PLUTO ditemukan dan diklasifikasikan sebagai planet tahun 1930. Namun, orbit Pluto sangat lonjong sehingga selama 20 tahun dari periode orbitnya, Pluto justru lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Neptunus.
Selain itu, orbit Pluto juga miring terhadap ekliptika yaitu bidang tempat planet-planet di tata surya mengorbit. Meskipun Pluto tetap menjadi planet yang besar, pada juli 2005, para astronom menemukan Eris, yang awalnya diperkirakan lebih besar dari Pluto. Penemuan inilah yang kemudian memicu perubahan klasifikasi Pluto.
Kontroversi Status Pluto
Kontroversi seputar status Pluto sebagai planet dimulai pada 2006 ketika International Astronomical Union (IAU) mendefinisikan ulang kriteria apa yang dimaksud dengan planet. Pluto, yang dulunya dianggap sebagai planet kesembilan, diklasifikasikan ulang sebagai “planet kerdil” karena gagal memenuhi kriteria ketiga: persyaratan untuk “membersihkan orbitnya” dari puing-puing lain. Keputusan ini memicu perdebatan sengit, baik di kalangan komunitas ilmiah maupun di kalangan publik.
Beberapa ilmuwan dan banyak anggota masyarakat tidak setuju dengan reklasifikasi ini, dengan alasan bahwa ukuran seharusnya tidak menjadi faktor penentu dalam mendefinisikan sebuah planet. Para kritikus juga mempertanyakan kriteria ketiga, dengan menyatakan kriteria ini subjektif dan bermasalah. Yang lain menunjukkan signifikansi historis Pluto, yang telah dipelajari selama beberapa dekade dan tertanam dalam budaya populer sebagai sebuah planet.
Perdebatan terus berlanjut, bahkan beberapa astronom mengusulkan untuk kembali ke definisi planet yang lebih lama yang berpotensi mengembalikan status planet Pluto. Penemuan-penemuan baru, seperti data dari misi New Horizons NASA, juga telah mendorong diskusi lebih lanjut tentang posisi Pluto di tata surya.
5 Fakta Menarik tentang Pluto
Nama Pluto Disarankan Oleh Gadis Berusia 11 Tahun
Setelah penemuan planet ini, para ilmuwan mengusulkan sejumlah nama diantaranya Zeus, Cronus, Minerva, dan Percival. Namun pada akhirnya nama yang diusulkan oleh Venice Bernie gadis berusia 11 tahun lah yang terpilih. Gadis itu memberitahu jika planet itu begitu jauh dan dingin, maka planet itu harus dinamai “Pluto”, untuk menghormati dewa Romawi dari dunia.
Pluto Lebih Kecil dari Bulan
Diameter planet kerdil ini adalah 2.380 km dengan luas permukaannya 17,7 juta km2. Sedangkan bulan memiliki diameter 3.480km.
Mempunyai Langit Berwarna Biru
Meskipun ukuran massanya kecil, tetapi planet kerdil ini memiliki atmosfernya sendiri. Atmosfernya sangat tipis dan terdiri dari gas-gas yang menguap. Dibawah pengaruh sinar matahari, mereka membentuk senyawa yang lebih kompleks dan membentuk kabut biru khas, dengan ketinggian mencapai 200 km.
Pluto Memiliki 5 Satelit
Terdapat 5 satelit di planet ini yaitu yang terbesar adalah Charon dengan diameternya 1.200 km. Sedangkan 4 satelit lainnya adalah benda-benda es yang relatif kecil dengan bentuk tidak teratur.
Pluto dan Charon Bisa Jadi Sistem Ganda
Karena massa Charon hanya delapan kali lebih kecil dari massa Pluto, pusat gravitasi mereka berada di luar Pluto. Oleh karena itu, planet kerdil dan satelitnya berputar mengelilingi titik yang sama di angkasa dan terus-menerus saling berhadapan dengan sisi yang sama. Karena itu, beberapa astronom berpendapat Pluto dan Charon sebagai sistem biner (dual). (spacemesmerise/Nationalgeographic/Universemagazine/Z-3)