Kolaborasi dunia akademis, masyarakat, dan industri, sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan industri lokal dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Hal ini dirasakan masyarakat dan pengrajin tapioka di kawasan sekitar Kelurahan Ciluwer, Kecamatan Bogor Utara, Jawa Barat.
Mereka mendapatkan bantuan mesin parut singkong untuk produksi tapioka dari Universitas Nasional. Bantuan itu membuat mereka mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas.
"Selain bantuan peralatan, kami pun mendukung industri tapioka di Desa Ciluar melalui program administrasi dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," papar Dosen Fakultas Biologi dan Pertanian Universitas Nasional, Kisroh Dwiyono, pada program Pengabdian Masyarakat di Desa Ciluar Bogor, Jawa Barat.
Kisroh menyampaikan, dalam program tersebut, mahasiswa Fakultas Biologi Pertanian dan Fakultas Ekonomi Unas turut terlibat membantu pengrajin dalam meningkatkan keterampilan manajerial dan teknis.
"Keterlibatan mahasiswa ini diharapkan tak hanya meningkatkan kualitas produksi, tetapi juga memberikan wawasan baru bagi pengrajin terkait manajemen usaha yang lebih baik," jelas Kisroh.
Ia mengatakan tujuan program itu adalah untuk mendukung peningkatan kinerja dan kapasitas para pengrajin tapioka. Kegiatan ini diharapkan dapat berdampak signifikan pada perkembangan industri tapioka di Desa Ciluar.
"Dengan bantuan tersebut, para pengrajin diharapkan mampu meningkatkan produksi hingga 50%, sekaligus membuka lebih banyak lapangan kerja di wilayah tersebut. Efeknya dapat dirasakan lingkungan sekitar, terutama keluarga pengrajin, karena penambahan tenaga kerja,” ujar Kisroh.
Di kesempatan yang sama, Lurah Desa Ciluar Bogor Siswanto mengungkapkan bantuan program Pengabdian Masyarakat itu bisa membantu meningkatkan kesejahteraan warga, khususnya para pegiat usaha tapioka.
“Dengan program ini, kami berharap industri tapioka di desa kami dapat berkembang lebih baik lagi,” terang Siswanto.
Ia menilai, kehadiran Unas dalam mendampingi dan memberikan bantuan berupa mesin parut singkong serta pendampingan teknis dan administrasi melalui program MBKM ialah langkah strategis yang membantu peningkatan produksi tapioka dan membuka peluang kerja baru bagi warga setempat. Maka dari itu, dengan bantuan ini, Siswanto optimis bahwa kesejahteraan masyarakat akan meningkat seiring berkembangnya industri lokal di Desa Ciluar.
"Kami juga berharap kerja sama ini terus berlanjut di masa mendatang, terutama dalam program pemberdayaan masyarakat yang dapat bermanfaat jangka panjang bagi warga desa," pungkasnya. (Z-11)