International Women’s Day 2025, Perempuan Partai Buruh Buat 10 Tuntutan

8 hours ago 3
International Women’s Day 2025, Perempuan Partai Buruh Buat 10 Tuntutan ara perempuan pekerja, dan aktivis melakukan aksi damai memperingati Hari Perempuan Internasional 2025 di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (09/3/2025(MI/Usman Iskandar.)

PEREMPUAN Partai Buruh memperingati International Women’s Day (IWD) 2025 dengan menggelar aksi damai di Patung Kuda, Jakarta, Minggu (9/3) sore. Mengusung tema “Perempuan Pekerja, Membangun Persatuan Partai Politik Kelas Pekerja”, perempuan Partai Buruh menyatakan 10 tuntutan.

Wakil Presiden Perempuan Partai Buruh Jumisih mengatakan International Women’s Day (IWD) bukan sekadar perayaan. Menurutnya, IWD 2025 merupakan momentum untuk menegaskan kembali bahwa kebebasan, kesetaraan, dan keadilan sosial hanya dapat diwujudkan melalui perjuangan kolektif perempuan. 

“Sayangnya, hingga saat ini, perempuan kelas pekerja di Indonesia masih menghadapi eksploitasi dan ketidakadilan struktural yang dilegitimasi oleh negara,” kata Jumisih dalam keterangannya.

Jumisih menambahkan, banyak faktor yang tidak berpihak pada pekerja perempuan seperti kapitalisme global, krisis iklim, serta kebijakan ketenagakerjaan. Hal itu makin memperburuk kondisi perempuan, baik di tempat kerja maupun dalam ruang domestik. 

Saat ini, katanya, buruh perempuan di berbagai sektor masih dibayar rendah, mengalami diskriminasi, dan menghadapi risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak atas nama efisiensi. 

“Belakangan ini, ribuan buruh, mayoritas perempuan, kehilangan pekerjaan akibat PHK massal di berbagai perusahaan seperti PT Sritex, PT Tunjungan Crystal Hotel, PT Bapintri, PT Yamaha Music Manufacturing Asia, PT Wahyu Pradana Bina Mulya dan lainnya," ujar Jumisih.

"Selain itu, kebijakan fleksibilitas kerja semakin membuat perempuan pekerja rentan terhadap eksploitasi, seperti yang kasus yang terjadi pada pekerja perempuan PT Amos Indah Indonesia, yang saat ini tengah memperjuangkan status kerja setelah mereka bekerja selama lebih dari 10 tahun sebagai pekerja kontrak," imbuhnya.

Berikut ini 10 tuntutan perempuan Partai Buruh dalam peringatan IWD 2025:

  • Tuntutan perlindungan pekerja di sektor rentan, salah satunya dengan segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Pekerja Rumah Tangga.
  •  Penerapan kebijakan ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan, dengan menjamin kesetaraan upah antara perempuan dan laki-laki.
  •  Jaminan perlindungan bagi buruh perempuan, termasuk pemberian upah layak tanpa diskriminasi, hak cuti haid dan cuti melahirkan yang tidak mengurangi hak finansial dan karier, serta perlindungan dari pelecehan seksual.
  • Penghapusan sistem kerja fleksibel (kontrak/outsourcing)  yang merugikan buruh perempuan.
  •  Pengakuan dan dukungan terhadap kerja-kerja reproduktif perempuan.
  •  Penegakan hukum yang lebih kuat terhadap eksploitasi tenaga kerja perempuan dan dampak negatif industri ekstraktif terhadap lingkungan.
  •  Kebijakan efisiensi jangan menghilangkan akses  jaminan sosial perempuan pekerja. 
  • Berikan Fasilitas penitipan anak (Daycare) yang realistis, dengan insentif pajak atau subsidi bagi pekerja. 
  •  Keterwakilan perempuan dalam parlemen harus substantif, bukan sekadar simbolis. 
  • Buka ruang partisipasi perempuan kelas pekerja dalam politik elektoral. 

Acara peringatan IWD 2025 diisi dengan berbagai kegiatan, selain orasi politik dan penampilan seni. Ada pembagian takjil dan bibit pohon kepada warga sebagai simbol perlawanan terhadap eksploitasi alam dan tenaga kerja perempuan. Lalu, ada tausiyah sebagai refleksi perjuangan perempuan dalam sejarah dan masa kini. Kemudian ditutup dengan pembacaan manifesto perempuan Partai Buruh. 

"Perempuan Partai Buruh mengajak seluruh buruh perempuan, aktivis, dan elemen masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan kebijakan ketenagakerjaan yang lebih adil dan berkelanjutan. Hanya dengan bersatu, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi perempuan pekerja dan generasi mendatang," pungkasnya. (H-4)
Published By Indriyani Astuti (9/3/2025, 19.42.24)

Read Entire Article
Global Food