Article
Global Food