PERAYAAN dan festival adalah bagian dari budaya manusia yang membawa kegembiraan, namun dalam beberapa kasus, peristiwa ini bisa berubah menjadi tragedi.
Acara-acara yang menarik ribuan atau bahkan jutaan orang menghadirkan risiko besar ketika kerumunan tidak dikelola dengan baik.
Salah satu peristiwa tragis terjadi pada malam Halloween 2022 di Itaewon, Korea Selatan, ketika desak-desakan di gang sempit menewaskan 159 orang dan melukai ratusan lainnya.
Tragedi ini mengingatkan kita pada insiden-insiden serupa yang terjadi di masa lalu.
Berikut adalah beberapa insiden besar akibat desak-desakan yang menggemparkan dunia dan memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya pengelolaan kerumunan.
1. Tragedi Halloween di California, Amerika Serikat (1991)
Pada tahun 1991, perayaan Halloween di Universitas California, Berkeley, menarik ribuan orang, terutama para mahasiswa dan warga sekitar.
Kemeriahan berubah menjadi kekacauan ketika kerumunan yang besar dan minuman keras menimbulkan kericuhan. Kerusuhan pecah di berbagai area kampus, menyebabkan kepanikan dan sejumlah orang terluka.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, insiden ini menjadi pengingat tentang pentingnya pengawasan ketat dalam perayaan Halloween, terutama di tempat yang terbuka untuk umum dan memiliki potensi keramaian berlebihan.
2. Tragedi Tahun Baru di Lan Kwai Fong, Hong Kong (1993)
Insiden serupa terjadi pada malam Tahun Baru 1993 di distrik Lan Kwai Fong, Hong Kong, yang merupakan kawasan hiburan terkenal di kota tersebut.
Ribuan orang berkumpul di jalan-jalan sempit Lan Kwai Fong untuk merayakan pergantian tahun. Namun, di tengah keramaian, hujan membuat jalan licin dan kerumunan yang terlalu padat sulit dikendalikan.
Desak-desakan terjadi, menewaskan 21 orang dan melukai lebih dari 60 lainnya.
Tragedi ini menunjukkan bahwa cuaca dan kondisi lingkungan juga menjadi faktor yang memperparah risiko saat acara besar.
3. Tragedi Festival Air di Phnom Penh, Kamboja (2010)
Festival Air adalah salah satu perayaan terbesar di Kamboja yang menarik jutaan orang dari seluruh penjuru negeri. Namun, pada 2010, perayaan ini berubah menjadi mimpi buruk saat kerumunan padat terjebak di jembatan Koh Pich, Phnom Penh.
Kepanikan terjadi ketika ada pergerakan massa yang bertolak belakang, menyebabkan banyak orang jatuh dan terinjak. Lebih dari 350 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam insiden ini.
Kesulitan dalam mengatur arus pergerakan dan minimnya jalur evakuasi menjadi pelajaran penting dari tragedi ini.
4. Tragedi Ibadah Haji di Mina, Arab Saudi (2015)
Desak-desakan juga terjadi pada ritual keagamaan, salah satunya saat ibadah Haji di Mina, Arab Saudi, tahun 2015.
Ratusan ribu jemaah dari berbagai negara berkumpul untuk melakukan lempar jumrah, sebuah ritual yang harus dilakukan dalam waktu singkat dan di area yang terbatas.
Ketika kerumunan bergerak ke arah yang berlawanan di area sempit, desak-desakan tak terhindarkan. Lebih dari 2.000 jemaah meninggal dunia dalam insiden ini, menjadikannya salah satu tragedi terburuk dalam sejarah Haji. Kesulitan mengelola jumlah jemaah yang sangat besar di area sempit, ditambah suhu tinggi, menjadi tantangan besar dalam peristiwa ini.
5. Tragedi Halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan (2022)
Pada malam Halloween 29 Oktober 2022, Itaewon yang merupakan kawasan populer untuk hiburan malam di Seoul, Korea Selatan, dipadati oleh puluhan ribu orang.
Tanpa perencanaan dan pengaturan aliran massa yang memadai, gang-gang sempit di Itaewon mengalami penumpukan massa. Akibatnya, ratusan orang terjebak dan terhimpit, menyebabkan 159 orang meninggal dunia akibat asfiksia.
Tragedi ini menjadi peristiwa nasional yang mengundang perhatian internasional.
Pemerintah Korea Selatan menerima kritik keras karena tidak memberikan pengamanan yang cukup, terutama mengingat Halloween di Itaewon adalah acara tahunan yang menarik ribuan pengunjung.
Pelajaran dari Tragedi Halloween
Insiden-insiden ini menunjukkan pentingnya persiapan keamanan, terutama dalam mengelola kerumunan besar di area terbatas. Hal-hal seperti arah aliran massa, kondisi lingkungan, pengaturan jalur evakuasi, dan komunikasi dengan pengunjung menjadi kunci untuk mencegah insiden tragis.
Peristiwa ini juga menegaskan pentingnya kehadiran pengelola atau penanggung jawab yang terkoordinasi dengan pihak keamanan di acara-acara besar.
Dari Kamboja hingga Korea Selatan, setiap tragedi menyisakan duka mendalam dan menjadi pengingat untuk meningkatkan standar keselamatan publik.
Ke depannya, teknologi dan perencanaan yang lebih baik diharapkan bisa diterapkan di berbagai acara massal untuk memastikan keamanan dan mencegah terjadinya tragedi serupa. (Z-10)