50 Perusahaan Tertinggal dalam Komitmen Kesejahteraan Hewan Harus Segera Ditindak

2 weeks ago 6
50 Perusahaan Tertinggal dalam Komitmen Kesejahteraan Hewan Harus Segera Ditindak (Ilustrasi) Peternak mengumpulkan telur di kandang Desa Grogol, Jombang, Jawa Timur, Jumat (17/11/2023).(ANTARA/SYAIFUL ARIF)

SEBANYAK 50 perusahaan dilaporkan tidak membuat kemajuan, atau hanya sedikit sekali kemajuan dalam menerapkan komitmen menghentikan penggunaan telur dari bebas sangkar, ungkap studi terbaru NGO Sinergia Animal.

Laporan Bebas Sangkar terbaru yang dirilis oleh Sinergia Animal, mengungkapkan banyak perusahaan di Asia kemungkinan tidak akan memenuhi komitmen mereka dalam mengakhiri penggunaan telur dari sistem sangkar pada tahun 2025. 

Dalam laporannya, Sinergia Animal menyurvei 78 perusahaan di India, Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Thailand, dan menemukan bahwa 50 di antaranya berisiko gagal memenuhi janji mereka untuk menghentikan penggunaan telur dari sistem kontroversial, yang sudah dilarang di banyak negara ini.

"Asia merupakan produsen telur terbesar di dunia. Jutaan ayam dikurung di sangkar yang membuat mereka tidak bisa berjalan, merentangkan sayap sepenuhnya, atau melakukan perilaku alami," kata Direktur Pengelola Act for Farmed Animals, koalisi NGO perlindungan hewan Sinergia Animal dan Animal Friends Jogja, Among Pakrosa dilansir dari keterangan resmi, Kamis (31/10).

"Kami menyerukan kepada perusahaan-perusahaan tersebut untuk menepati janji mereka beralih ke sistem bebas sangkar sampai dengan tahun 2025,” tambahnya.

Sinergia Animal mengkategorikan perusahaan dalam dua kelompok yaitu Bendera Merah atau perusahaan dengan komitmen bebas sangkar di tahun 2025 namun tidak melaporkan kemajuan mereka.

Kedua adalah Bendera Oranye atau erusahaan yang melaporkan kemajuan di negara lain tetapi tidak di Asia. Perusahaan terkenal, termasuk Best Western, Millennium & Copthorne Hotels, Au Bon Pain, dan Subway, masuk dalam dua kategori ini. 

"Masih ada waktu bagi mereka untuk bertindak, dan waktu terus berjalan. Kami akan mendorong konsumen untuk meminta perusahaan-perusahaan ini bertanggung jawab," kata Among.

Di sisi lain, 34,61% (27 dari 78 perusahaan) dari perusahaan yang dianalisis telah membagikan kemajuan mereka di negara-negara Asia, dan 2 perusahaan sepenuhnya beralih ke telur bebas kandang di Asia atau secara nasional di Asia. Merek terkenal seperti Pizza Express, Subway Indonesia, dan Potato Head memimpin progresnya di Indonesia.

"Peningkatan transparansi ini menunjukkan tren positif menuju kesejahteraan hewan yang lebih baik dan peningkatan kepercayaan konsumen," tambah Among.

Laporan tersebut juga menyoroti kemajuan di antara produsen telur di Thailand dan Indonesia. Dari 50 produsen yang disurvei, 11 (22%) telah sepenuhnya beralih ke sistem produksi bebas sangkar.

"Data yang kami kumpulkan dapat membantu perusahaan terhubung dengan produsen untuk memenuhi komitmen bebas sangkar mereka," jelas Among. 

Di samping itu, perusahaan yang kesulitan mendapatkan telur bebas sangkar dapat membeli kredit dari sistem “Impact Incentive” melaluikonsultan bisnis Global Food Partners—solusi temporer yang sudah digunakan oleh perusahaan besar seperti Compass Group dan Unilever.

Asia, yang memproduksi 64% telur dunia, secara bertahap telah beralih dari penggunaan sangkar. Bhutan, Cina, Indonesia, dan Thailand telah memiliki standar bebas sangkar, serta lebih dari 2.600 perusahaan di seluruh dunia, termasuk 318 di Asia, telah berkomitmen untuk beralih ke bebas sangkar. (H-2)

Read Entire Article
Global Food