MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti mengatakan bahwa fokus utama dari Kemendikdasmen adalah mencerdaskan dan memajukan bangsa.
“Ini kami ambil dari tujuan negara yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan seringkali diucapkan oleh Bapak Presiden Prabowo yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum,” ungkapnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Rabu (6/11).
Lebih lanjut, visi besar Kemendikdasmen adalah pendidikan bermutu untuk semua. Hal ini diambil dari UU 20/2003 atau Sistem Pendidikan Nasional mengenai hak warga negara.
Sementara landasan dalam melaksanakan program Kemendikdasmen adalah Pembukaan UUD 1945, UUD 194 pasal 31 ayat 1 bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, pasal 31 ayat 3 bahwa meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, UU Sisdiknas pasal 3 yang menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pasal 5 ayat 1 yang menyebutkan setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 yang menyebutkan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
“Kemudian juga kami kaitkan pelayanan pendidikan untuk semua itu kepada UU 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, Perpres 87/2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, UU 59 /2024 tentang RPJPN 2025-2045, dan Asta Cita Kabinet Merah Putih yang di dalamnya disebutkan memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas,” kata Abdul Mu’ti.
Untuk pendidikan bermutu, Kemendikdasmen akan berusaha untuk meningkatkan dan memenuhi sarana dan prasarana yang memadai, pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dan sejahtera, lingkungan sosial budaya yang mendukung, serta pembelajaran adaptif dan bermakna.
Kemudian untuk pendidikan untuk semua, Kemendikdasmen berusaha untuk memenuhi kesempatan pendidikan bagi seluruh warga negara dengan ketersediaan layanan pendidikan yang merata, pembiayaan pendidikan yang afirmatif layanan pendidikan yang inklusif, serta pengembangan talenta unggul.
“Dalam kaitan ini kita mencoba melihat bagaimana pendidikan itu kita kembangkan untuk beberapa program prioritas kami. Pertama adalah penguatan pendidikan karakter di mana kami akan melakukan program pelatihan bimbingan konseling (BK) dan pendidikan nilai untuk guru kelas, kemudian peningkatan kompetensi guru BK dan guru agama, penanaman karakter 7 Kebiasaan Anak Indonesia, pengangkatan guru BK, dan makan siang bergizi,” tuturnya.
Kedua, wajib belajar 13 tahun dan pemerataan kesempatan pendidikan. Kemendikdasmen akan ada dua program besar yaitu afirmasi pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk rumah belajar, pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan jarak jauh, dan lainnya, kemudian pihaknya juga akan mencoba memfasilitasi relawan mengajar.
Ketiga, peningkatan kualifikasi kompetensi dan kesejahteraan guru yang meliputi peningkatan kualifikasi D4 atau S1, pelatihan kompetensi guru, dan peningkatan kesejahteraan melalui sertifikasi.
“Keempat adalah penguatan pendidikan unggul, literasi, numerasi, sains dan teknologi yang meliputi pendidikan matematika, sains, teknologi sejak usia dini. Kami sudah merancang IndyaAllah pendidikan matematika itu akan dimulai sejak taman kanak-kanak (TK) dan saya sudah praktikan bagaimana matematika untuk TK dalam kunjungan kerja kami yang pertama di Palembang. Kemudian pendirian sekolah unggul dan pengembangan sekolah unggul yang adalah penguatan pendidikan vokasi kejuruan dan pelatihan,” ujar Abdul Mu’ti.
Kelima adalah pemenuhan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan keenam adalah pembangunan bahasa dan sastra yang meliputi pemartabatan bahasa negara, perlindungan bahasa daerah, penginternasionalan bahasa Indonesia, dan peningkatan literasi.
“Sebagai informasi bahwa beberapa minggu yang lalu dalam peringatan bahasa, kami menyampaikan program besar yaitu kedaulatan bahasa Indonesia, bangga, mahir dan maju dengan bahasa Indonesia dan kami memberikan penghargaan untuk pejabat publik yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ucapnya.
Strategi yang coba dilakukan oleh Kemendikdasmen sendiri adalah mencoba untuk mengembangkan dan mencapai program serta tujuan itu dengan prinsip partisipasi semesta. Pihaknya merujuk pada UU Sisdiknas pasal 4 ayat 6 yang disebutkan pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
“Dalam layanan partisipasi semesta itu ada tiga pilar penting yaitu kebaruan yang meliputi upaya kita mewadahi gagasan kreatif, mempromosikan praktik baik, dan mengutamakan relevansi. Kemudian terkait dengan kemitraan, kami berusaha untuk bermitra dengan dunia usaha atau industri, kemudian mitra pembangunan dan juga kemitraan dengan pemerintah semua tingkatan, kemudian kemitraan dengan masyarakat orangtua serta ormas penyelenggara pendidikan. Ketiga adalah keadilan. Kita berusaha untuk mewujudkan pembiayaan yang adil sarana dan prasarana setara tata kelola sumber daya manusia yang berkualitas,” tandas Abdul Mu’ti. (H-2)