INGIN melihat suatu karya seni lukisan bergerak dan memanjakan mata dengan tampilan yang menarik? Kamu bisa berkunjung ke pameran bertajuk 'Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah' di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, yang berlangsung mulai hari ini hingga April 2025 mendatang.
Sosok Basoeki Abdullah, memang dikenal sebagai pelukis hebat di eranya, dengan lukisan bergaya realis dan naturalis. Namanya tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga mendapat pengakuan internasional dan menjadikannya salah satu pelukis Indonesia yang paling berpengaruh pada abad ke-20.
Pameran yang diiniasi oleh Galeri Indonesia Kaya bekerjasama dengan Gondola Team--sekelompok seniman multidisiplin dari berbagai latar belakang, mencakup seniman lukis, programmer, ahli tata cahaya, seniman instalasi dan ahli kriya-- ini menghadirkan karya-karya yang berakar dari lukisan-lukisan Basoeki Abdullah dengan format digital.
Sebagai salah satu pelukis maestro Tanah Air, Basoeki Abdullah kerap melukis potret wajah dari para pahlawan, kisah pewayangan, hingga pemandangan yang dikagumi oleh berbagai kalangan. Karya- karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan Indonesia, di samping menjadi barang koleksi di penjuru dunia.
Pameran digital Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah ini menyajikan 14 karya sang maestro yang mempresentasikan keberadaan alam dan kisah-kisah lokal Indonesia. Melalui karya-karyanya yang disajikan melalui media virtual inilah, pengunjung dapat mengetahui dan menikmati dengan mudah dan jelas tentang keberadaan kisah dalam pewayangan, legenda atau mitologi maupun pemandangan alam yang dipenuhi gunung dan sawah di Indonesia.
14 karya dari Basoeki Abdullah di pameran Immersive ini yang disajikan kembali melalui media virtual ialah
1. Lukisan Flora dan Fauna Kekayaan Langka (1980- an),
2. Lukisan Perubahan Kehidupan Dunia (1960-70an),
3. Lukisan Sungai Tak Pernah Kembali (1970-an),
4. Lukisan Pantai Flores (1942),
5. Lukisan Jika Tuhan Murka (1950,
6. Lukisan Pemandangan di Kintamani (1950-an),
7. Lukisan Landscape of Gunung Merapi (1970-an).
Tak hanya lukisan pemandangan, pameran digital ini juga menampilkan kisah pewayangan seperti:
8. Lukisan Bima Suci Berjuanglah Sampai Tercapai (1984),
9. Lukisan Pertempuran Gatotkaca Lawan Antasena Memperebutkan Sembadra (1954),
10. Lukisan Perkelahian Antara Rahwana dan Jatayu Memperebutkan Sita (1950-1954),
Selain itu, ada juga lukisan digital dari:
11. Potret Diri Basoeki Abdullah (1940-an),
12. Potret Diri RA Kartini (1976),
13. Potret Diri Ir. Soekarno,
14. Potret Diri dr. Wahidin Sudirohusodo.
Lukisan-lukisan ini merupakan koleksi dari berbagai tempat, antara lain Museum Basoeki Abdullah, Museum Kebangkitan Nasional, Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Kepresidenan Bogor, maupun koleksi pribadi kolektor yang menyukai karya Basoeki Abdullah.
"Saya mewakili mengucapkan terima kasih dan apresiasi untuk event ini karena kami tau ini semata-mata bertujuan untuk mengangkat lagi atau memperkenalkan tentunya pada generasi muda khususnya generasi gen Z yang harus kita catch lagi untuk lebih mengenal lagi maestro-maestro Indonesia yang macam-macam di seni rupa khususnya untuk hari ini di seni lukis," kata Cecilia Sidhawati, putri Basoeki Abdullah, katanya dalam konferensi pers pameran Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, hari ini.
"Kita bertujuan ingin meneruskan misinya dari ayah karena yang kita pernah tahu misi dari ayah itu ingin memberikan motivasi untuk generasi muda untuk berani mengeksplor khususnya seniman lukis. Itu aja," lanjutnya. (S-1)