PENUTUPAN Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus berlanjut akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur. Penutupan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki itu sejauh ini berdampak pada aksesibilitas wisatawan. Hotel dan agen perjalanan wisata ikut merugi hingga miliaran rupiah.
Marcomm dan PR Manager Meruorah Komodo Labuan Bajo, Indira Puliraja, mengatakan penutupan Bandara Komodo sangat berdampak pada operasional hotel.
"Dampaknya terlihat dari penurunan jumlah tamu yang menginap dan gangguan dalam pemesanan kamar yang sudah terjadwal," kata Indira, Rabu (13/11).
Indira menjelaskan lebih dari 200 room nights Hotel Meurorah Komodo yang terpaksa dibatalkan dengan kerugian pendapatan mencapai lebih dari Rp1,4 miliar.
Selain itu, kata Indira, tidak sedikit tamu terpaksa tertahan di hotel itu akibat ketiadaan penerbangan.
"Kami memberikan mereka special rate sebagai bentuk kompensasi dalam kondisi force majeure ini. Selain itu, kami juga menawarkan alternatif transportasi melalui jalur laut bagi tamu yang ingin segera meninggalkan Labuan Bajo," ungkapnya.
Hal yang sama juga dialami Sudamala Komodo Resort Komodo. Total 68 tamu dengan rincian 20 tamu domestik dan 48 wisatawan asing masih tertahan di Hotel Sudamala karena ketiadaan penerbangan sejak ditutupnya Bandara Komodo, Sabtu (9/11).
Owner Representatif Sudalama Komodo Resort, Robertus Hormat, mengatakan pihaknya mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. "Pada hari Selasa (12/11), saja kami mengalami kerugian hingga Rp900 juta," kata Robert, Rabu (13/11).
Untuk yang masih tertahan, pihak Hotel Sudamala menyediakan speedboat menuju Sape, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Sebagian tamu kami layani melalui jalur laut untuk bisa keluar dari Labuan Bajo, namun sebagian lagi masih tertahan di hotel," kata Robertus.
Penyedia jasa perjalanan wisata Labuan Bajo ikut merasakan dampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Ketua Asosiasi Tour and Travel (ASITA) Manggarai Barat, Getrudis Naus, mengatakan sejak Bandara Komodo ditutup, banyak wisatawan membatalkan pesanan perjalanan wisata.
"Semua agen perjalanan wisata di Labuan Bajo merugi, paket perjalanan wisata yang sudah di-booking sejak tahun lalu dibatalkan, ini imbas dari erupsi Gunung Lewotobi," jelas Getrudis, Rabu (13/11).
Terpisah, Plt Direktur Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Fransiskus Teguh, membenarkan penutupan Bandara Komodo menjadi kendala bagi wisatawan untuk bisa keluar dari Labuan Bajo.
"Dukungan dan koordinasi seluruh stakeholder mulai dari KSOP, Pelni, ASDP, Dharma Lautan Utama, dan speedboat membantu proses evakuasi wisatawan untuk bisa keluar dari Labuan Bajo," jelas Fransiskus, Rabu (13/11).
BPOLBF merilis sejak ditutupnya Bandara Komodo, hotel-hotel di Labuan Bajo mengalami pembatalan pesanan kamar berkisar 77-606 room per-malam akibat dampak erupsi.
"Hotel-hotel juga tidak mengalami kenaikan harga, beberapa hotel bahkan memberikan special rate bagi para wisatawan terdampak seperti diskon hingga 30%," jelas Fransiskus.
Fransiskus menambahkan BPOLBF sendiri saat ini telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk merumuskan solusi terbaik, termasuk langkah-langkah mitigasi yang akan membantu meminimalisir dampak ekonomi bagi pelaku usaha pariwisata dan memastikan kesiapan sektor ini untuk menyambut kembali wisatawan dengan aman.
"Kita semua tentu berharap kondisi segera pulih dan aktivitas wisata dapat berjalan kembali dan bersama-sama bisa membangun kembali kepercayaan wisatawan untuk datang berkunjung ke Labuan Bajo Flores," ungkapnya.
"Keprihatinan dan duka yang mendalam akan terjadinya bencana. Semoga upaya penyelamatan korban dapat segera dilakukan dengan dukungan kerjasama semua pihak. Mari kita jalin solidaritas melalui aksi kemanusiaan dan upaya tanggap darurat dan pemulihan," tambah Fransiskus. (MM/J-3)