BADAN Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memperkuat Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) kepada puluhan penyusun Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila di Jakarta, Selasa (29/10) dan Rabu (30/10).
Kegiatan kolaborasi bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia itu sebagai upaya mewujudkan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yaitu memperkokoh Ideologi Pancasila, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya strategis bagi BPIP dalam bergotong royong guna melaksanakan proses pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkarakter dan berlandaskan Pancasila melalui Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila.
Dirinya bahkan menegaskan Pancasila sebagai muatan wajib dalam kurikulum pada setiap jenjang pendikan dan diatur dalam Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah.
“Langkah ini juga dipertegas Peraturan Pemerintah Nomor empat tahun 2022 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 57 tehun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional,” terangnya.
Implementasi Pendidikan Pancasila dengan penerapan BTU Pendidikan Pancasila secara sistematis dan berkesinambungan menjadi fondasi dalam pembangunan SDM yang unggul serta untuk mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045.
“Tentu, Implementasi Pendidikan Pancasila ini sangat relevan pada era kontemporer ini, karena menghadapi sejumlah tantangan sosial, budaya yang dilematis, disrupsi bahkan ketidakpastian,” ujarnya.
Dirinya berharap penyusun buku berperan secara optimal sebagai agen-agen penggerak utama dalam menyampaikan pemanfaatan BTU Pendidikan Pancasila kepada tenaga pendidik di semua jenjang Pendidikan dari sabang sampai Merauke.
Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo mengapresiasi BPIP yang sudah menyelenggarakan kegiatan tersebut, bahkan ia berharap kerja kolaborasi ini terus dilakukan untuk masa depan bangsa.
“Alhamdulillah, kolaborasi intensif ini terus kita lakukan, banyak tantangan dan hambatan, karena proses pembuatan dan penyusunan buku ini tidaklah mudah, namun ini sudah menunjukan kesuksesan kita dalam Menyusun buku,” paparnya.
Anindito bahkan mengaku Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila saat ini sudah digunakan 360 ribu satuan Pendidikan jenjang dasar sampai menengah di seluruh Indonesia baik melalui online maupun secara langsung
“Buku ini sudah digunakan di ratusan ribu sekolah di Indonesia, kita monitor terus, baik pembelian secara online atau secara langsung,” tegasnya.
Ia mengajak kepada seluruh peserta sebagai penyusun untuk terus memonitor guru-guru agar terus menggunakan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila, sebagai Upaya menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila yang ditanamkan sejak dini.
“Saya juga mendorong kepada Bapak Ibu peserta untuk terus mengajak kepada satuan Pendidikan di daerahnya untuk menggunakan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila”, tutupnya. (Z-1)