Tuan World Steel Assosciation ECO ke-19, GRP Perkuat Keberlanjutan Industri Baja Global

14 hours ago 3
Tuan World Steel Assosciation ECO ke-19, GRP Perkuat Keberlanjutan Industri Baja Global Chief Transformation Officer GRP (tengah), Kelvin Fu, bersama Head of Environment and Climate Change, Worldsteel, Åsa Ekdahl, (kanan), dan Chairman worldsteel ECO, José Fonrouge, (kiri).(Dok.Istimewa)

PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) menjadi tuan rumah pertemuan tahunan World Steel Association Environment Committee (ECO) ke-19 di Jakarta. Kegiatan ini mempertemukan para pemimpin industri baja global, perwakilan pemerintah, dan pakar lingkungan yang tergabung dalam asosiasi worldsteel.

Selain itu, juga menjadi platform utama untuk diskusi tingkat tinggi mengenai keberlanjutan, tantangan lingkungan, dan kemajuan teknologi di sektor baja, serta memperkuat komitmen industri terhadap masa depan yang lebih rendah karbon.

Chief Transformation Officer GRP, Kelvin Fu, mengatakan dengan menjadi tuan rumah pertemuan ECO Worldsteel ke-19, GRP semakin memperkuat kepemimpinannya dalam upaya dekarbonisasi industri baja di Asia Tenggara. "Juga, membuktikan sektor baja yang berkelanjutan dan kompetitif dapat dicapai melalui kolaborasi, inovasi, dan komitmen bersama," kata dia.

Delegasi worldsteel ECO dipimpin langsung José Fonrouge, Senior Sustainability Global Director di Ternium dan Chairman worldsteel ECO. Selain itu, turut hadir Åsa Ekdahl, Head of Environment and Climate Change di worldsteel, serta Felipe Maciel, Manager of Environment and Climate Change di worldsteel.

"Kehadiran mereka menegaskan pentingnya kolaborasi industri dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang akan mempercepat transisi menuju produksi baja yang berkelanjutan," ungkapnya.

Dalam pertemuan ini, disampaikan berbagai presentasi dan diskusi panel yang mendalam. Antara lain oleh pejabat pemerintah, pemimpin industri, dan pakar global, dengan fokus pada aspek utama dekarbonisasi industri, teknologi pengurangan karbon, serta kerangka regulasi.

Kelvin Fu juga menyoroti peran penting GRP dalam memajukan agenda dekarbonisasi industri baja di Indonesia. Ia menyampaikan perjalanan menuju transformasi lingkungan tidak bisa dilakukan sendiri.

”Bermitra dengan worldsteel sangat penting dalam membimbing GRP, terutama melalui program seperti StepUp, yang memberikan kami alat dan wawasan untuk menghadapi kompleksitas produksi baja berkelanjutan," kata Kelvin.

"Kami menyadari betapa berharganya belajar dari yang terbaik di industri ini. Komitmen worldsteel terhadap kolaborasi dan inovasi memberdayakan kami untuk merangkul transisi menuju masa depan lebih rendah karbon, membuktikan pemain baru pun dapat menjadi pemimpin dalam upaya global menuju pengelolaan lingkungan yang lebih baik," ujar Kelvin.

Pada acara yang sama, Andi Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian, menjelaskan kebijakan pemerintah dalam mendukung transisi hijau.

Termasuk di dalamnya, insentif keuangan bagi perusahaan yang menerapkan teknologi rendah karbon, regulasi yang mendorong manufaktur berkelanjutan, serta pentingnya Standar Industri Hijau di Indonesia dalam membentuk praktik produksi yang bertanggung jawab.

Sementara itu, Direktur Eksekutif IISIA, Harry Warganegara, membahas tantangan dan peluang dalam produksi baja rendah karbon di Indonesia. Ia menekankan transisi menuju teknologi Electric Arc Furnace (EAF) merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk mengurangi emisi sekaligus memenuhi permintaan baja domestik dan internasional.

José Fonrouge, Senior Sustainability Global Director di Ternium dan Chairman worldsteel ECO, menyatakan industri baja sepenuhnya mendukung tujuan dari Paris Agreement.

”Kami berkomitmen terhadap masa depan yang lebih rendah karbon. ECO menjadi wadah mempercepat transformasi industri. Kami sangat berterima kasih kepada GRP atas keramahan yang ditunjukkan sebagai tuan rumah dalam mempertemukan komunitas baja global guna mencapai tujuan ini," ujarnya.

Sementara itu, Åsa Ekdahl, Head of Environment and Climate Change di worldsteel, menambahkan pemerintah, industri baja, dan pemangku kepentingan lain harus berkolaborasi erat untuk mengatasi tantangan teknologi dan ekonomi agar transisi menuju baja rendah karbon dapat berjalan efektif.

Ia berharap dengan menjadi tuan rumah Pertemuan ECO Worldsteel ke-19, GRP semakin memperkuat kepemimpinannya dalam upaya dekarbonisasi industri baja di Asia Tenggara, sekaligus membuktikan sektor baja yang berkelanjutan dan kompetitif dapat dicapai melalui kolaborasi, inovasi, dan komitmen bersama. (Ant/E-2)

Read Entire Article
Global Food