DUTA Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi berharap kerja sama antara Jepang dan Indonesia sebagai mitra strategis komprehensif bisa ditingkatkan ke tingkatan yang lebih tinggi lagi, termasuk di bidang pertahanan lantaran Presiden Prabowo Subianto memiliki pengalaman sebagai menteri pertahanan.
"Jadi sebetulnya saya kira dengan Presiden Prabowo, kita bisa meneruskan kerja sama yang sudah ada sebelumnya, namun juga bisa ada unsur baru, termasuk pertahanan dan keamanan militer," kata dia pada acara Resepsi Hari Pasukan Bela Diri Jepang di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Masaki mengatakan dirinya menantikan lebih banyak kerja sama dengan Indonesia di bawah kepimpinan Presiden Prabowo Subianto yang memiliki pengalaman berharga sebagai menteri pertahanan. "Sekarang Jepang dapat melakukan transfer peralatan militer tertentu di bawah batasan konstitusi. Dan saya pikir, ini sangat menarik bagi Indonesia untuk mengembangkan kerja sama," ucapnya.
Ia menyoroti pentingnya pertukaran personel militer dengan Republik Indonesia sebagai jembatan terhadap hubungan pertahanan kedua negara.
"Saya pikir ini yang paling penting untuk dipromosikan karena pada akhirnya itu akan menjadi hubungan antara manusia yang akan menstabilkan kembali hubungan kita di bidang pertahanan keamanan," kata Dubes Masaki.
Masaki menyampaikan Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) didirikan pada 1954 dan sejak saat itu, Jepang telah menjadi pemimpin dalam pengembangan keamanan nasional serta keamanan dan stabilitas di komunitas internasional.
Indonesia, lanjutnya, menjadi mitra yang sangat penting bagi Jepang karena memiliki nilai-nilai bersama sebagai negara demokrasi dan maritim yang panjang terletak pada titik strategis di Indo-Pasifik.
"Di tengah lingkungan keamanan yang semakin menantang di kawasan, hubungan antara Jepang dan Indonesia menjadi semakin penting. Dalam konteks ini, pertukaran pertahanan antara kedua negara semakin mendalam secara signifikan," ucapnya.
Terkait peningkatan interoperabilitas antara JSDF dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Masaki menuturkan bahwa lebih dari 250 personel JSDF berpartisipasi dalam Super Garuda Shield 2024 yang merupakan latihan multilateral terbesar Indonesia pada September lalu.
Pertukaran antar personel melalui program kadet militer Indonesia yang belajar di Akademi Pertahanan Nasional Jepang juga sudah mulai terjalin sejak 1998 dan kini telah memiliki 53 orang lulusan. Personel militer Indonesia juga tercatat melanjutkan program S2 dan S3 akademi tersebut.
"Kehadiran mereka merupakan pilar perkembangan hubungan kedua negara dan saya berharap mereka akan terus berperan aktif sebagai jembatan bagi hubungan pertahanan Jepang-Indonesia di masa depan," ujar dia.
Adapun Resepsi Hari Pasukan Bela Diri Jepang tersebut turut dihadiri oleh duta besar dari sejumlah negara hingga pejabat dari Kabinet Merah Putih Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra dan Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Ujang Darwis.
Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Mayor Jenderal TNI Ujang Darwis optimistis kemitraan antara Indonesia dan Jepang di bidang pertahanan dan keamanan akan terus menguat di tengah berbagai tantangan di kawasan.
"Dalam beberapa tahun mendatang, saya yakin bahwa ikatan antara kedua negara kita, terutama dalam bidang pertahanan dan keamanan, akan terus tumbuh semakin kuat saat kita bekerja sama untuk mengatasi tantangan yang muncul dan menjaga stabilitas kawasan," katanya.
Ujang mengatakan bahwa hubungan Indonesia-Jepang terjalin atas dasar saling menghormati, berbagi nilai-nilai bersama, dan kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertahanan dan keamanan.
"Kemitraan kita yang kuat telah dibangun di atas pondasi kepercayaan, pengertian, dan komitmen bersama untuk kawasan yang bebas, terbuka, dan damai," ujarnya. (Ant/P-3)