DENGAN berkembangnya teknologi dan internet, judi online telah berubah menjadi tren negatif yang sulit dihindari oleh masyarakat. Saat ini, promosi dan penyediaan fasilitas untuk konten judi online menjadi salah satu cara utama dalam penyebaran aktivitas ilegal ini.
Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengungkapkan, menurut data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), terdapat 1.836 anak berusia hingga 17 tahun yang terlibat dalam aktivitas judi online, dengan total nilai transaksi sekitar Rp2,29 miliar.
Selain itu, judi online sering kali menyaru sebagai gim biasa untuk menarik perhatian pengguna, termasuk anak-anak dan remaja.
Berikut adalah beberapa jenis gim yang termasuk dalam kategori judi online:
1. Poker Online
Poker merupakan salah satu bentuk permainan judi online yang paling populer. Pemain menggunakan uang sungguhan untuk mengisi saldo di akun judi mereka. Kemudian dapat digunakan untuk bermain turnamen atau individual.
2. Game Slot
Slot merupakan salah satu permainan yang juga populer. Permainan ini mudah dimainkan, dan tidak memerlukan keahlian. Slot menyerupai mesin buah yang dikemas dengan alur cerita, animasi, dan opsi bonus yang rumit.
3. Permainan Meja
Permainan kartu klasik ini mempertemukan pemain dengan bandar secara online, dengan target pemain berusaha mendapatkan nilai total kartu 21.
4. Roulette Online
Roulette adalah permainan untung-untungan dimana pemain memasang taruhan pada bola kecil yang akan mendarat di roda yang berputar. Atau bisa dibilang permainan menggunakan roda putar untuk menentukan angka kemenangan.
5. Sports Betting
Yaitu taruhan pada hasil pertandingan olahraga seperti sepak bola, basket, atau balapan.
Mengapa anak mudah Terjebak?
Salah satu penyebab utama anak dapat terjebak dalam permainan judi terselubung ini adalah minimnya pengawasan dalam penggunaan gawai.
Banyak orangtua yang memberikan keleluasaan pada anak dalam bermain game tanpa mengetahui isi dan jenis permainan yang diakses.
Di sisi lain, gim-gim seperti ini sering kali tak langsung menunjukkan unsur perjudian, melainkan menyamarkannya dalam bentuk hadiah atau bonus tertentu, yang akhirnya menarik minat anak untuk terus bermain.
Solusinya, pengawasan dan pembatasan penggunaan gawai
Untuk melindungi anak dari risiko judol, orangtua harus aktif dalam mengawasi penggunaan gawai mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil
- Buat batasan penggunaan gawai: Atur waktu yang jelas kapan dan berapa lama anak boleh bermain gawai sesuai dengan usianya. Anak usia dini, misalnya, idealnya hanya menggunakan gawai selama 1-2 jam per hari.
- Pantau aplikasi yang diunduh: Periksa aplikasi yang terpasang di gawai anak dan pastikan aplikasi tersebut aman dan sesuai untuk usianya. Jika perlu, aktifkan kontrol orang tua pada perangkat anak.
- Berkomunikasi secara terbuka: Bicarakan dengan anak mengenai bahaya judi online. Jelaskan pada mereka bagaimana jenis permainan ini dapat merugikan, baik secara psikologis maupun finansial.
- Berikan alternatif hiburan: Alihkan minat anak ke kegiatan yang lebih positif seperti olahraga, seni, atau hobi lain yang dapat mengembangkan potensi diri mereka tanpa risiko negatif.
Dengan pengawasan yang baik dan sikap proaktif, orangtua dapat berperan penting dalam melindungi anak dari bahaya yang tampak sepele namun dapat berdampak besar. Di balik layar gim online yang tampak menarik, ancaman serius dapat mengintai.
Mari bersama menjaga generasi muda dari jerat judol dan memastikan lingkungan digital yang aman bagi mereka. (berbagai sumber/Nur Amalina/Z-1)